22. Alasan

596 75 6
                                    

Aku gak bisa menemuin video yang lebih cocok dengan penampilan Adity sama Victory guys, tapi yang di mulmed itu lagu yang dibawakan mereka di RockOpera. 😁

.

.

.

Selaras. Perkara yang satu itu wajib hukumnya dalam setiap sajian seni. Dan mereka berdua menampilkannya. Karakter suara lantang gadis negeri Bharata menjadi melodi utama dari ritme pelan nan tegas yang dimainkan oleh pribadi yang digadang-gadang menjadi salah satu calon pianis terbaik negeri seribu kastil.

Harmonisasi mereka menggema memenuhi auditorium berisi sekitar 700 pasang mata dari berbagai kalangan. Menggema. Menggema bagai nyanyian Dewa Dewi, memanjakan setiap telinga yang mendengarnya.

Bisa dibilang, kompetisi ini semi audisi, tempat para penyanyi dan musisi baru bertemu dengan kesempatan kerja yang mereka impikan. Pemenangnya akan ditentukan oleh tiga juri, namun tak menutup kemungkinan orang-orang dari sanggar seni yang datang akan menggandeng peserta lain yang menarik perhatian mereka -walau bukan pemenang- untuk bergabung dalam pementasan lain ke depannya.

Berbeda dengan situasi yang begitu hikmat sekaligus menyenangkan dalam gedung itu, beberapa orang di sudut lain kota tengah diburu oleh kebingungan hebat atas hilangnya salah satu anggota keluarga mereka.

"Halo Kak." Jimin menyapa di tengah makan malamnya bersama ayah dan ibu.

"Park Jimin, jangan bilang kau membawa kabur adikku."

"Hah? Maksudnya?"

"Astaga! Jadi kau juga tidak bersamanya sekarang?"

Si manis mengernyit dalam mendengar nada panik di ujung sana. "Aku sedang di rumah, Kak. Rencananya setelah makan malam aku akan ke sana dengan Ayah dan Ibu. Tapi.. Apa kalian sudah mencari di sekitar taman atau atap?"

Jimin ikut panik hingga membuat Hyung Sik dan Ara menatap penuh tanya.

"Tidak ada! Dia tidak ada di manapun. Infusnya dicabut begitu saja dan ponselnya dia tinggal di kamar! Aaargh, anak itu pasti sudah pergi sendiri ke RockOpera, Jimin."

"Tunggu-tunggu. Aku akan mengeceknya di rumah kalian."

"Ya. Kabari aku kalau kau menemukannya."

"Jimin-ah, wae geurae?" tanya Go Ara begitu Jimin mematikan sambungan telepon.
(Jimin, ada apa?)

"Vi tidak ada di rumah sakit, Eomma. Aku akan mencari di rumahnya dulu."

"Astaga... Apa yang dia lakukan?" gumam Hyung Sik yang ikut panik. "Sekalian bawa mobil, Jimin-ah. Kalau dia tidak ada di sana kau bisa langsung mencari ke tempat lain."

"Ne, Appa."

Buru-buru Jimin berlari ke kamarnya, menyambar jaket tebal serta kunci mobil. Dalam sekejap Ford Equator ungunya telah lenyap dari halaman. Sepuluh menit kemudian kepanikan semakin merambati benak Jimin kala mendapati rumah keluarga Couval dalam keadaan gelap dan terkunci. Iapun mengirim pesan suara pada Aldric.

"Kak, Vi tidak ada di rumah. Aku akan ke rumah sakit untuk menjemputmu sekarang, lalu kita ke RockOpera. Tunggu di depan."

Waktu mendekati pukul 9 malam saat dua pemuda itu tiba di gedung yang dituju. Dari luarpun telah terdengar sayup suara nyanyian diiringi piano. Beruntung banyak pihak gedung opera yang mengenal Aldric sehingga mereka berdua dengan mudah mendapat akses masuk.

Ritardando - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang