Happy reading
Setelah dimarahi habis-habisan oleh Tasya, Thalia termenung di kamar nya sendiri. Tasya telah mengetahui bahwa Thalia dan Athala telah berpacaran. Ibu beranak dua itu cuman mengkhawatirkan anak pertamanya itu salah pergaulan, tetapi mungkin ia terlalu ketat untuk mendidik putrinya.
Thalia lalu berjalan memasuki kamar mandi. Dirinya akan lebih cepat datang ke sekolah hari ini karena harus menghadiri upacara. Di tambah lagi ada rapat osis yang akan diadakan.
Ia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang telah dibungkus dengan handuk. Thalia lalu mengambil seragam sekolah dari lemari besarnya dan kemudian memakai seragam tersebut. Setelah selesai, gadis itu berlanjut ke meja rias untuk menggunakan hairdryer dan selanjutnya memakai sedikit bedak tabur. Lalu ia mengambil sebuah pelembab bibir agar bibirnya tidak kering.
Tidak lupa untuk menyisir rambut, ia akan membiarkan rambutnya terurai dihiasi jepitan kecil berwarna merah muda.
Gadis itu lalu keluar kamar dan menuju meja makan. Dilihatnya Tasya yang tengah menyuapi Thania untuk makan. Thania hanya tersenyum manis melihat Kakaknya yang baru datang.
"Mau makan?" tanya Tasya membuat Thalia menggeleng.
"Enggak. Aku sarapan di kantin aja," jawabnya.
Tasya menghela nafas. Kemudian ia berkata dengan berat hati, "Kamu masih ada uang buat naik angkot?
Dahi Thalia mengerut saat mendengar ucapan Mamanya. "Kenapa naik angkot? Pak Bondan kan ada."
"Pak Bondan udah gak kerja lagi."
Perkataan itu sontak membuat Thalia melotot. "Mama pecat pak Bondan?!"
"Enggak Thalia," ucap Tasya. Wanita itu lalu menunduk. "Mama ditipu waktu ke Bandung. Mama kira dia mau bantuin promosi bisnis produk mama. Ternyata dia malah ambil uang itu dan dibawa kabur. Dan nominalnya nggak kecil, 30 juta."
Thalia mendekati mamanya. Gadis yang masih berusia 16 tahun itu memberikan usapan lembut pada punggung Tasya. "Maafin aku Ma. Aku nggak bisa bantu sekarang, tapi aku bakal usahain cari uang buat ekonomi keluarga kita."
"Nggak perlu. Mama masih punya uang untuk makan, ya walaupun itu pas-pasan. Tapi mama gak bisa ngejamin uang sekolah kamu, transportasi kamu, uang jajan kamu. Maafin mama," kata Tasya diakhiri setetes air mata yang turun membasahi pipinya.
"Gak papa kok. Aku masih punya uang tabungan." Thalia lalu mengambil tangan Tasya untuk disalami.
"Aku ke sekolah dulu ya."
Thalia lalu keluar rumah. Tidak lupa untuk menutup pagar rumahnya. Bertepatan dengan itu, seru suara motor menghampiri Thalia.
"Ini rumah pacar saya kan?" tanya Athala saat memberhentikan motornya.
Dunia Thalia seakan berwarna lagi setelah melihat wajah laki-laki tampan itu. Thalia tertawa puas, membuat Athala ikut tersenyum melihat gadis-nya.
"Kayaknya kamu salah alamat deh," ujar Thalia mengikuti drama king Athala.
Athala turun dari motor dengan membawa satu helm ditangannya. Laki-laki itu lalu mendekati Thalia dan memakaikan helmnya. Tidak lupa untuk mengusap terlebih dahulu rambut panjang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...