38. What' ya Do? [Kimura Ryohei x You] pt. 2 END

18 2 1
                                    

"Sedang apa?" tanya nya. Dia berjalan menghampiriku yang duduk di sofa sambil membawa minuman kaleng di tangannya.

"Terima kasih."

"Naskah projek baru?" Dia mengambil tumpukan naskah yang ada di tanganku, dan membacanya dengan seksama. Aku mengangguk.

"Kamu beradu akting dengan Souma ya? Kurasa tidak banyak yang harus kuajarkan padamu. Souma itu sangat perfeksionis. Bantuannya pasti lebih berguna daripada aku."

"Kenapa pacarku bilang kayak gitu?"

Aku menyenderkan kepalaku di pundaknya, seharian tidak bertemu dengan dia membuatku kesepian. Tidak tahu sejak kapan aku jadi seperti ini, tapi setiap kali bersamanya, aku selalu jadi super manja dan ingin selalu di perhatikan.

"Besok mau jalan-jalan?" tanyanya. Jemarinya memainkan rambut panjangku yang tergerai.

"Kalau begitu besok kita berangkat pagi-pagi ya, sekarang ayo tidur. Kembali ke kamarmu sana."

Aku merengek tidak ingin berpisah begitu cepat dengannya. Meskipun kami tinggal bersama, tapi kami tidak tidur bersama. Berbeda ya. Aku masih tau batasan untuk hal-hal seperti itu.

"Bernyanyilah untukku," pintaku.

Dia pun mulai bernyanyi. Nyanyiannya selalu membuat perasaanku tenang. Lambat-laun mataku terasa berat hingga akhirnya aku tertidur pulas.

Keesokan paginya aku terbangun karena mencium aroma yang sangat lezat.

"Sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak tuan putri?"

Aku mengangguk. Lalu berjalan mendekatinya yang tengah mencuci sayuran. Kupeluk erat dirinya dari belakang cukup lama sampai aku puas menghirup aroma tubuhnya.

"Aku sedang memasak sayang, tak ada waktu lagi. Nanti saja ya, mandi sana," katanya.

"Baiklah."

Kudengar dia tertawa tipis, sebelum aku memasuki kamar mandi.

•••

"Gimana suprisenya? Suka?"

Sejauh mata memandang hamparan laut kebiruan ini membuat hatiku menari-nari. Sudah lama sejak aku pindah dan memutuskan tinggal disini. Aku tidak pernah lagi pergi ke pantai.

Ryohei menarik tanganku. Dia membawaku ketepian, sinar mentari begitu terik dengan suara serangga khas musim panas. Hari itu kami menghabiskan waktu berdua sampai matahari terbenam.

Mataku tak bisa lepas dari pemandangan indah ketika matahari menenggelamkan dirinya berganti langit malam. Saat itu, ku merasakan genggaman tangannya jadi lebih erat daripada sebelumnya. Lalu dia juga menyenderkan kepalanya di bahuku.

"Apa kamu masih menyukaiku?"

"Kenapa bertanya seperti itu?" tanyaku.

"Hanya penasaran saja, habisnya aku cemburu melihat yang selalu tertawa saat bicara dengan Souma."

Aku tersenyum lantas mulai menggodanya, "cemburu ya? Ternyata pacarku bisa cemburu juga ya. Apa karena itu kamu mengajakku jalan-jalan di akhir pekan ini?"

"Kamu belum menjawab pertanyaanku sebelumnya, jadi.. apa kamu masih menyukaiku?"

"Masih kok, aku masih menyukai Kimura Ryohei yang kadang sering bertingkah kekanak-kanakan. Malah sepertinya rasa sukaku jadi bertambah besar lagi."

"Kalau aku melamarmu sekarang, apa kamu akan menerimanya?"

Aku membelalakkan kedua mataku tak percaya dengan apa yang baru dia katakan. Aku tidak salah dengarkan?

"Aku serius," katanya. Kedua manik matanya bersinar di gelapnya malam. Dia kembali melanjutkan, "Lebih dari siapapun di dunia ini, aku ingin melukis kebahagiaanku hanya bersamamu. Jadi, ayo menikah."

Bulir air mata ini perlahan membasahi pipiku. Yang baru saja kudengar darinya ini, apakah sungguhan?

Air mata ku tidak bisa berhenti mengalir, hingga dia mengulurkan tangannya, membawa tubuh kecilku ke dalam pelukannya.

Dekapan eratnya padaku perlahan mengendur. Dia menatapku dalam diam. Begitu pula denganku.

Angin berhembus membuatku menutup mata, takut butiran debu mengenai mataku. Saat itu pula lah, aku merasakan sesuatu yg hangat dan lembut menyentuh bibirku.

Namun lambat laun, ciuman ini semakin terasa berbeda dari sebelumnya. Aku pun semakin sulit untuk mengambil napas. Aku memukul-mukul dadanya.

"Kamu mau membuatku mati?"

"Kenapa kamu menggemaskan sekali sih," katanya sambil mengacak-acak rambutku.

•••

Kami sudah melewati banyak hal bersama-sama.

Saat dia mengumumkannya ke media. Aku mendapat berbagai macam caci makian yang membuatku mengurung diri, tapi mungkin inilah yang dinamakan 'tidak salah memilih pasangan' dia selalu ada untukku. Memelukku dan bernyanyi untukku sebelum tidur. Dia tidak pernah meninggalkanku bahkan sedetikpun.

Dia selalu bilang, "kamu itu berharga, jangan lupa aku akan selalu ada di sisimu."

Jadi aku pun bisa bertahan hingga saat ini. Inilah kisahku, Si cegil yang nekat mengejar cita-cita dan orang yang dulu sangat kukagumi. Sampai pada akhirnya, orang itu menjadi suami ku.

Eitsss, jangan iri yaa..

END

Oke, ini bener2 udah end ya. Wkwkwk haduh, Yuu juga pengen deh jadi cegil lucky😂

Aahh.. akhirnya lunas juga ini utang. Semoga suka ya><

Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang