9. Spring Breeze [Ishikawa Kaito x You]

90 11 0
                                    

Ku kedipkan sebelah mataku karena debu yang tanpa izin memasuki mata kananku.

"Kaito~ tolong tiupkan debu di mataku dong..."

Dia mengangkat poniku, mendekatkan dirinya. Tapi tunggu dulu! Kenapa dia harus memejamkan matanya!? Aku kan hanya memintanya untuk meniupkan debu yang masuk ke mataku saja.

"Sudah kan?"

"O-oh, sudah mendingan. Terima kasih."

Hari ini kencan pertama kami setelah 2 tahun kami resmi berpacaran.

Kenapa? Karena dia tinggal di Tokyo dan aku sendiri tinggal di daerah Nagoya.

Bagaimana kami bisa saling kenal dan berpacaran?

Ceritanya sedikit lucu sebenarnya dan terdengar sedikit gila hampir tidak masuk diakal. Aku akan menceritakannya secara ringkas.

Kami bertemu saat secara tak sengaja ia memotretku yang tengah berdiri dibawah pohon sakura. Suara jepretan yang keluar dari kameranya saat itu masih terngiang jelas dalam ingatanku.

Setelah pertemuan itu kami semakin dekat, entahlah, pokoknya selagi ada waktu pasti kami akan saling bertemu. Lalu suatu hari isi pesannya tiba-tiba terdengar sangat serius. Aku takut.

"Ada yang ingin ku katakan..." dia dengan raut wajahnya membuatku tak sabar ingin segera mendengar kelanjutannya.

"Aku menyukaimu. Maukah kamu jadi pacarku? Tapi kita akan berada dalam hubungan jarak jauh... Apa kamu mau menungguku sampai aku kembali lagi ke Nagoya? Mungkin saat itu... aku memiliki kejutan lainnya untukmu."

Aku menjawab, "Ya. Aku mau jadi pacarmu dan aku akan menunggumu kapanpun itu... Aku tidak masalah harus menjalani hubungan jarak jauh."

Saat itu dedaunan berguguran. Kami menjadi pasangan kekasih tepat dibawah pohon momiji yang daunnya tengah berwarna kuning keemasan. Dia memelukku erat seakan enggan melepasku.

Lalu, tepat setelah 2 tahun berlalu. Kami kembali bertemu. Dia bilang ingin mengatakan sesuatu dan aku masih ingat yang dikatakannya 2 tahun lalu, kalau dia kembali lagi kesini ada kejutan yang ingin dia berikan padaku.

"Berhenti disini." ucapnya. Lalu dia menekukkan salah satu kakinya mengeluarkan sebuah kotak yang aku sendiri tidak tahu isi di dalamnya. "Maukah kamu menikah denganku?"

Angin musim semi akhirnya berpihak padaku. Aku menjawabnya dengan sedikit anggukan. Dan begitulah musim semi memberi arti tersendiri bagi kami.

END

Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang