26. UKS

5.9K 269 71
                                    

Jangan lupa ajak temen kalian untuk ikut baca cerita Athala yaaa!

Happy reading

Sekarang kantin sedang ramai-ramainya murid yang berlalu-lalang untuk mengambil makanan yang mereka telah pesan. Begitu juga dengan Thalia dan teman-temannya. Mereka semua kompak memesan mie ayam yang terenak seantero SMA GARUDA BANGSA. Yaitu, mie ayam Mang Surya.

"Manggg... Mie saya mana?" lirih Shabina seraya memegangi perutnya.

"Lo udah laper banget Bin?" tanya Thalia dengan raut wajah cemas.

Shabina mendengus pelan. "Ck, masa lo gak tahu S3 penipuan," ucap Shabina bisik-bisik.

"Anjir!" cibir Thalia saat mengetahui maksud Shabina.

"MANG, TUH LIAT! TEMEN SAYA UDAH KAYA CACING KELAPARAN," pekik Vanya bersusah payah agar dilirik Mang Surya.

Sudah makanan sehari-hari Mang Surya dapat teriakan seperti itu. Bukan hanya dari Vanya and the geng. Tetapi dari siswa-siswi lain pun selalu meneriaki Mang Surya agar dapat giliran cepat.

"Ya sabar atuh..." sahut Mang Surya menuangkan mie.

Tidak lama Mang Surya mengetuk mangkok kaca dengan sendoknya. Itu bearti pesanan mereka telah siap.

"Yeyyy. Gue ambil ya," ucap Angel lalu menuju gerobak Mang Surya.

Shabina dengan antusias nya berdiri tegak. Gadis itu kemudian tersenyum senang melihat Mang Surya. Melupakan drama queen nya.

"I LOP YU MANG!" seru Shabina.

"Bukan temen gue..." ujar Anela meringis.

Keadaan yang dari tadinya ramai sekarang ditambah ramai lagi, dengan kedatangan Arbani. Laki-laki dengan tangan disakunya, dasi yang sudah hilang entah kemana dan memperlihatkan dadanya yang sedikit terbuka karena tidak terkancing.

Dia adalah Athala. Dibelakang nya terdapat anak Arbani yang tidak jauh beda dari dirinya. Athala berjalan dengan angkuhnya ke arah meja yang ditempati oleh Thalia dan teman-temannya.

"Mereka ke arah kita?" gumam Dinda pelan.

Raut wajah Shabina langsung berubah drastis saat melihat Alan ikut berjalan dibelakang Athala. Mata gadis itu membinar terang. Melupakan mie ayam yang sudah datang dibawa oleh Angel.

"Thal... Lo tau password hp gue kan?" racau Shabina memegangi pundak Thalia.

Thalia menatap Shabina heran. Lagi-lagi Shabina membuat Thalia bingung.

"Password apaan?" tanya Thalia polos.

"Kata sandi hp gue masih sama kok. Ntar kalau gue mati disini tolong hubungin mama gue ya," ujar Shabina seakan dunia ini akan berhenti.

"Alan..." lirih Shabina lalu memejamkan mata.

"Udah gila lo," celetuk Thalia.

"ANNYEONG EPRIBADEH," sapa Ijal semangat.

Bagas membulatkan mata. "WAH, LO DIMANA LES BAHASA SPANYOL?" tanyanya.

Nail menepuk pundak Bagas. "Salah lo. Ini bukan bahasa Spanyol!" ucap Nail.

"Tapi bahasa India," lanjutnya.

"Loh? Bukannya bahasa Jepang ya?" ralat Ijal.

"Itu bahasa Korea bego!" sahut Vanya gregetan karena tidak ada yang benar diantara mereka.

Athala menggeleng-geleng melihat tingkah laku temannya. Laki-laki itu lalu duduk disamping bangku Thalia yang masih kosong.

"Gue boleh duduk kan?" tanya Athala pada Thalia.

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang