53. SURPRISE!

6.6K 192 6
                                    

Part yang akan datang udah Epilog guys!!!!!

Puasin bacanya untuk part iniii.

Loveee <333

Happy reading

Anela menunduk dan mencari coklat yang tadi ia simpan di atas meja. Bola matanya melotot seketika melihat Vanya yang ternyata mengambilnya.
"VANYA, COKLAT GUE JANGAN LO MAKAN!" seru Anela saat melihat coklatnya digenggam oleh Vanya. Gadis itu sedikit lagi hampir memakannya jika Anela tidak dulu berteriak.

Anela lalu merampas coklat tersebut. "Ih, kan lo udah punya tadi," ujarnya.

"Lah iya? Gue udah makan coklat?" tanya Vanya seolah lupa.

"Iye Vanya! Tuh liat, pembungkus coklat lo." Shabina menunjukkan sebungkus coklat yang berada di tempat sampah.

Vanya cengengesan. "Gue lupa," katanya dengan melebarkan senyumannya. "Kalau gitu, gue boleh minta lagi gak?"

"Nggak. Udah habis Van," balas Thalia.

Para gadis-gadis cantik itu sedang berada di rumah Shabina karena gadis itu hari ini berulang tahun yang ke tujuh belas. Mereka berniat merayakannya kecil-kecilan agar Shabina tidak akan merasa sendiri di hari kebahagiaannya. Shana, Ibu dari Shabina. Ia hanya memesan makanan, salah satunya ada coklat yang teman-teman Shabina makan saat ini. Wanita itu tidak pulang sama sekali dari tempat kerjanya walaupun ada Shabina yang berulang tahun di rumah.

Meski begitu, Shabina tak apa-apa. Lagi dan lagi, hal ini sudah biasa untuknya. Ia bukan sosok anak kecil yang merengek jika tidak didampingi Ibunya. Shabina merasa dirinya sudah besar, harus berani dan mandiri.

Di sisi lain, ada Angel dan Dinda yang sibuk mengambil minuman. Entah mengapa cuaca hari ini sangat panas, walaupun di pagi hari. Di atas meja telah siap berbagai minuman, banyak minuman bersoda maupun tidak bersoda.

"Bin, gue minum ya. Soalnya panas banget," ujar Angel meminta izin.

Shabina terkekeh pelan lalu menjawab, "Yaelah Angel, minum aja kali. Nggak usah bilang dulu, anggep rumah sendiri."

"Din, lo mau yang mana?" tanya Angel.

"Yang warna merah deh gue," jawab Dinda.

Angel pun dengan senang hati memberikannya kepada Dinda. "Nih minuman lo. Warna merah, warna cinta," ucap Angel cekikikan.

"Semerah cintaku ke dia," sahut Vanya.

"Siapa tuh?" tanya Shabina tidak sabar. "Lo punya pacar Van?"

"Lo kira gue jomblo gitu?!"

"Tapi emang iya sih..." lanjut gadis itu dengan menunduk menatap lantai.

"Jaman gini belum punya pacar? Cari dong!" seru Shabina.

"Gue udah cari kemana-mana. Tapi jodoh gue tetep gak kelihatan, mungkin ngumpet kali, ya?" Vanya bertanya-tanya.

Thalia mengelus-elus pundak Vanya yang kebetulan berada di sampingnya. "Sabar Van. Kalau jodoh mah pasti dateng sendiri," ucap Thalia.

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang