Jangan lupa untuk ninggalin jejak di setiap paragraf cerita ini, yaa.
Happy reading
"Mau ke kantin gak?" tanya Shabina kepada sahabat nya yang sedang membereskan buku buku.
"Ayo gue udah laper banget." Vanya yang sudah memasukkan tempat pensil nya kedalam tas pun lantas berdiri.
"Gue disini aja deh," tolak Dinda cepat.
Bukan nya ga lapar tapi Dinda memang sangat tidak suka kerumunan. Ada trauma di hidupnya yang membuat dia menjadi anti sosial seperti ini.
"Tenang aja Din kita gak bakalan biarin lo di gangguin cowok cowok di kantin," ucap Anela demi meyakinkan Dinda agar tetap ikut dikantin.
"Yaudah deh," putus Dinda.
Setelah mengatakan itu mereka menatap Thalia. Gadis itu baru saja menutup botol air minum nya yang berbentuk Minions dan bersiap untuk berdiri.
"Lo Thal?" tanya Angel cewek blasteran Indonesia-Australia itu kepada Thalia.
"Kalian duluan aja gue mau ke kelas IPS 3."
"WHAT?!" teriak mereka dengan kompak.
Siswa yang masih berada di kelas IPA 1 itupun langsung melihat kearah mereka dengan tatapan kaget.
"Kenapa teriak anjir tuh liat semua liatin kita," ketus Thalia saat mendapat tatapan teman teman nya yang berada dikelas.
"Itu kelas nya Athala kan?" tanya Anela memastikan.
"Iya, tadi pas selesai upacara gue disuruh pak Dahlan buat manggil Athala sama teman teman nya buat ke ruang BK," jelas Thalia terhadap teman teman nya.
"Loh ngapain mereka dipanggil buat ke BK?" tanya Dinda sambil menunggu jawaban dari Thalia.
"Aduh Din lo gak perlu heran gitu kali kalau Athala dengan temen temen nya dipanggil ke BK, kan mereka emang biang kerok sekolah kita," balas Vanya.
"Lo gak boleh gitu Van walaupun Athala dan geng nya itu suka bikin onar tapi dia selalu ngelindungin sekolah kita," balas Anela.
"Lo gak inget Nel pas kita kelas 10 mereka pernah kan, buat sekolah kita jadi kacau?" tanya Vanya.
"Itu udah berlalu anjir Van!"
"Tapi tetep aja Bin," imbuh Vanya tak ingin kalah.
Anela yang ingin membalas Vanya pun terdiam. Jika sudah begini kalau ditindak lanjuti pasti akan lebih panjang apalagi lawan nya Vanya, yang tidak ada habisnya.
Vanya memang dalam kata pelajaran tidak terlalu pintar tetapi disaat ada teman nya yang sedang ada masalah atau di-bully, Vanya lah yang harus diandalkan dalam hal seperti itu.
"Udah ah lagian gue cuma disuruh manggil dia doang kalian tunggu aja gue dikantin," ujar Thalia lalu bergegas menuju ke kelas IPS 3.
***
Thalia meneruskan langkah nya menelusuri koridor dan menaiki tangga sekolah yang cukup sepi karena banyak siswa yang berada di kantin bawah.
Sesampainya didepan kelas IPS 3 Thalia melihat Ijal yang sedang membuang bekas botol minuman ke tempat sampah.
"Ijal Athala nya ada gak?" Mendengar suara Thalia Ijal pun berbalik dan melihat tatapan terkejut dengan wanita cantik didepan nya ini.
Biasalah buaya.
"Eh neng Thalia nyariin aa Athala ya tuh ada didalem lagi ngorok," balas Ijal sambil menunjuk ke dalam kelas dengan menggunakan dagunya.
Setelah itu Thalia memasuki kelas IPS 3 disertai dengan Ijal dibelakang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...