Ketika senyummu adalah kebahagiaan ku, sedangkan sedihmu adalah kecemasan ku.
-Athala Abraham
Happy reading
"THALIA! GAUN LO KESANGKUT! BERHENTI DULU!" Sebelum Shabina mendekati Thalia, ada lebih dulu pelayan berlalu-lalang dengan membawa piring yang banyak untuk mengisi meja jika piring nya sudah kosong.
Thalia oleng. Tubuhnya seperti tertarik ke belakang.
Dan...
Byurr!!!
Thalia terjatuh dalam kolam renang yang sudah dihiasi oleh bunga-bunga.
"KAK THALIA!"
"WOI THALIA KECEBUR!"
"Hmppp-" Thalia berusaha berbicara tapi mulutnya sudah tertutup rapat.
Seakan petir yang menyambar, suatu ingatan terlintas dipikiran Thalia. Gadis itu mengingat sewaktu dirinya sedang berenang di pantai dengan Ayahnya.
"Thalia jangan jauh-jauh nak. Ombak nya gede di sini," ucap Ivan melihat anaknya berenang dengan sangat semangat.
"Enggak kok yah. Ini mah ombaknya kecil! Ayah aja yang takut. Ahahaha," balas Thalia meyakini Ivan. Thalia saat itu berumur tujuh tahun.
Namun siapa yang bisa memprediksi takdir?
Ombak datang saat Thalia ingin naik kepermukaan. Tubuh mungilnya terseret dan kembali masuk ke dalam air.
"AYAH TOLONGIN THALIA!" batin Thalia teriak. Gadis itu bergumam dalam hati sampai dirinya kehilangan kesadaran. Kejadian sembilan tahun yang lalu, dan terulang kembali.
"EH EH TOLONGIN THALIA DONG!
Athala yang masih berbincang dengan orang tuanya di atas panggung pun langsung berdiri kala mendengar suara Thalia yang tercebur.
Tanpa basa-basi Shaka langsung lompat ke dalam kolam renang.
Keadaan yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba di hebohkan dengan Thalia yang tercebur. Jika di tanyakan Gresia? Gadis itu lebih memilih untuk berdiri di pojokan.
Athala berlari disertai dengan jantungnya yang juga berdegup kencang. "Semoga lo gak kenapa-napa."
"Minggir!" Athala buru-buru membubarkan para tamu yang melihat kejadian itu.
Yang dilihatnya pertama adalah, Shaka telah membawa Thalia untuk ke atas kolam. Syukurlah.
"Dia pingsan?" tanya Athala seraya berjongkok memperhatikan lekat wajah Thalia.
"Iya. Dia kehabisan nafas," jawab Shaka sedikit ngos-ngosan.
"Thanks. Gue yang akan urus dia," timpal Athala.
"Gue juga bisa," balas Shaka tidak mau kalah.
"Gue aja. Ini rumah gue."
"Gue bisa bawa dia pulang."
"Gue yang bawa dia kesini. Itu berarti dia menjadi tanggung jawab gue," ujar Athala.
"Oke kalau itu mau lo," pungkas Shaka mengakhiri.
Athala kembali fokus terhadap Thalia. Gadis itu tetap cantik walau sangat pucat.
Athala kemudian membawa Thalia masuk. Lelaki bertubuh kekar itu menggendong Thalia ala bridal style.
"Bos! Anak orang lo Mau bawa kemana?" tanya Bagas yang sudah tak dapat di dengar oleh Athala.
"Palingan ke kamar," jawab Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...