03. RASA YANG BERBEDA

11.2K 689 54
                                    

Jangan lupa ninggalin perasaan kalian melalui komen yaa.

Happy reading

"Kak Athala ganteng banget woi!"

"Pengen gue pacaran sumpah."

"Kak Reja cool banget auranya, mau gue gebet ah."

"Kak Ijal periang gitu ya kalau gue nikah sama dia pasti bakalan jadi keluarga Cemara."

"Kak Alan aura pintar nya sampai sini."

"GANTENG BANGET MEREKA!!!"

"KIW KIW KAK ATHALA!"

"Liat sini dong kak."

Kira kira begitulah keseharian jika ATHALA dengan teman teman nya datang ke sekolah. Bukan hanya dari adik kelas nya saja yang biasa meneriakinya tetapi hampir satu sekolah. Bisa dibilang Arbani lah most wanted di sekolah SMA GARUDA BANGSA ini.

Sangat jarang orang tidak tahu tentang Arbani. Bila ada yang bermacam macam ke salah satu anak Arbani pasti semua akan turun tangan. Walaupun Arbani terdiri dari enam orang tetapi booking nya ada dimana mana. Bila Arbani menyerang ia tidak memandang lelaki ataupun perempuan.

Dipaling depan ada Athala dengan rambut acak acakan nya dan baju yang keluar dari tempat nya. Di samping kirinya ada Alan yang sangat lengkap dalam menggunakan atribut, anak pintar emang beda ya. Di samping kanan nya lagi ada Reja yang hampir satu sama penampilan nya dengan Athala, acak acakan. Dibelakang nya ada Bagas, Nail, dan Ijal.

Mereka berenam mempunyai ikatan pertemanan yang sudah dimulai dari kelas X saat opsek dilakukan. Dan dari situlah terbentuk geng motor yang kini dikenal dengan sebutan Arbani.

Sekarang mereka sedang berjalan menuju koridor dekat tangga yang bertepatan di depan kelas IPA 1, kelas Thalia beserta teman teman nya. Mereka memang sering kali nongkrong disini. Kalau ditanya alasan nya mengapa capek naik keatas. Walaupun mereka dapat kelas diatas tetapi tempat nongkrong mereka inilah yang sangat strategis. Dekat dengan kantin, toilet, dan jangan lupakan ruang BK. Ruang keramat bagi siswa siswi yang tidak taat akan peraturan.

"NENG THALIA UDAH DATENG AJA NIH, UDAH SARAPAN BELUM CANTIK?" tanya Ijal yang melihat Thalia berjalan menuju kelas nya sendirian. Cowok cowok pun yang ada disitu menoleh melihat kedatangan Thalia.

Tidak satu kali atau dua kali mereka melihat Thalia datang sendirian. Karena kesibukan yang biasa dia lakukan untuk pekerjaan osis, maka dia harus datang lebih awal.

"Iya udah kok," jawab Thalia sambil tersenyum manis dari dekat pintu kelas IPA 1.

"Buset lo jal, anak orang baru dateng udah digangguin," ucap Nail.

"Biar gak garing-garing amat bro," ucap Ijal sambil cengengesan.

"Gue ke kelas." Alan mengucapkan itu pun naik keatas diikuti dengan Reja disamping nya "Gue juga," lanjut Reja.

"YAH KOK LO PADA PERGI." Bagas yang melihat dua punggung itu tidak terlihat lagi lantas mengambil tas nya lalu ikut naik keatas.

"Gue naik juga dah," ucap Bagas lalu melenggang pergi.

"Lo berdua naik duluan aja," ucap Athala pada Ijal dan Nail.

"Oke bos, Nail ayang let's go pelaminan," jawab Ijal lalu mengambil tas nya yang berada di bangku besi yang daritadi di tempati duduk.

Nail yang mendengar ucapan Ijal detik itupun langsung menabok kepala Ijal menggunakan tas ransel nya itu. Sangat malu mempunyai teman seperti Ijal. Karena kalau sampai siswa lain liat atau mendengar nya bisa dikata homo.

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang