Ketika kamu membaca chapter ini, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya yaa.
Happy Reading
Dua hari sudah Thalia sendiri di rumah. Terasa sangat sepi, karena biasanya yang terus mengoceh itu adalah Thania dan Mama nya. Tasya bilang dia akan kembali setelah satu Minggu kemudian.
Thalia juga tidak ingin merepotkan teman nya untuk menemaninya di rumah. Thalia pikir mereka semua punya kesibukan masing-masing.
Sekarang Thalia baru selesai membuat masakan, yaitu Oatmeal. Selain gampang di buat dan memakan waktu ringkas, Thalia sangat menyukai cita rasa dari Oatmeal.
Gadis itupun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Mengikat sepatu tali berwarna hitam. Menggendong tas yang bergambar Unicorn. Dan menaiki angkot. Ya, semenjak kepergian Tasya, Thania dan supirnya, Thalia menaiki angkot.
Jam sudah menunjukkan pukul 07:03. Yang pastinya gerbang sudah ditutup.
"Pak bisa ngebut lagi gak?" ungkap Thalia dengan melirik jam tangan nya.
"Ini udah kecepatan tinggi kok Neng. Cuma angkot Bapak sudah butut jadi jalan nya sedikit lambat," sahut tukang angkot tersebut.
Lima menit kemudian akhirnya Thalia sampai tepat di depan gerbang SMA GARUDA BANGSA yang sudah tertutup rapat. Thalia pun membayar dan turun dari angkot.
"Kelamaan makan Oatmeal nih. Jadinya terlambat kan," resah Thalia.
Tidak lama semenjak Thalia turun, terdapat seorang laki-laki bertubuh kekar jalan kearahnya. Laki-laki itu adalah Athala.
Athala mengambil kunci dari Pak Harto. "Pinjem dulu Pak. Calon pacar saya ada di luar," ucap Athala pada Pak Harto.
"Oh iya. Sok atuh den," balas Pak Harto.
Siapa yang tidak akan menuruti permintaan Athala? Secara Athala lah anak pemilik sekolah ini. Jika ada yang membantah, mudah saja. Orang itu tinggal pilih di keluarin dari sekolah atau pindah sekolah.
Athala membuka kunci gerbang. Melihat Thalia terlambat datang membuat dahi nya mengerut. "Kenapa bisa terlambat?” tanya Athala dengan nada serius.
"Angkot yang gue naikin tadi butut. Jadinya terlambat sampai sini." Thalia berkata jujur.
"Kok naik angkot?" Athala menanya lagi. "Biasanya lo dianter sama supir. Mana supir lo?"
"Lo banyak tanya banget!" gerutu Thalia lalu masuk ke dalam sekolah.
"Tungguin gue!"
"Jalan cepet makanya!"
Athala berhenti. "Masih mending gue bukain gerbang buat lo."
Thalia berbalik kala mendengar tuturan Athala. "OH JADI LO GAK TULUS BANTUIN GUE?!" teriak Thalia dari kejauhan.
"GUE IKHLAS LAHIR BATIN," ucap Athala.
"Bilang makasih kek!" lanjut nya. Namun dengan nada yang lebih rendah.
Pak Harto yang menyaksikan adegan kedua remaja itu hanya menggelengkan kepalanya. Mengingat masa-masa dimana ia juga mengejar perempuan yang sangat ia sayangi. Takdir tidak berpihak padanya. Setelah lulus, Pak Harto mendapat informasi bahwa perempuan itu telah menikah. Dan sekarang status Pak Harto masih single semenjak ditinggal nikah.
Sungguh menyedihkan.
***
Athala tidak pergi ke kelas, melainkan naik ke rooftop sekolah. Disini kita bisa melihat pemandangan gedung-gedung tinggi yang ada di Jakarta. Apalagi kalau malam, pasti sangat indah dengan lampu yang menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...