17. Last Spring [Ono Kensho x You]

62 9 0
                                    

"Ada yang ingin ku katakan padamu."

Dia memasang raut wajah sedih tak seperti biasanya. Aku menelengkan kepalaku, melihat kearahnya yang sekarang justru menundukkan kepala.

"Katakan saja..."

Seolah enggan berbicara sepatah katapun dia meraih tanganku dan berkata dengan suara yang bergetar, "Aku tidak bisa menjalani hubungan ini lagi..."

"Aku tahu, kok. Kamu dekat dengan seseorang kan?" ucapku. Aku berusaha menahan air mataku agar tak jatuh tepat di depannya. Dia hanya diam seribu bahasa, seketika keadaan menjadi hening.

"Duh, kenapa jadi serius begini sih..." Ku beri jeda untuk mengambil napas. "Katakan saja, tidak apa-apa kok. Aku akan menerimanya. Lagipula sejak awal, aku hanya sebagai penggantinya kan?"

"Tidak. Bukan begitu, aku..."

"Angkat kepalamu, lihat aku," pintaku padanya yang sekarang perlahan mulai mengangkat kepalanya, mensejajarkan posisinya denganku. Mata kami bertemu tatap satu sama lain.

"Aku akan menikahinya. Itulah kenapa aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi..."
Mendengar kalimat yang terlontar darinya membuat hatiku terasa perih. Rasanya sakit, tapi aku berusaha menahannya. Lantas aku justru terpaksa memasang senyum andalanku.

Aku mengatakan, "hmm, jadi begitu ya. Kuucapkan selamat untukmu, semoga kamu bahagia selamanya dengan pilihanmu. Aku turut senang."

"Kamu tidak marah?" tanyanya. Kali ini dia justru memasang wajah khawatir. Dalam hati, ku bergumam, tolong jangan pasang wajah seperti itu.

"Tidak, kok. Aku justru sangat senang. Selamat ya." aku berkilah lantas menjauh darinya, menghadapkan diriku ke arah lain agar dia tidak sadar kalau aku menangis dalam diam.

Aku berbisik pada angin mengungkapkan betapa bodohnya menginginkan hal yang sedari awal tidak akan pernah bisa ku jangkau, hingga kebodohanku yang lain karena menangisi hal yang tidak masuk akal.

"Ahaha, dingin sekali ya... Air mataku sampai jatuh karena menggigil," sambungku.

Kensho merangkulku dari belakang, dia membisikkan tiga kata yang dulu sangat ingin kudengar. Aku senang, dia mengatakannya, tapi aku berharap dia mengatakannya disaat seperti ini.

Aku tersenyum, menghapus air mataku dan membalikkan tubuhku.

"Terima kasih, ya. Aku senang sudah bertemu denganmu."

Di akhir sebelum kami benar-benar berpisah, dia mengangguk dan kelopak bunga sakura mengiringi kepergiannya.

Kimi Ni Hanashitai Koto || DRABBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang