11

453 69 0
                                    

Jaemin mengerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang memasuki netranya.
Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil, saat matanya menangkap wajah gadis cantik yang berjarak begitu dekat dengan wajahnya.

Renjuni begitu polos seperti bayi saat sedang tertidur, berbeda lagi kalau dia bangun. Sinis dan dingin.
Jaemin terkekeh kecil membayangkan wajah kesal gadis yang sekarang sedang memeluk pinggangnya itu.

Tengah malam tadi, Jaemin bangun dari tidurnya. Dan dia melihat Renjuni tidur dengan posisi duduk karena harus memangku kepalanya.

Gadis itu pasti merasa tidak nyaman dan akan pegal-pegal kalau terus dalam posisi itu. Jadi, karena tidak tega, Jaemin mengubah posisi Renjuni menjadi tidur di sampingnya, dan menutupi tubuh gadis itu dengan selimut yang dipakainya.

Senyum Jaemin semakin lebar saat merasakan pelukan Renjuni begitu erat, mungkin karena kedinginan.
Sekarang baru pukul 5 pagi, mereka berangkat sekolah jam 7, jadi Jaemin sengaja belum mau membangunkan Renjuni.

"Cantik..." Gumam Jaemin. Dia menatap setiap inci wajah Renjuni yang begitu sempurna. Mulai dari mata indahnya yang tertutup nyaman, memperlihatkan bulu matanya yang panjang dan indah. Hidungnya yang mancung dan kecil, juga bibir tipisnya yang merah alami.
Didorong oleh rasa penasarannya, jemari Jaemin menyentuh bibir yang terlihat basah dan merekah itu. Persis seperti buah cherry yang dibasahi oleh embun, terlihat begitu segar.

Jantung Jaemin berdebar kencang saat telunjuknya berhasil menyentuh bibir  Renjuni. Lembab dan dingin.

"Apa yang kau lakukan?"

Jaemin tersentak dan dengan cepat menarik tangannya dari bibir Renjuni, saat gadis itu tiba-tiba membuka matanya dan bertanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Eh? A-aku...ehem maaf sudah lancang." Ucapnya menatap langsung ke arah mata Renjuni yang kini sudah terbuka sepenuhnya, membalas tatapannya.

Renjuni tidak membalas ucapan Jaemin, dia mengerjapkan matanya dan seketika melotot saat sadar posisinya dengan Jaemin begitu dekat.
Bahkan dia memeluk pinggang Jaemin.

Dengan tergesa, Renjuni mencoba bangun. Tapi Jaemin menariknya membuat tubuhnya kembali jatuh. Bahkan sekarang sebelah pipinya tepat di atas dada Jaemin.

"Le-lepas Jaemin-ssi..."

Renjuni berusaha melepaskan diri dari dekapan Jaemin, tapi laki-laki itu semakin mengeratkan tangannya melingkari pinggang rampingnya.

"Biarkan seperti ini sebentar saja...aku kedinginan." Bisik Jaemin.

"Ka-kau bisa menggunakan selimut!" Suara Renjuni begitu ketus, tapi juga sedikit gugup.

Tapi Jaemin tidak kalah keras kepala darinya, laki-laki itu tidak peduli. Dia masih tidak mau melonggarkan pelukannya.
Akhirnya Renjuni diam, dia berusaha menahan gejolak aneh yang memenuhi dadanya.
Disisi lain, dia merasa takut. Tapi, tidak bisa dipungkiri, pelukan Jaemin terasa begitu hangat dan nyaman.

Renjuni sudah lama tidak merasakan pelukan sehangat ini. Walaupun pelukan Kyungsoo ssaem yang sudah dia anggap seperti ayahnya itu juga terasa hangat dan membuatnya merasa dilindungi. Tapi ini beda, hangatnya pelukan Jaemin itu berbeda. Renjuni tidak bisa menjelaskannya.

"Renjuni..."

Panggilan Jaemin membuat Renjuni tersentak dari lamunannya. Dia refleks mendongak, membuat wajahnya begitu dekat dengan wajah Jaemin.

Mata mereka terpaku satu sama lain.
Dan seperti terbawa suasana, Jaemin mendekatkan wajahnya. Membuat jantung Renjuni berdetak tidak normal.
Dia takut, ingin mendorong Jaemin tapi seketika tubuhnya lemas dan gemetar.

Little Monster//JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang