37. DAY 2

4.4K 218 65
                                    

KALIAN MALAM MINGGUAN NYA KEMANA AJA NIH?

Aku sih di kasur aja🙏🏻

Jangan lupa ajak temen kalian baca cerita ini yaa!

Happy reading

Athala dan anak Arbani telah memasuki parkiran sekolah SMA GARUDA BANGSA yang langsung disambut dengan sorakan murid-murid yang lainnya. Tidak heran lagi jika mereka selalu menjadi sorotan sekolah ini.

Mereka mematikan mesin motor yang membuat bising-bising suara deru motor itu kian menghilang. Athala turun berserta anak Arbani yang mengikuti gerakannya. Kemudian mereka membuka helm masing-masing dan menyimpannya dikaca spion. Ini sudah menjadi kegiatan rutin mereka yang setiap hari dilakukannya.

Saat melihat plat motor, Athala teringat dengan kejadian dimana ia melihat Gresia dengan seorang pria berseragam serba hitam. Athala memandang teman-temannya yang kini juga menatapnya. "Lo udah dapat pemilik plat motor itu? ucap Athala dengan nada pelan.

Reka menggeleng kecewa. "Enggak bos. Kayaknya itu plat nomor palsu. Soalnya pas dicek, lokasinya gak muncul."

Mendengar itu Alan mengangguk. Kemudian ia mendekati Athala lalu membisikkan, "Lo harus hati-hati. Musuh bisa ada di dekat kita sendiri tanpa diketahui." Alan mundur setelah mengucapkan itu.

"Yang penting kita semua ada di dekat lo, bos!" ujar Ijal.

"Iya bos. Gue, akan selalu ada," tambah Nail yang membuat Athala menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bagas tertawa renyah mendengarnya. "Aku tanpa bos, bagaikan laut tanpa air."

"Laut tanpa air gimana ceritanya goblok!" Ijal menyoraki.

"Hanya orang-orang beriman yang tau," lanjut Bagas menaikkan bahu dan tersenyum lebar.

Athala mengambil jaketnya yang bertuliskan Arbani dari atas motor. Ia tidak memakainya, melainkan menyimpannya di atas bahu kekar laki-laki itu. Kejadiannya sontak membuat gadis-gadis menatapnya dengan binar seraya bersorak-sorak seperti sehabis menang lotre.

Arbani menelusuri koridor yang saat ini sangat ramai. Padahal waktunya telah hampir memasuki jam pelajaran, namun masih banyak murid-murid yang mondar-mandir.

Thalia dan temannya berdiri dari kursi yang disediakan di dekat tangga. Mereka spontan melihat kearah segerombolan laki-laki yang masing-masing memancarkan kharismanya tersendiri.

Gadis dengan jepitan rambut yang melekat di rambutnya lantas tersenyum memandang pemandangan indah dimatanya. "Pacar gue... Gak nyangka secakep ini," gumam Thalia pelan.

Vanya menarik-narik pinggiran baju Thalia. "Thal, kalau lo udah bosan sama Athala, langsung telfon gue ya."

Dengan sigap Thalia menyingkirkan lengan Vanya dari bajunya. "Mau gue sumpel Van?"

"Enggak-enggak." Vanya berdecih pelan. "Malesin banget, dua-duanya bucin."

"Kalau gak bucin mah enggak bakalan jadian sih kalau kata gue," ujar Shabina.

"Yakali pacaran tapi gak ada perasaan," sambung Anela.

Angel melihat Arbani yang kini jalan mendekat. "Enak banget kali ya, kalau sama-sama suka abis itu jadian," ucap Angel. "Lah gue, cintanya sepihak doang."

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang