"Bagaimana kalau pergi ke festival musim panas?"
"Maaf... Sepertinya aku tidak bisa. Lain kali ya?" ucapnya sembari mengelus pucuk kepalaku. Sentuhan tangannya yang lembut, suaranya yang manis, senyumannya yang selalu ia tunjukkan padaku. Aku merasa sangat beruntung bisa memilikinya.
"Kensho~ ayo kita ke festival musim panas…"
"Ah, aku masih ada kerjaan. Maaf ya... Nanti aku akan mengajakmu ke tempat yang lebih spesial."
"Benarkah?"
"Tentu saja." dia kembali tersenyum. Senyuman yang sehangat matahari pagi.
"Tapi aku ingin melihat kembang api saat festival musim panas denganmu..."
"Kalau itu sekarang pun kita bisa melakukannya kan? Aku bisa membelikan berbagai macam kembang api."
Aku mengerutkan keningku. Merasa sebal, karena disaat begini bukankah seharusnya dia bersikap romantis? Tapi, lihat! Apa-apaan reaksinya itu!!? Menjengkelkan sekali.
Keesokan paginya ketika dia akan bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya aku mencuekkannya.
"Aku pergi." ucapnya.
Hahhh- lihatlah pria bertubuh kecil, nan imut itu... Dia bahkan tidak mencoba untuk berbaikan denganku! Gumamku dalam hati.
Lalu, ketika malam tiba saat aku tengah asik membaca majalah di ruang TV. Dia mengirim sebuah pesan, memintaku untuk datang ke lokasi yang ia berikan padaku.Aku pun pergi keluar apartemen, mendatangi lokasi yang ia berikan.
"Benar disini kan? Tapi kenapa tidak ada siapapun? Dimana kensho?" pikirku.
Lalu, di tengah kegelapan hembusan nafas seseorang menggelitikku.
"Tutup matamu, pegang tanganku. Ikuti apa yang ku katakan."
Suara ini? Kensho? Apa itu kamu?
Aku menutup mataku dan berjalan sesuai dengan yang ia katakan."Kamu boleh membuka matamu sekarang." ujarnya. Aku pun membuka mataku perlahan dan saat ku lihat ke sekelilingku sebuah pemandangan yang sangat cantik terbentang di depanku.
"Kensho?"
"Otanjoubi omedeto, my cinderella. Hadiah ulang tahunmu. Aku sudah mempersiapkannya selama dua hari. Apa kamu suka?"
Air mataku mengalir, tak bisa ku bendung lagi. Ini... bahkan lebih dari apa yang ku inginkan.
"Umm. Suka sekali!" aku berlari ke pelukannya. Seperti yang kuduga, berada dalam dekapannya membuatku tenang.
"Syukurlah kamu menyukainya. Oh, apa kamu masih marah?"
Aku menggeleng kuat.
"Sudah dong menangisnya... Kalau begini aku jadi ingin terus-menerus memelukmu." ucapnya. Jemarinya menghapus air mataku lalu dia juga menciumku walau sangat singkat.
Ahh- aku berharap waktu dapat berhenti walau hanya sebentar.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLE
Fanfiction"Dengar, ada yang ingin ku katakan padamu..."