Kami berdiri sejajar, saling menatap satu sama lain. Namun, tak ada satupun dari kami yang dengan berani memulai sebuah percakapan. Hanya angin yang tetap setia mengisi kekosongan, juga suara letusan kembang api.
Aku mengenakan kimono bercorakkan bunga sakura dengan rambut yang ditata rapi, menyisakan poni yang menutupi keningku. Suara yang timbul saat aku berjalan berasal dari sandal tradisional Jepang, namanya adalah geta.
Geta merupakan alas kaki tradisional Jepang yang terbuat dari kayu. Geta terdiri dari 3 bagian pembentuknya, yaitu kayu persegialas telapak, bagian gigi (ha) dan kain penjepit (hanao). Geta biasanya digunakan ketika acara-acara tidak formal maupun hanya digunakan ketika jalan-jalan di jaman dahulu. Di Jepang sekarang masih sering digunakan.
"Mau duduk sebentar?" tanyanya. Aku mengangguk, karena sejak tadi kakiku sudah merasa pegal. Untungnya kami menemukan bangku kosong di dekat kedai takoyaki. Dia menyuruhku duduk. Sedang, dia pergi membeli minuman dan beberapa cemilan. Padahal aku sudah mengatakan, "Tidak perlu." tapi dia bersikukuh ingin membeli makanan yang di jual dikedai dengan lentera menggantung sebagai hiasan.
Beberapa menit kemudian dia kembali membawa minuman dan cemilan.
"Biar kubantu,"
"Terima kasih," katanya. Peluh menguar keluar mengalir membasahi keningnya. Namun, entah kenapa dia tetap terlihat tampan.
"Sebenarnya, aku mengajakmu berdua ke sini karena ada yang ingin ku katakan padamu."
Aku mengunyah takoyaki dengan perlahan sambil mendengarkannya berbicara.
"Benar juga, aku baru ingat. Memangnya apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanyaku.
Namun, bukannya menjawab pertanyaanku dia justru mengulurkan ibu jarinya, dia terkekeh, "Kamu makannya belepotan."
"Jadi? Kau ingin mengatakan apa? Pertanyaanku tadi belum kau jawab."
"I love..." dia berbisik, hembusan napasnya menyapu bersih suara bising.
"You," sambungnya.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLE
Fanfic"Dengar, ada yang ingin ku katakan padamu..."
