29. Winter Wish [Takamoto Gaku x You]

28 4 12
                                    

Saat itu, salju pertama turun. Pandanganku menyisiri jalanan yang penuh dengan lautan manusia dan pepohonan yang beberapa mulai dihiasi berbagai ornamen natal.

Sejenak pandangan mataku terhenti pada seorang pria, dia memakai jaket tebal dan syal coklat bercorak kotak-kotak yang melingkari lehernya. Pria itu berdiri tepat di sampingku, mengusapkan tangannya. Dengan sudut mataku diam-diam aku meliriknya yang berjalan masuk ke dalam kafe.

Namun di hari-hari berikutnya aku tidak lagi melihatnya. Malam itu benar-benar menjadi sebuah pertemuan yang sangat singkat.

Ketika aku berpikir mungkin itu adalah terakhir kali aku bertemu dengannya, tiba-tiba saja dia kembali muncul di hadapanku. Dan ini kali pertama aku tidak melepaskan sosoknya dari sorot mataku. Tatapanku terus tertuju padanya. Lalu ketika aku mengalihkan perhatianku sebentar pada ponsel genggamku.

Sosoknya pun menghilang dari pandanganku.

Semua terjadi begitu cepat. Tapi sepertinya takdir sedang bermain-main denganku. Tak lama setelah itu, aku justru berdiri berhadap-hadapan dengannya. Saling bertukar sapa. Melihatnya dengan jarak sedekat ini, aku menyadari satu hal. Dia memiliki senyum yang manis.

"Gaku Takamoto," katanya memperkenalkan diri.

Aku mengangguk lalu menyebutkan namaku juga.

Dari orang asing, hingga menjadi rekan kerja. Hubungan kami lambat laun semakin dekat. Pernah suatu hari dia mengajakku pergi ke sebuah restoran. Saat aku bertanya, "apakah yang lain ikut?"

"Tidak. Aku hanya mengajakmu. Kita pergi berdua saja," dia melanjutkan, "apa kamu tidak nyaman kalau hanya kita berdua yang pergi?"

"Bukan begitu maksudku.."

"Kalau begitu, setelah pulang kerja aku akan menunggumu di depan toko bunga depan stasiun."

••••

Sesuai janji, kami bertemu di toko bunga depan stasiun.

"Aku ingat kamu," ucapnya.

"Kamu selalu berdiri di depan kafe yang ada di ujung sana. Aku benar 'kan?" Dia menunjuk ke arah kafe yang memang sering menjadi tempat pemberhentianku setelah seharian lelah bekerja. "Saat salju pertama turun, kamu menengadahkan tanganmu. Tapi raut wajah yang kulihat malam itu terlihat gelisah."

"Aku juga melihatku terus-menerus menatapku loh, aku tidak menyangka kita jadi rekan kerja," katanya sembari tertawa kecil.

Sepanjang perjalanan, dia terus berceloteh banyak hal. Hingga tanpa sadar kami sudah berada di sebuah restoran bergaya Prancis. Restoran yang benar-benar mewah luar dan dalam. Aku sempat terperangah tak percaya. Biasanya aku hanya berlalu lalang di restoran ini, tak berani menginjakkan kaki. Tapi sekarang, bersama seseorang aku datang kesini, hanya berdua.

Kami menikmati waktu berdua pada malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami menikmati waktu berdua pada malam itu. Dia mengantarkanku pulang, lalu mencium keningku sebelum pergi.

Keesokan harinya, kami bekerja seperti biasa. Layaknya tak pernah terjadi apapun pada malam itu. Kami hanya bertukar sapa seadanya di depan rekan kerja yang lain. Hanya ketika ada kesempatan kami bertemu diam-diam. Benar, malam itu, dia mengatakan perasaannya secara gamblang padaku.

"Apa kamu tahu, kenapa aku menginginkanmu untuk mengerjakan proyek ini?"

Aku menggelengkan kepala.

"Sebenarnya sudah dari lama aku mengenalmu, dan aku juga sengaja muncul di hadapanmu hari itu. Aku menyukaimu pada pandangan pertama. 'Aku tidak ingin yang lain selain dirimu', begitu pikirku saat aku tahu bahwa ternyata antara perusahaan tempatmu bekerja dengan manajemenku, keduanya memiliki hubungan yang erat."

Dia juga mengatakan, "aku sampai memohon kepada manajerku untuk menghubungi perusahaanmu. Kami merencanakan sebuah proyek agar kamu ikut terlibat. Dan ya, semua itu berhasil. Aku bertemu denganmu dan sekarang kita duduk berhadap-hadapan seperti ini."

"(y/n) aku menyukaimu."

Aku termenung. Apa ini? Apa takdir benar-benar sedang mempermainkanku? Setengah tidak percaya, aku sempat terdiam. Lalu dia memecahkan lamunanku dengan tangannya yang tiba-tiba menggenggam erat kedua tanganku.

"Aku anggap diammu ini sebagai jawaban 'ya', dalam beberapa minggu ini.. kita jalin hubungan secara diam-diam di depan orang lain ya. Tidak apa-apa kan? Kalau kamu keberatan..."

Aku menyanggah, "aku tidak keberatan kok. Lagipula.. bukankah ini terlalu mendadak? A-aku tidak pernah menjalin hubungan percintaan dengan seorang pria sebelum ini jadi kuharap kamu mengerti kalau terkadang aku sedikit kaku."

"Kamu akan datang kan ke acara ulang tahunku?" tanyanya.

"Tentu saja, bagaimana mungkin aku melewatkan acara yang sudah kususun dengan sedemikian rupa."

"Lihat aku sampai akhir ya... ada kejutan untukmu," bisiknya tepat di telingaku, "selamat malam."

•••

Hari ulang tahunnya pun tiba. Acara begitu meriah dan aula teater saat itu penuh dengan fansnya yang datang.

Aku berdiri menatap monitor yang menampilkan dirinya yang tengah asik berbicara kepada para fansnya. Acara itu berlangsung cukup lama, hingga tanpa sadar aku tertidur. Aku terbangun dan membuka mata ketika seseorang menyelimuti tubuhku.

"Apa aku mengganggu?" tanyanya. Aku menggeleng.

Lantas aku pun bertanya kembali, "acaranya sudah selesai?"

"Belum. Tapi aku ingin kamu melihat sesuatu yang sudah kupersiapkan." Dia menarikku menuju ke tempat acara yang sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu. Sekarang suasananya begitu sepi, hanya ada beberapa orang.

Dia lalu menyanyikan sebuah lagu.

"ah, ini pertama kalinya aku mendengarnya bernyanyi," gumamku. Ketika aku tengah asik mendengarkan dia bernyanyi, aku terkejut melihat layar yang ada di depanku perlahan muncul sebuah tulisan. Tanpa sadar aku menitikkan air mata, dia berjalan mendekatiku. Perlahan, lalu satu tangannya yang tidak memegang mic menangkup wajahku untuk semakin mendekat dengannya. Hembusan nafasnya menyentuhku lembut.

Hingga aku bisa merasakan deru nafasnya dengan sangat kelas. Dan akhirnya bibir kami saling terpaut. Sentuhan dari bibirnya terasa begitu lembut.

Aku membuka mata perlahan, lalu melihat sosoknya tengah tersenyum sangat manis padaku.

"Aku bersyukur telah bertemu denganmu."

"Hari ini, malam ini, aku berharap dapat bersamamu di musim dingin ini, winter wish."



••END••

Rikuesan orang nih, semoga orangnya suka.. saya udah lama ga nulis bisa jadi ada susunan yang kurang tepat dsb. Enjoy ges, terima kasih🙏

Aku nulis ini bukan berarti aku kambek ya.. maaf kalau untuk nulis cerita kayak biasanya aku belum bisa menyanggupi🙏

Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang