22. You Are So Special [Nobunaga Shimazaki x You]

52 8 4
                                    

"Kamu sangat istimewa bagiku." Aku ingat dia mengatakan kalimat yang sama berulang kali padaku. Dia memang mengatakannya dengan memasang wajah datar. Hanya saja, kalimat yang keluar dari bibir tipisnya itu selalu berhasil membuatku tersipu malu.

"Apa kamu tidak bisa ambil hari libur sehari saja?" tanyaku. Manikku mengikuti ke mana pun dia melangkah. Dia terlihat mengenakan mantel coklat kemudian melilitkan syal merah di sekitar lehernya. Dia masih belum menjawab pertanyaanku.

"Tidak bisakah kamu libur sehari saja?" tanyaku lagi. Kali ini dia duduk di sampingku, memegang erat tanganku. Senyuman hangat tercetak di wajah tampannya.

"Hari ini kamu kenapa? Tumben sekali rewel begini," ejeknya. Dia mencubit gemas pipiku hingga membuat ku meringis kesakitan.

"Sepertinya aku akan pulang larut malam lagi. Ingin kubelikan sesuatu?"

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu. Tidak ada yang kuinginkan lagi selain itu," tukasku. Aku lihat dia menghela napas panjang.

"Malam ini tidurlah duluan. Kamu tidak perlu menungguku hingga larut malam. Aku pergi dulu."

Aku mengantarnya hanya sampai di depan pintu apartemen kami. Dia melambaikan tangan tanpa berbalik kearah ku sama sekali.

Menjelang pukul 12 malam, aku masih terjaga. Mungkin karena sudah terbiasa menunggunya yang pulang larut malam.

Sesekali aku menguap, kemudian memainkan ponsel. Tidak biasanya dia pulang selarut ini, ada apa ya? Batinku tidak tenang. Sebab, tak ada satupun pesan yang dia kirimkan untukku. Dia tak mengabariku.

Mataku perlahan terasa berat. Aku membaringkan tubuhku di atas sofa.

Tak lama kemudian, aku merasakan napas hangat menyapu wajahku. Aku mengerang lalu perlahan membuka mataku.

"Ah! Maaf. Apa aku membangunkanmu?"

Aku menggeleng. "Kamu sudah pulang? Kenapa lama sekali, aku bosan menunggumu."

"Aku kan sudah bilang, tidak perlu menungguku."

"Tapi aku khawatir!" teriak ku. Matanya membulat saat melihat aku meninggikan volume suaraku tepat di depannya. "Lain kali beri aku kabar. Aku kan khawatir."

"Iya, aku minta maaf karena sudah membuatmu khawatir. Aku tidak akan mengulanginya."

Aku menyela, "Janji?"

Dia menganggukkan kepalanya.

Lalu, tiba-tiba dia berseru, "Oh, iya! Aku ada sesuatu untukmu."

Dia berjalan ke arah dapur. Aku mengikutinya dari belakang.

"Happy Anniversary!"

"Kamu tidak lupa? Ku pikir kamu tidak ingat," lirihku. Dia mendekatiku. Ibu jarinya terulur untuk mengusap air mataku.

"Mana mungkin aku lupa. Hari saat aku menyatakan perasaanku padamu, bagiku adalah hari yang sangat spesial," ujarnya. Kini dia tersenyum manis. Dia membawaku ke dalam dekapannya.

"Aku sudah mengambil hari libur sesuai permintaanmu. Besok kita akan jalan-jalan."

Aku menambahkan, "Hanya kita berdua."

"Tentu saja."

"Kalau begitu, besok ponselmu aku yang pegang. Tidak ada ponsel selama kita berkencan."

Dia menarik napas panjang. Dari sorot matanya dia terlihat menyerah. Setelah itu, dia mengatakan, "Akan kulakukan untukmu apapun itu, asal aku dapat terus melihat senyumanmu. Karena bagiku, kamu ... begitu istimewa. Aku mencintaimu."

🌻END🌻

Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang