14

445 68 4
                                    


Renjuni duduk di lantai sambil bersandar di ranjangnya.
Dia sedang bertelponan dengan Kyungsoo ssaem. Dan dia sengaja mengaktifkan loudspeaker, agar suasana di kamarnya tidak terlalu sepi.

"Renjuni...."

"Juni-ya..."

Renjuni tersentak, dia melamun lagi.
Dan panggilan itu, entah kenapa dia jadi teringat pada Jaemin, yang tiba-tiba memanggilnya seperti itu tadi pagi.

"Iya Appa? Maaf aku melamun tadi..."

"Appa bertanya, apa kau sudah makan?"

Renjuni mengangguk sambil tersenyum. Tapi seketika dia tersadar, ini hanya voice call jadi Kyungsoo ssaem tidak bisa melihatnya mengangguk.

"Aku sudah makan Appa...aku rindu masakan Appa~"

Renjuni merengek, dia hanya terlalu lelah hari ini. Pikirannya kacau karena informasi yang diberikan Mark, mengenai kepulangan orang itu.
Renjuni ingin menjadi anak normal yang sesekali merengek pada ayahnya nya saat dia merasa lelah seperti sekarang.

Di seberang sana, Kyungsoo ssaem terkekeh mendengar rengekan dari putri cantiknya.

"Apa Appa harus ke rumahmu sekarang? Dan memasakkan makanan kesukaanmu?"

Mendengar itu mampu membuat bibir Renjuni menarik sebuah senyuman lagi. Dia merasa sedikit lebih baik setelah mendengar nada suara Appa nya yang terdengar begitu perhatian.

"Aishhh...ini sudah hampir jam sepuluh malam. Aku tidak ingin Appa kedinginan karena keluar rumah saat cuaca dingin seperti ini, nanti Appa bisa sakit."

Renjuni aslinya memang banyak bicara seperti saat ini. Dia akan menjadi cerewet kalau menyangkut kesehatan orang-orang yang dia sayangi. Dulu dia juga begitu kepada Baba dan Mamanya.
Mengingat kedua orang tersayangnya itu, membuat Renjuni tersenyum miris dengan mata yang berkaca-kaca.

"Appa...pergilah tidur, besok Appa harus mengajar. Jangan sampai kurang tidur." Ujar Renjuni, dia hanya tidak ingin Appa nya itu tau kalau dia menangis lagi.

Walaupun percuma, karena Kyungsoo ssaem sangat peka terhadap putri kesayangannya itu.
Dia tau Renjuni kembali menangis, hanya dengan mendengar sedikit getaran pada suaranya.

"Hm... Appa akan tidur sekarang. Kau juga langsung tidur setelah ini, Appa menyayangimu."

"Aku juga menyayangi Appa."

Setelah itu panggilan terputus. Isakan menyakitkan penuh kerinduan dan juga penyesalan itu kembali memenuhi kamar gadis itu.

Renjuni amat sangat lelah. Ada kalanya dia ingin menyerah, tapi tidak! Dia tidak bisa menyerah sekarang. Dia belum membalas  kesakitan orang tuanya.

Walaupun sekarang pikirannya terbagi karena berita kepulangan orang itu. Tapi tekad Renjuni kuat.
Kalau pun dia akan pergi, itu setelah dia membuat orang gila yang egois itu membayar atas kematian orang tuanya.

Drrttt Drrttt

Renjuni mengambil ponselnya yang dia letakkan di lantai.
Melihat siapa kira-kira yang menelponnya lagi.
Dan keningnya mengerut saat melihat nama Jaemin yang melakukan panggilan video.

Renjuni memilih untuk mengabaikannya, tapi Jaemin adalah orang yang gigih.
Dia tetap mengulang panggilannya berkali-kali, membuat Renjuni menghapus air matanya, dan akhirnya menjawab panggilan itu.
Padahal dia bisa memilih untuk menonaktifkan ponselnya.

"Kau sangat lama menjawab panggilan ku."

Terlihat wajah Jaemin yang dibuat-buat seperti sedang merajuk. Membuat Renjuni mendengus geli.

Little Monster//JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang