Jangan lupa buat vote dan komen di setiap paragraf yaa.
Happy reading
Athala melangkah kan kakinya menuju toilet dirumah Shabina. Namun dia melihat Thalia sedang memakai pelembab bibir di cermin toilet. Rambut yang Thalia biarkan tergurai saja membuatnya tambah cantik.
Athala menghampiri nya. "Kita kesini mau jenguk Shabina, bukan mau tebar pesona."
Mendengar ucapan yang dilontarkan Athala membuat Thalia menoleh dan menatap bingung lelaki didepan nya ini.
"Lo kalau mau masuk pintu diketuk dulu bisa enggak? Gak baik tau main nyelonong aja kaya maling," ucap Thalia.
"Pintunya gak kekunci," ucap Athala dengan nada jujur. "Untung gue yang masuk. Kalau anak-anak yang lain kan bahaya," lanjutnya.
"Justru lo yang lebih bahaya." Setelah mengatakan itu Thalia membereskan tasnya lalu bersiap untuk ke ruang tengah lagi.
"Tunggu gue mau bicara," tegur Athala mencekal tangan Thalia. Yang membuat tangan Thalia sedikit kemerahan. Akibat terlalu putih nih pasti.
Thalia berhenti. "Mau bicara apa?" tanya Thalia.
"Lo pacaran sama Shaka?"
"Enggak," jawab Thalia.
"Terus kenapa lo dateng bareng dia?"
"Ketemuan dijalan. Emang apa urusan nya sama lo?"
"Ya jelas ada," ucap Athala memajukan sedikit kepala nya. Thalia yang melihat tindakan Athala pun dengan sigap memundurkan dirinya membuat badan nya sedikit terbentur pada tembok toilet.
"Kok jantung gue lebih cepet dari sebelumnya nya, masa iya gue jantungan deket Athala," batin Thalia.
"G-gue gak ada urusan sama lo ya!" balas Thalia dengan nada terbata-bata ditambah dengan jarak yang seperti ini membuat dirinya sedikit canggung ditempat.
Athala menyentil dahi Thalia lalu mensejajarkan tubuh nya. "Berharap banget gue cium?" ucapnya menaikan satu alis. "Gue gak bakalan apa-apain lo jadi tenang aja. Terkecuali lo udah jadi milik gue."
Setelah mengatakan itu Athala melangkah keluar karena Ijal yang terus memanggil nya dari sisi ruang tengah.
Anak-anak Arbani melihat Athala dengan wajah yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Lebih dingin sebelum Athala masuk ke dalam toilet.
"Bos Nicholas ngajakin tawuran antar sekolah lagi," ujar Ijal saat Athala kini duduk disampingnya.
"Lokasi dimana?" tangkas Athala.
"Dijalan Garuda no 47," ucap Raja.
"AKHIRNYA KITA MAIN PUKUL-PUKUL LAGI SETELAH SEKIAN LAMA!" papar Nail.
"IYA BENER BANGET BRO." Bagas kemudian bertos ria dengan Nail.
"Usahain jangan ada yang terluka," titah Alan kepada teman-teman nya.
"Kita duluan, Shabina lo lekas sembuh ya." Setalah berpamitan Athala disusuli oleh teman-teman nya keluar dari rumah Shabina.
"Cepet sembuh biar sekolah lagi," ucap Alan yang langsung diangguki antusias dari Shabina.
"CIEEE ADA YANG BERBUNGA-BUNGA NIH HATINYA!!!" ucap Vanya menggoda Shabina.
"Iya nih Shabina dinotis Alan," ucap Dinda.
"Biasa aja kali gue," balas Shabina.
"Biasa tapi mukanya langsung kaya tomat," ujar Thalia. Teman-teman nya yang berada disitu seketika tertawa melihat wajah Shabina.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [END]
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] "Jadi pacar gue mau?" tanya Athala. "Gak!" ucap gadis itu. "Yakin?" balas Athala. "IYA GUE YAKIN. GUE GAK AKAN SUKA SAMA LO!" putus gadis itu lalu melanjutkan jalan nya pergi. Meninggal kan cowok yang baru saja menembak nya...