Jangan lupa untuk vote dan komen disetiap paragraf yaa.
Happy reading
Saat ini di SMA GARUDA BANGSA sedang beredar kabar tentang kejadian kemarin. Kabar bahwa ada anak kelas X yang hampir di perkaos. Dan untung nya saja pelaku dan korban sudah diamankan.
"EH GILA GILA LO PADA UDAH LIAT BELUM KABAR YANG LAGI BOOMING?" ujar Vanya menggebu gebu tidak sabar ingin menceritakan kejadian tersebut.
"Kejadian apa tuh Van," tanya Thalia.
"MASA LO GAK TAU SIH THAL!!!"
"Tinggal kasih tau aja ribet amat Van, kitakan juga banyak yang gak tau," titah Anela pada Vanya.
"Setuju gue," tambah Angel.
"Jadi kemarin ada adik kelas kita yang hampir di perkaos sama preman!" ucap Vanya yang langsung mendapat tatapan syok dari teman teman nya yang berada di situ. "Terus katanya yang nolongin dia anak sekolah kita sendiri," lanjut Vanya.
"WAH HEBAT BANGET SIH YANG NOLONGIN!" seru Anela.
"Iya bener. Pasti bakalan jadi hal yang berkesan banget sih bagi mereka bberdua," sambung Thalia.
***
"Kabar kemaren cepet banget kesebar nya bos," ucap Nail pada teman teman nya itu.Sesampainya Athala di rumah Alan dia memang langsung menceritakan hal itu. Dari pertama sampai di mana dia meninggal kan gadis itu.
"Lo tau dia kelas berapa?" tanya Athala.
"Dari informasi yang banyak orang bilang sih dia dari kelas X jurusan bahasa," ucap Reja sambil memakan permen karet yang ada di atas meja.
"Setelah kejadian itu lo langsung tinggalin dia?" tanya Alan terhadap Athala.
"Iya," balas singkat Athala.
"Lo tega?"
"Gue gak peduli. Lagian dia juga udah selamat."
Kadang hal yang kita anggap besar bisa juga dianggap sepele oleh orang lain.
"Ngomong ngomong nih bos, lo ngapain kemarin sama Thalia di toilet nya Shabina?" tanya Ijal.
Merasa pertanyaan yang ia lontarkan membuat Athala sendikit terganggu. Dia pun langsung berpindah tempat dengan misuh misuh ke bangku tempat Nail duduk dan membuka game nya. Takut akan ada perang yang tak terduga lagi.
"Jal pertanyaan lo bikin ambigu anjir," ucap Bagas.
"Gue kan cuman nanya Gas sensi amat tuh muka dah kaya panci berkarak," balas Ijal.
"Maksud kakak apa ya."
"Gak ada maksud kok dik," balas Ijal lagi.
Teman- teman nya hanya tertawa karena perbincangan tidak jelas yang dilontarkan oleh Bagas dan Ijal.
"Tiga bulan lagi kita PAS ya, kagak kerasa dah mau naik kelas XII. Tapi kerasa nya baru kemarin ngambil formulir pendaftaran," ucap Bagas menatap buku buku yang ada di atas meja. Sok sok an seperti anak ambis padahal dia tidak mengerjakan satu buku sekalipun.
"MASIH ADA SATU TAUN ANJIR KITA KETEMU!" seloroh Reja sambil mendorong-dorong tidak jelas tubuh Bagas.
"Masih pagi jangan galau gitu," tambah Alan.
"Bener tuh kata Alan. Lebih baik lo beliin gue minuman dingin di kantin. Tenggorokan gue panas banget," suruh Athala pada anak buah nya itu.
Selagi jabatan masih ada kenapa ga digunain ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...