YEYYY HAPPY 5K READERS ATHALA!
UDAH GOCENG AJA NIH WKWKWK.
Bantu aku dengan bagiin cerita ini ke temen-temen kalian juga yaa, biar pada ikut baca!
Jangan lupa komen di setiap paragraf!
Happy reading
"Lo kemarin bicara sama Gresia?" tanya Reja saat melihat Athala hendak masuk kelas.
Kelas IPS 3 sekarang seperti sedang merdeka karena guru-guru ada kegiatan rapat. Yang menjadikan murid-murid SMA GARUDA BANGSA berhamburan entah kemana.
Tetapi ada juga yang tinggal di kelas, contohnya anak Arbani. Mungkin bagi mereka keluar pada saat jamkos itu sudah hal yang biasa karena mereka sering melakukannya.
Athala lalu duduk dengan santainya di atas meja. Ia memegang satu botol minuman kaleng bersoda kemudian meneguknya sampai habis tak tersisa.
"Tau darimana lo?" tanya Athala balik.
"Mata-mata kita banyak bos," sahut Alan.
Athala tertawa kecil mendengar nya. Laki-laki itu menyeka sudut bibirnya yang terdapat sedikit sisa minuman.
"Dia yang nyamperin gue duluan."
Bagas berdiri dari duduknya, ia menatap Athala. "Dia nggak ngomong aneh-aneh kan?"
"Enggak ada sama sekali. Tapi dia kasih gue satu kertas," ucap Athala.
"KERTAS APA BOS?" Ijal berseru.
"Gue belum buka. Kertasnya ada di saku celana gue."
"Lo nggak kepo dengan isinya?" tanya Nail pada Athala.
Athala menaikkan bahunya tidak peduli. "Ngapain? Gue sama dia gak ada hubungan."
"Lebih tepatnya, gak pernah sama sekali," lanjutnya.
Reja mengangguk-angguk. "Gak penting juga sih," ucapnya.
Namun lain dengan itu, raut wajah Ijal berubah menjadi serius menatap Athala. "Lo kudu lebih hati-hati sama cewek itu bos!" ucap Ijal tepat disamping telinga Athala.
"Menurut gue sih sama Gresia gak papa. Tapi sama Kakaknya? Kita semua gak ada yang tau kabar Nichol sekarang," ujar Alan.
"Betul Bapak Alan!" sahut Bagas seraya tertawa. Sejujurnya ia hanya ikut-ikutan saja untuk mengiyakan ucapan sahabatnya itu.
Athala terdiam sejenak. Apa yang Alan katakan ada benarnya juga. Terakhir mereka bertemu saat Gresia menjadi sandera oleh Kakaknya sendiri. Setelah kejadian itu, Nichol berserta anak buahnya lenyap begitu saja seakan ditelan bumi.
Arbani juga pernah berusaha melacak lokasi terakhir tempat Nichol berada, namun nihil. Tidak ada jejak sama sekali dari lelaki itu. Mereka pernah menanyakan hal ini kepada Gresia. Tetapi jauh dari dugaan, ternyata Nichol sudah tidak tinggal di rumahnya selama dua tahun lalu.
Athala mengarahkan kaleng minumannya pada tempat sampah yang berada di dekat pintu. Dalam sekali lemparan, kaleng sampah itu masuk dengan tepat ke tempatnya. Membuat sudut bibir Athala terangkat sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...