Kita adalah remaja yang sedang dimabuk cinta.
Happy reading
"Kapan selesai sih Thal?"
"Sabar Atha, dikit lagi."
"Jangan deket-deket dia," ucap Athala pada Thalia seraya memicingkan matanya.
"Iya!"
"Jaga jarak," peringat Athala lagi.
"Kamu udah kayak protokol kesehatan!"
Athala masih setia menunggu pacarnya yang sedang melakukan rapat osis. Ia terus saja memperhatikan gerak-gerik Shaka. Kalau sampai laki-laki itu menyentuh- Bahkan berbicara walaupun sedikit dengan Thalia, Athala janji. Shaka tidak akan selamat hari ini.
Setiap melihat wajah Shaka, rasa ingin menghabisi laki-laki itu terus terpikirkan oleh Athala. Athala seseorang yang tidak gampang lupa ataupun mudah memaafkan. Semasa ia hidup, dirinya selalu dimanjakan. Tidak ada yang pernah membantah dan berani memerintah lelaki itu.
Dari jarak kurang lebih dua meter, Athala dapat melihat dengan jelas Thalia yang sedang menerangkan. Rencananya sekolah SMA GARUDA BANGSA akan melakukan kegiatan berupa kunjungan kepada panti asuhan dan panti jompo. Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari berturut-turut.
"Seperti yang sudah kami infokan, sekolah kita akan mengadakan kegiatan kunjungan ke Panti Asuhan dan Panti Jompo. Adapun tujuan nya yaitu, untuk menumbuhkan rasa simpati dan empati serta kepedulian sosial dalam masyarakat," ucap Thalia.
"Dana yang telah dikumpulkan para siswa senilai, seratus lima puluh juta rupiah. Ini akan kami pakai untuk membeli kebutuhan yang telah dilist oleh panitia panti." Shaka menyambung ucapan Thalia. Laki-laki itu enggan melirik Thalia yang jelas-jelas berada disampingnya. Karena ia sadar, tindakannya selama di Bogor itu salah.
"Bagi yang masih belum paham, boleh bertanya."
"Izin bertanya Kak." Seseorang mengangkat tangannya. Hal itu membuat Shaka dan Thalia mengangguk.
"Dalam kegiatan bakti sosial ini, apakah kami semua ikut serta? Atau hanya perwakilan aja?"
"Untuk yang ikut dalam kegiatan ini, kami hanya memakai perwakilan dari setiap kelas ya. Nanti wali kelas kalian yang akan milihin, jadi bukan anggota osis," jawab Thalia. Athala yang sedang duduk lantas tersenyum bangga. Thalia begitu perfect di matanya.
"Oh, begitu ya. Terima kasih."
"Sama-sama. Yang lain ada mau bertanya?"
"Saya Kak!" seru adik kelas yang menjadi anggota osis juga.
"Kita pakaian seragam sekolah atau boleh bebas?"
"Kita pakai seragam sekolah ya."
"Oke Kak, terima kasih!"
Thalia mengangguk, lalu ia bertanya, "Ada lagi?"
Keadaan ruangan ini hening. Tidak ada lagi yang mengangkat tangan. Tetapi, sedetik kemudian, laki-laki yang duduk di pojok mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
"Saya," sahut Athala.
Dahi Thalia mengerut heran. Tidak biasanya Athala antusias dalam kegiatan sekolah. Athala pikir, itu membosankan.
"Iya, kenapa?" tanya Thalia.
"Kapan selesainya?"
Thalia mendengus. Ternyata dirinya terlalu berekspektasi tinggi pada pacarnya sendiri. Kemudian gadis itu maju, mengikis jarak antar mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...