Kurang dari lima chapter lagi Athala udah ending guys!!!
Kalian tim happy end atau sad end?
Kira-kira Athala bakal happy end gak yaa..
Happy reading
Setelah sekian lama Arbani tidak meramaikan jalanan lagi, akhirnya hari itu tiba. Mereka akan melakukan night ride, atau malam dimana mereka berkeliaran dengan suara deru-deru motor yang menghiasi malamnya kota Jakarta. Ditemani dengan lampu jalan yang menyala, dan Athala yang memimpin malam ini. Ia tidak hanya berenam saja, namun Arbani mengundang anak geng motor lainnya untuk ikut bersama mereka. Dengan sifat royal Athala yang akan membiayai seluruh makanan dan minuman untuk malam hari ini.
"Kagak sabar dah gue," sahut Bagas. "Rame kagak ya yang ikutan?"
"Rame lah bego! Lo aja entar palingan cuma nyempil di barisan." Ijal menjawab.
Bagas menghembuskan nafasnya menatap Ijal. Lalu laki-laki itu berucap, "Emang gue semut apa ya."
"Lo buaya," jawab Alan.
"Lebih tepatnya buaya darat!" tambah Ijal lagi.
"Gue mah dinamain apapun gak papa. Nanti gue suruh emak buat potongin kambing lagi, ganti nama. Nama apa yang cocok untuk kawanmu ini kawan?" tanya Bagas.
"Satria," sahut Alan yang membuat Bagas menoleh menatapnya. "Satria?"
"Nama anjing gue."
Di lain sisi sudah ada Ijal yang siap untuk tertawa. Ia menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak menimbulkan suara yang dapat menambah amarah Bagas. Muka laki-laki itu memerah, apalagi ia tidak sengaja menangkap wajah bengong Bagas.
"ANJING!" Ijal bersorak. Tawa laki-laki itu akhirnya terdengar. Ijal memegangi perutnya yang terasa nyeri, lalu ia menepuk pundak Bagas tanpa rasa bersalah. "Sat, Sat. Bagasat! Bagas, dan Satria anjingnya Al," goda Ijal tak ada habisnya.
"Lo lama-lama gue buang ye," kata Bagas.
"Buang kemana?" Ijal menanya.
"Hutan Amazon," balas Bagas.
"Udah pada dateng semua?" tanya Athala pada Reja.
"Tinggal satu lagi bos," jawab Reja.
"Hitung semuanya ada berapa orang. Biar kita nggak kesusahan nyarinya kalau ada yang keluar dari rute." Reja lalu mengangguk mengerti.
"Belum apa-apa gue dah haus," keluh Ijal seraya mengusap-usap lehernya.
"Sono, minum air laut." Bagas mengalihkan pandangannya malas.
"Lo aja," balas Ijal.
Nail lalu turun dari atas motornya setelah ia panaskan. Kemudian menghampiri Athala dan teman-temannya yang sedang duduk di trotoar. "Motor gue udah cakep belum?" tanyanya meminta pendapat.
Alan mengangguk lalu berucap, "Cakep. Motor baru lagi lo?"
"Iya. Soalnya gue mau mencoba yang klasik. Yang lama dah burik," ujar Nail.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Ficção Adolescente[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...