21. UJIAN

5.6K 259 33
                                    

Dulu kita sedekat Sabtu ke Minggu, tapi seiring berjalannya waktu kita seperti Minggu ke Sabtu. Sudah sangat jauh.

-Thalia Ivanka Elizabeth

Happy Reading

Satu Minggu kemudian.

Ujian akhir semester sudah di laksanakan pada hari ini. Thalia yang sibuk mengerjakan tugas dan keperluan osis sedangkan Athala yang sibuk dengan dunianya sendiri. Banyak rumor yang beredar bahwa anak dari pemilik sekolah itu akhir-akhir ini sering pulang malam. Entah apa tujuannya.

Athala sering kali tidak menunjukkan dirinya terhadap Thalia. Membuat Thalia sedikit uring-uringan terhadap laki-laki itu. Namun, Thalia tidak harus memikirkan masalah perasaan nya sekarang. Ia harus melakukan kewajiban nya sebagai wakil ketua osis dan juga sebagai siswi sekolah SMA GARUDA BANGSA.

"Disampaikan kepada seluruh siswa dan siswi SMA GARUDA BANGSA untuk segera memasuki ruang kelas masing-masing. Karena ujian akan segera dimulai, diharapkan tidak ada yang terlambat," ucap Shaka, ketua osis SMA GARUDA BANGSA di dalam ruangan studio.

Setelah mengucapkan itu Shaka lalu mematikan Mikrofon. Dirinya tidak sendiri, di sampingnya ada Thalia yang akan lebih banyak berinteraksi dengan dirinya untuk saat ini.

"Udah. Ayo," ajak Shaka kepada Thalia untuk keluar.

Shaka pun keluar dari ruang studio yang diikuti oleh Thalia. Koridor sekolah sudah sepi karena siswa dan siswi yang taat akan aturan sekolah ini.

Merasa diselimuti keheningan, Thalia akhirnya membuka suara. "Lo udah belajar?" Orang-orang akan mengira bahwa pertanyaan Thalia saat ini adalah pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan. Karena dirinya sendiri sudah mengetahui jawabannya.

Shaka melirik Thalia lalu sedetik kemudian mengangguk. "Udah. Lo sendiri?" tanya kembali Shaka.

Thalia hanya menjawabnya dengan tersenyum.

Tidak lama mereka berjalan menelusuri koridor. Akhirnya Thalia sampai di depan kelasnya.

"Gue masuk duluan ya Ka," pamit Thalia.

Shaka mengangguk, "Gue juga udah mau ke kelas," jawab Shaka dengan bibir yang terangkat membentuk bulan sabit. "Semangat Thal," lanjutnya.

Thalia membalas senyuman itu dengan menaikkan ibu jarinya. "Pasti dong! Lo juga ya."

"Iya."

Thalia lalu berjalan masuk kedalam kelas. Guru yang mengawasi belum masuk. Menjadikan banyak dari teman-teman nya masih belum berada di bangku masing-masing. Atau lebih tepatnya, menggosip sana sini.

"THALIA! LO DARIMANA AJA SIH!" teriak Vanya pada Thalia yang membuat seisi kelas menggelegar karena suaranya.

Thalia duduk di bangkunya dan berbalik melihat Vanya dan Shabina.

"Sorry, gue dari ruang studio tadi. Nemenin Shaka," jelas Thalia.

"Pantesan aja!" balas Shabina.

"EH EH BTW GUE PUNYA INFO PENTING! ujar Vanya dengan menggebu-gebu. "Lo pada udah tau gak tentang rumor Athala?"

"Mulai deh mulai," sahut Dinda.

Sahutan Dinda membuat Vanya sedikit terkekeh. "Hehehehe, gue geram banget soalnya Din," ucap Vanya.

Dinda mengangguk memaklumi. "Gak papa. Entar dosanya ditanggung bersama," balasnya.

"Rumor tentang apaan Van?" tanya Thalia.

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang