Sudah 3 minggu sejak Jaemin sekolah di SM Neo Highschool. Semuanya semakin familiar untuk Jaemin.
Dimulai dari hujatan untuk Renjuni, Jaemin ingin sekali menghentikan hal itu, tapi dia tidak bisa membungkam mulut-mulut sampah mereka, jadi yang dia lakukan, hanya mengalihkan perhatian Renjuni, seperti mengajaknya berbicara agar gadis itu mengabaikan umpatan anak-anak tentangnya. Walaupun itu tidak berguna, karena sebenarnya, Renjuni memang selalu mengabaikan mereka. Tapi kan tidak ada salahnya Jaemin mencoba sedikit mengalihkan, karena dia tau, mengabaikan bukan berarti tidak kepikiran disaat sedang sendiri.Dan soal Jaemin yang penasaran dengan Renjuni, dia rasa jalannya semakin mudah sekarang. Apalagi sejak Renjuni kerja di toko bunga milik eomma nya, Jaemin jadi sedikit lebih sering berinteraksi dengan Renjuni.
Setiap harinya, Jaemin selalu mencoba peruntungannya untuk mengajak Renjuni pulang bersama, walaupun yang disetujui oleh gadis itu cuma dua kali. Benar-benar tidak mudah membujuk gadis keras kepala seperti Huang Renjuni.
Dan hari ini, Jaemin kembali mencoba peruntungannya, dia harus pintar-pintar mencari alasan agar Renjuni menerima tawarannya.
"Pulang bersama..."
" Tida–"
"Kau harus cepat sampai Toko...tadi eomma mengirim pesan padaku, katanya dia tiba-tiba sakit perut entah kenapa, dan harus segera pulang, jadi dari Sekolah kau harus langsung ke Toko."
Itu benar, Jaemin tidak sedang mengarang cerita. Tadi eomma nya mengirim pesan untuk menyuruhnya menyampaikan kepada Renjuni, kalau gadis itu harus cepat datang ke Toko.
Tapi yang namanya Renjuni itu sulit sekali percaya, jadi dia sekarang menatap Jaemin dengan tatapan curiga.
"Yak! Kenapa melihatku seperti itu? Kau pikir aku bohong? Kau pikir aku sedang mencari kesempatan untuk dekat denganmu?"
Renjuni mendengus, "aku tidak mengatakan hal itu...kenapa? Kau ingin dekat denganku?"
Terlihat Jaemin sedikit gugup setelah Renjuni bertanya seperti itu, untuk menutupi rasa gugupnya, Jaemin berdehem, "tentu saja tidak! Untuk apa mendekati orang yang tidak ingin didekati? Buang-buang waktu."
Setelah mengatakan hal itu, Jaemin keluar kelas lebih dulu, membuat Renjuni mendengus dan mengikutinya di belakang.
"Na Jaemin..."
Jaemin sedikit menoleh ke belakang, saat Renjuni memanggilnya.
"Apa?"
"Aku akan ke toilet sebentar...kau bisa ke parkiran lebih dulu."
"Hmm." Jaemin melanjutkan langkahnya menuju parkiran, sedangkan Renjuni berbelok menuju toilet, dia tiba-tiba kebelet buang air kecil.
Renjuni sedang mencuci tangannya saat tiba-tiba suara seseorang terdengar, membuatnya menghela napas.
"Apa kau merasa sangat hebat...sehingga kau bisa mendekati Jaemin seperti itu?"
Mendekati Jaemin? Renjuni ingin sekali terkekeh sinis, tapi dia menahannya. Terlalu malas kalau Minju tersinggung dan memperpanjang masalah, jadi Renjuni memilih untuk berjalan, mengabaikan Minju yang menatapnya sinis, dan juga Siyeon yang setia berdiri di samping gadis itu.
"Harusnya kau sadar, manusia kotor sepertimu tidak pantas berdekatan dengan Jaemin...bahkan dengan siapapun kau tidak pantas Huang."
Kalimat itu membuat langkah Renjuni terhenti, dan berbalik menatap Minju yang juga tengah menatapnya dengan tatapan mengejek.
"Kenapa? Kau tersinggung? Kau memang kotor...kau hanya seorang gadis yang sudah rusak."
"Minju-ya...sebaiknya kita keluar dari sini, aku harus segera pulang–" Ucapan Siyeon terpotong saat Renjuni tiba-tiba berjalan mendekat dan berdiri tepat di hadapan Minju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Monster//Jaemren
Fanfiction[Slow Update] beberapa orang selalu menilainya dengan "kata orang" sebagai tolak ukurnya. "kata orang, dia sangat tidak sopan" "kata orang, dia benar-benar orang yang buruk" "kata orang, dia penjahat kecil dengan kejahatan yang sangat besar" "kata...