"Yah, kalah..."
Aku mengintipnya yang sedang memainkan ponselnya. Dicuekan lagi? Padahal aku duduk disampingnya. Sudah keberapa kalinya dia tak mendengarkan aku bicara dan malah asik dengan game onlinenya? Tidak tahu, ah. Aku tidak peduli lagi.
"Marah?"
"Tidak kok. Kenapa berenti main gamenya? Lanjutkan saja."
"Tuh, kan. Kamu ngambek lagi."
Dia merebahkan tubuhnya dengan kepalanya yang dia letakkan di pahaku. Aku tidak bisa bergerak. Dia memejamkan matanya. Sedang aku sibuk memain-mainkan rambutnya.
"Mau jalan-jalan?" dia menahan tanganku. Aduh, aku membuatnya terbangun. Pikirku.
"Apa?"
"Aku sedang tidak ada kerjaan dan ini hari libur. Rasanya jahat sekali kalau aku selalu menahanmu di sini setiap kali hari liburku datang."
Yah, aku juga tidak masalah sih. Habisnya dia sibuk sekali bahkan untuk bertemu pun sulit.
"Benar mau ajak jalan-jalan?" tanyaku. Dia membalas dengan anggukan.
"Kalau begitu, pertama-tama boleh aku ambil ponselmu? Setidaknya, selama kita berkencan aku ingin tidak ada game diantara kita."
Dia hanya tertawa kikuk. Mungkin dia sadar selama ini dia sudah membuatku bad mood setiap kali kami hanya berduaan seperti saat ini, misalnya.
Kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan sambil tetap bergandengan tangan.
"Mau lihat kesana?"
"Ini..."
"Hadiah."
"Untukku?"
"Tentu saja." ucapnya, "biar ku pasangkan."
Dia menyibakkan rambutku, dan dengan suaranya yang imut itu dia membisikkan, "kamu terlihat sangat cantik dengan kalung itu."
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLE
Fanfiction"Dengar, ada yang ingin ku katakan padamu..."