8. So, That's Called Feeling [KENN x You]

131 12 7
                                    

Bus yang kutumpangi berhenti di stasiun berikutnya. Beberapa orang sudah turun di stasiun sebelumnya tersisa aku dan satu orang lagi. Dia duduk di bangku tepat di depanku.

"Hei!" suara seorang pria menyapa pendengaranku. Aku pun menutup buku yang sedang kubaca dan betapa terkejutnya aku pria yang tadinya duduk di depanku itu jadi berada dekat sekali denganku. Kami duduk bersebelahan. Bahkan aku dapat merasakan kulit kami saling bergesekan.

"Kamu suka baca buku ini juga?"

"Y-ya... Begitulah."

"Aku juga suka sekali dengan buku ini."

Obrolan kami berhenti sampai di situ saat pandanganku terfokus pada apa yang telah mencuri perhatianku.

Butiran salju telah turun. Aku tahu dan sadar kalau kami hampir tidak ada jarak lagi. Nyaris tak tersisa ruang. Dia juga ikut melihat keluar jendela.

"Wah... Salju pertama sudah turun. Kamu harus memakai pakaian hangat, loh." ucapnya.

"Ini... Pakai jaketku. Cuaca dingin begini kenapa memakai pakaian yang tak ada lengan sih."

"Apa urusanmu?" tanyaku.

"Karena... Aku tidak ingin pacarku sakit."

"Pacar? Tapi kita kan tidak saling mengenal."

"Benarkah? Padahal aku cukup terkenal loh, namaku KENN."

Kenn? Sepertinya aku pernah sekali dua kali mendengar nama itu. Tapi dimana? Tidak mungkin...

"Seiyuu...? KENN?" ucapku yang malah lebih terasa seperti kumur-kumur dibanding berbicara.

"Oh, tepat sekali. Padahal kita selalu turun distasiun yang sama. Kamu tidak menyadarinya? Aku selalu memperhatikan mu loh..."

"Ti-tidak tahu..."

"Hmmm, begitu ya. Tapi sepertinya... Kita ditakdirkan untuk bertemu deh."

"Kenapa bisa bilang begitu?"

"Karena... Setiap kali aku melihatmu. Jantungku selalu berdebar. Oh! Apa ini yang disebut jatuh cinta?"

Aku hanya menggeleng kepalaku.

"Sepertinya aku menyukaimu." ucapnya, lagi.

Aku meremas tas jinjingku karena hembusan nafasnya mengenai wajahku. Menimbulkan sensasi aneh pada sekujur tubuhku. Aku memejamkan mataku. Betapa tak terduganya, dia berbisik tepat di telingaku. Dia mengatakan, "imutnya... Aku suka cewek imut sepertimu"

END

Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang