kau adalah orang yang baik untukku
jadi janganlah mendekat padaku
aku ingin melihatmu untuk waktu yang lama
jadi bertahanlah seperti ini sajasesungguhnya aku menyukaimu
aku sangat menyukaimu
Aku ingin menyembunyikan perasaanku
jadi peganglah aku dan jangan ucapkan apa-apa🍃🍃🍃
Perpisahan bukanlah hal yang diinginkan oleh siapapun, termasuk aku. Tapi kami memilih untuk berpisah meski perasaan ini belum tersampaikan satu sama lain.
"Aku ingin kita jalani hari layaknya kita tidak pernah saling mengenal."
Kata-kata itu terus menghantuiku. Sulit bagiku menerima kenyataan yang pahit ini. Tapi, bagi kami yang memiliki dunia yang berbeda. Hubungan ini tidaklah semudah itu. Kadang aku iri dengan orang lain, yang bisa menjalin suatu hubungan tanpa memikirkan hal lain.
"Apa bisa bertemu sekarang?"
Kami duduk berhadapan. Dalam hati aku menerka-nerka apa yang sedang dia pikirkan. Disaat aku sibuk menerka-nerka.
Dia mengatakan dengan jelas sesuatu yang tidak bisa kuterima begitu saja.
"Maaf, kurasa hubungan kita cukup sampai sini. Lagipula sejak awal aku tidak pernah menyukaimu. Aku lakukan semua itu tuntutan kerja."
Aku terdiam. Mataku terasa panas, air mata ini pun seperti akan menetes jika saja aku berkedip saat itu. Dadaku terasa sakit hingga aku hampir kesulitan mengambil nafas.
Aku bertanya-tanya kesalahan apa yang sudah kulakukan. Kenapa harus aku yang menerimanya?
"Aku pergi dulu," katanya lalu pergi meninggalkanku sendirian yang diam mematung. Sedetik itu pula, tangisku pecah. Aku tidak bisa menahannya lagi. Biarlah orang-orang menatapku dengan tatapan heran. Rasa sesak ini harus aku tumpahkan kalau tidak hanya akan menambah rasa sakit yang tak terkira.
Sejak hari itu, kadang-kadang aku mengiriminya pesan. Tapi dia sama sekali tak membalasnya. Dia benar-benar telah berubah. Kemanakah dirimu yang dulu kukenal?? Bukankah kamu berjanji untuk terus berada di sisiku?
•••
Beberapa tahun yang lalu.
Bunga sakura saat itu bermekaran memenuhi jalanan kota. Aku berhenti dan mengamati satu pohon yang bunganya berwarna putih.
"Indah ya.. dia berbeda dari yang lain."
"Aku melihatmu beberapa hari yang lalu di acara fanmeeting. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini. Bukankah ini yang dinamakan takdir?"
Dalam hati aku bergumam, "bicara apa dia, mana ada yang seperti itu."
Aku termasuk orang yang tak percaya dengan adanya takdir.
"Kamu fans ku kan?" tanyanya. Sekarang dia berhenti melihat bunga sakura itu dan beralih memandangiku sambil tertawa tipis.
"Bukan. Aku di sana menggantikan temanku. Dia sibuk."
"Benarkah??"
"Benar, kalau begitu aku pergi dulu," kataku lalu pergi meninggalkannya yang masih berdiri di bawah pohon bunga sakura. Ketika aku menoleh, dia sudah tidak ada di sana.
Pertemuan kami tidak hanya terjadi hari itu saja, hari berikutnya, berikutnya lagi.. kami selalu bertemu. Entah memang kebetulan atau di sengaja. Setiap kali melihat wajahnya, aku merasa dia seseorang yang sangat tulus. Dia selalu tersenyum setiap kami tak sengaja bertatapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLE
Fanfiction"Dengar, ada yang ingin ku katakan padamu..."