29. OLIMPIADE SAINS NASIONAL

4.7K 266 59
                                    

YEYYY HAPPY 4K READERS ATHALA!

MAKASIH BANYAK BUAT YANG MASIH SENANG MEMBACA CERITA INIII.

JANGAN LUPA BAGIIN KE TEMAN-TEMAN KALIAN UNTUK IKUT BACA YAAA.

SEMOGA ATHALA SEMAKIN NAIK, AAMIIN.

LOV U<3

Happy reading

Bogor, pukul dini hari. Thalia terbangun saat mendengar alarm nya. Gadis itu lalu mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat subuh. Ia harus banyak berdoa agar hari ini, esok, dan seterusnya dilancarkan segala urusannya.

Tidak lupa juga untuk mengirim kan doa kepada sang Ayah. Waktu Ivan masih hidup, pria itu sangat dekat dengan Thalia. Melebihi Tasya sendiri. Maka dari itu Thalia sangat merasa terpukul atas kepergian Ayahnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, rasa itu digantikan dengan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.

Setelah sholat, barulah gadis itu mandi. Olimpiade akan dilaksanakan pada jam 08.00 wib. Namun bukan Thalia orangnya bila lebih tertib dalam melakukan segala hal.

Hotel yang di pesan Rivano adalah hotel bintang lima yang berada di Bogor. Kualitas nya tidak perlu diragukan lagi. Semua fasilitas nya tersedia. Harganya? Tidak perlu ditanyakan lagi. Satu malam saja sudah bisa membeli handphone.

Tok tok

Thalia sudah rapi. Rambut nya yang diikat dan dilapisi oleh jepitan. Serta gelang pemberian Athala yang ia masih gunakan sampai saat ini melekat di tubuh gadis itu.

"Shaka ini Thalia! Lo udah belum?" ujar Thalia di balik pintu.

"Bentar lagi Thal! Gue pasang dasi," teriak Shaka dari dalam sana.

"Oke deh! Gue tunggu di bawah ya, pak Rivano udah ada di bawah juga." Thalia sangat antusias untuk hari ini. Biarpun bukan ini yang pertama kali baginya, tapi ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Iya Thal!"

Gadis itu dengan semangat berjalan berserta tangan yang ia sengaja ayunkan ke udara. Thalia lalu memasuki lift yang masih kosong. Kemudian ia mengambil ponsel dari tas nya yang terus berdering daritadi.

"Athala nelfon 21 kali?!" pekik Thalia tidak percaya.

Buru-buru ia membuka layar kunci dan menekan tombol telfon pada akun Athala.

Panggilan terhubung!

Menampilkan wajah baru bangun tidur Athala. Laki-laki itu masih berada di dalam selimut. Tapi kenapa menelfon?

"Atha!" panggil Thalia namun tidak ada jawaban.

"Athala!" ulangnya sekali lagi.

"Hm." Athala bergumam kecil dengan suara serak.

"Lo masih di dalam selimut kok nelfon gue? 21 kali lagi!"

"Gue gak tidur karena mikirin lo!"

"Gue mau ucapin semangat. Tapi lo gak jawab telfon gue. Gue tungguin sampai sekarang, akhirnya lo nelfon."

Kalimat itu membuat hati Thalia sedikit menghangat sekaligus terkejut. Bahkan hal seperti ini saja Athala masih memperhatikan nya.

"Ya gak gini juga Atha. Lo gak tidur dari semalem?" Pintu lift terbuka. Thalia lalu keluar dengan benda pipih itu yang terus menempel di telinganya.

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang