"Ohayou."
Aramaki, biasa dikenal Makki atau Mackey. Wajahnya kecil, memiliki senyum yang sederhana tapi mampu memikat hati wanita. Dia pacarku? Bukan. Kami tidak punya hubungan khusus seperti itu. Hanya teman. Benar, sebatas teman dekat.
Kami kenal karena bekerja di bidang yang sama. Aku tidak ingat jelas, kapan kami jadi sedekat sekarang ini. Tapi, semakin lama, aku merasa sikapnya padaku agak sedikit berbeda. Aku tidak bisa mengatakan detailnya, hanya saja, dia jadi lebih perhatian? Dan sering tersenyum. Oh, hanya padaku dia bisa tersenyum sangat manis dan bermanja-manja.
Padahal, kalau mengingat umurnya yang sudah berkepala tiga ... mungkin tidak ada satupun orang yang akan percaya, mengingat bagaimana tingkahnya itu.
"Kamu mau makan apa siang ini?"
"Oyakodon,"
"Bukannya kamu sedang diet?" celetuknya.
"Diet kan masih bisa dilakukan besok atau besoknya lagi."
Makki hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Kulihat dia memijat keningnya.
"Ano, Makki. Sudah sejak lama aku ingin menanyakan ini padamu." Akhirnya aku angkat bicara. Dia menoleh ke arahku, menatapku dengan lekat.
"Apa kamu punya perasaan padaku?"
Terkutuk lah aku, bagaimana bisa seorang gadis sepertiku bertanya hal yang memalukan begitu. Ah, aku ingin menghilang saja rasanya.
"Ada apa?" tanyanya datar.
"Habisnya, aku ... hanya penasaran."
"Malam nanti kuantar kamu pulang, ya? Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."
Lalu dia berlenggang pergi. Sosoknya menghilang bersamaan dengan orang-orang yang hilir-mudik memasuki ruangan yang perlahan semakin terasa panas dan pengap.
Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa langit malam yang dingin sudah tiba. Saat aku keluar dari ruang ganti, siluetnya tertangkap oleh kedua mataku. Cahaya lampu di atasnya, tempat dia berdiri membuatku terdiam. Kenapa aku baru sadar sekarang? Sosoknya saat ini terlihat sangat keren dan jauh dari kata manja apalagi imut.
"Lama sekali, kupikir kamu sudah pulang daritadi." Makki meraih tanganku. Dia bilang, "tanganmu dingin sekali. Tetap seperti ini ya?"
Aku tertegun sejenak, kemudian mengangguk kecil.
"Kita mampir ke toko coklat dulu ya? Tidak apa-apa kan?"
"Ano, Makki ... karena aku di sini notabenenya adalah penumpang, kamu tidak perlu selalu bertanya padaku."
"Ah, benar juga," katanya seraya menepuk keningnya.
Mobil yang dikendarainya berhenti di sebuah toko coklat. Aku tidak ikut masuk kedalam toko, hanya menunggu dia dalam mobil sambil menghangatkan tubuh.
"Happy Valentine Day!" katanya sekembalinya dari toko coklat.
"Aku ingin kamu mengingat hari ini sebagai hari spesial. Ah, aku tahu, yang kulakukan sama sekali tidak romantis. Tapi ...," Makki memberi jeda. Kemudian dia melanjutkan, "jadilah pacarku!"
Aku membelalakkan mata. Berusaha tidak percaya dengan apa yang kudengar. Tapi, dia dengan cepat mematahkan semua yang sempat bersarang dalam benakku.
"Aku sedang tidak bercanda. Aku serius. Kalau perlu aku akan mengatakan 'aku menyukaimu' langsung di sini dengan suara lantang," ujarnya. Dia bersiap keluar lagi dari mobil. Untungnya tanganku bergerak cepat, aku menahannya.
"Tidak perlu. Aku percaya kok," ujarku, "jawaban atas pertanyaanku tadi siang sudah terjawab dengan sangat jelas. Sekarang aku bisa mengutarakan perasaanku dengan leluasa."
"Maksudmu?"
"Maksudku, aku juga suka padamu, Makki. Zutto ..."
"Kalau begitu, dimakan dong coklatnya," katanya.
Tanganku meraih sepotong coklat dan memasukkannya ke dalam mulutku. Namun, tiba-tiba saja dia menarik lenganku. Bibir kami saling terpaut, dia menciumku sekilas.
"Rasa coklat," serunya sambil terkekeh kecil. Matanya menyipit seperti bulan sabit dan senyumannya sangat manis. Kaum hawa yang melihatnya pasti akan terpaku saat melihat senyumnya itu. Termasuk aku, tentu saja, aku tidak akan mengelak. Karena akupun sempat terpaku dalam beberapa detik.
END
GUD NAIT GAEIS. SALAM KANGEN DARI YUUCHAN YANG IMOET INI. TUNGGUIN PART 2NYA YA. DUH, SIAPA NIH? PENASARAN!!!!!!
Duh, Mon Maap kalo feel-nya kurang dapet atau kesannya terlalu bucin/lebay/alay. Ngga tau kenapa saya belakangan lagi terserang virus bucin Mackey😭😭
Udahlah, malah curhat. Baibaiiii~ 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLE
Fanfiction"Dengar, ada yang ingin ku katakan padamu..."