Awal mula dimana kita berdiri bersama dalam sebuah takdir.
Saat kamu menyapaku hari itu, setiap kali bertemu tatap denganmu hatiku selalu tidak tenang. Ada perasaan senang bercampur gugup menjadi satu.
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama denganku? Ataukah hanya aku saja yang berlebihan menganggap perlakuanmu padaku sebagai sesuatu yang spesial? Sepertinya memang benar begitu.
Aku melihatmu bergurau bersama wanita lain yang aku tak tau siapa dia. Tunggu, kenapa aku cemburu? Aku bukan siapa-siapa bagimu, benar kan?
"Maaf, aku telat," kataku menyapa semua orang yang berada di ruangan itu.
"Pemotretannya hampir batal tahu, tapi untunglah ada gadis yang disana itu. Apa kamu kesiangan bangun?" Kata salah seorang staff. Aku hanya tersenyum. Lalu ku taruh barang bawaanku di sudut ruangan itu. Mataku tidak bisa lepas dari pemandangan yang ada di depanku. Kenapa rasanya begitu menyakitkan?
"Kamu sudah datang? Apa terjadi sesuatu?"
Dia mendatangiku yang baru saja selesai dimarahi oleh kru di pemotretan hari itu.
Aku hanya menggeleng, rasanya ingin menangis. Aku baru sekali ini melakukan kesalahan tapi dimarahinya sedemikian rupa.
"Katakan ada apa?" tanyanya. Seolah mengerti isi hatiku. "Ikut aku.."
Dia menarik lenganku begitu erat. "Kita mau kemana? Sebentar lagi pemotretan akan di mulai," kataku. Dia berhenti di suatu ruangan yang sepi orang berlalu lalang, menyudutkanku.
"Kenapa menatapku begitu? Kamu ingin aku bicara apa? Tidak ada yang terjadi kok tadi, jadi jangan khawatir."
Aku memalingkan pandanganku dari kedua manik matanya.
"ALAN ABE. BERHENTI MENATAPKU SEPERTI ITU."
Dia menyeringai, tawanya sungguh licik tapi entah kenapa aku menyukainya.
"Kenapa? Yang ku tatap kan pacarku sendiri. Kamu tidak suka?" katanya.
Dalam hatiku bergumam, "pacar?"
"Bukan begitu..."
Perlahan dia pun mulai sedikit menjauh dariku, lalu dia berkata, "aku hanya ingin memastikan pacarku baik-baik saja. Syukurlah dia sudah kembali jadi dirinya sendiri."
"Apa maksudmu?"
Dia membalikkan tubuhku, "saatnya bekerja.. tolong fokus ya sayangku. Nanti malam kita harus makan malam bareng. Tidak ada penolakan."
"Memangnya kapan aku pernah menolakmu?"
"Tidak pernah sih," katanya dengan nada mengejek.
•••
Pemotretan hari itu selesai lebih cepat dari biasanya. Seperti yang dia katakan sebelumnya, malam ini kami akan makan malam bersama setelah sekian lama. Karena biasanya kami pergi bersama dengan kru yang lain. Meski terkadang kami juga sering pergi berdua saja.
Malam itu dia mengajakku ke sebuah restoran. Katanya itu restoran yang sering dia kunjungi bersama keluarga dan teman-temannya. Kalau begitu artinya disana akan ada banyak aktor yang berkunjung kan? Pikirku.
"Jangan berpikir untuk melirik cowok lain ya. Meski itu temanku sendiri."
Aku hanya diam. Dia berjalan di depanku namun tangannya tak pernah melepaskanku sampai kami sampai di restoran yang dia maksudkan.
Kalau boleh jujur, kuakui act of service nya selalu nomor satu bagiku. Dia benar-benar peduli dan sangat memperhatikan apa yang kubutuhkan. Dia begitu menjagaku seperti aku ini sangat berharga untuk dirinya.
"Kenapa bengong? Buka mulutmu, aaaa..."
Kemudian dia bertanya, "enak?"
Aku mengangguk. "Ini pertama kalinya aku makan daging selembut ini."
"Pacarku benar-benar sudah kembali ternyata," gumamnya sambil menatapku.
"Daritadi kamu terus menyebut 'pacarku', dan 'sayangku'. Aku jadi penasaran sebenarnya hubungan kita ini apa? Kamu anggap aku selama ini apa?"
Dia mengulurkan tangannya, lalu mengelus pucuk kepalaku sambil tersenyum tanpa berkata apapun. Sepertinya itu senyuman termanis yang dia tujukan padaku selama ini.
"Aku tidak ingin perkataan orang-orang itu membuatmu sedih. Oleh karenanya, akan kulakukan apapun untuk mengembalikan senyumanmu itu.. senyuman yang membuatku untuk pertama kalinya benar-benar diinginkan oleh seseorang dengan tulus," katanya, lalu dia memintaku untuk memejamkan mata.
Hembusan napasnya yang berat menyapu pipiku begitu lembut. Aku merasakan jarak yang sangat dekat antara kami berdua.
Beberapa detik kemudian aku merasa sesuatu menyentuh bibirku rasanya manis dan hangat.
"Aku menyukaimu, my sunshine. Sekarang kamu resmi jadi milikku seutuhnya.."
-END-
Sekian terima Alan jadi selir //ga bercanda wmwkwkw terima kasih sudah menunggu begitu lama untuk perhaluan ini. Semoga sukaaaa..
/Saatnya kabur😆✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLE
Fanfiction"Dengar, ada yang ingin ku katakan padamu..."