Dalam gelap gulitanya malam, gadis itu berjalan dalam keadaan terluka, bahu kirinya mengeluarkan banyak darah dan ia terus menutupinya dengan tangan kanannya.
Tak diketahui apa yang terjadi dengan gadis itu, tapi tampaknya ia terlihat dikejar – kejar oleh sesuatu...
"Apakah aku sudah tidak dikejar lagi?"
Gadis itu memastikannya lagi dengan melihat kearah belakang.
Ia terus berjalan dengan rasa sakit yang ditahannya, untuk memastikan dirinya selamat dari sesuatu yang mengejarnya dari belakang.
"Apakah aku akan mati disini?
Gadis itu pun terlihat putus asa, ia pun berhenti sejenak.
Namun, terdengar sebuah suara teriakan yang mengerikan dari kejauhan.
"Sial, ia berhasil mengejarku ternyata."
Gadis itu pun lantas berlari secepat mungkin, namun luka yang ada dibahunya membuat pergerakannya terhambat.
Ia pun jatuh tersungkur, gadis itu terlihat sangat sekarat sampai – sampai ia pun kesulitan berdiri. Luka yang ada dibahunya benar – benar menyulitkannya.
"Sial, Sial, Sial, apakah aku akan mati dengan keadaan seperti ini."
"Ia sudah dekat, tamatlah aku."
Ia hanya bisa melihat makhluk menyeramkan itu didepan matanya, tanpa bisa melakukan perlawanan apapun.
Pasrah dengan keadaan, hanya itu yang dapat dia lakukan...
Dan, Gadis itu pun terbangun dari mimpi buruknya.
"Ah, sudah larut malam rupanya."
Ia melihat kearah jendala, melihat seperti apa keadaan malam disekitarannya.
"Sepi sekali di luar, apa mungkin karena sudah larut malam?"
Namun ia merasa aneh dengan keadaan sepi yang dilihatnya, apakah mungkin karena keadaannya atau mungkin hanya perasaannya saja.
Kegelisahan itu pun membuatnya keluar dari kamar apartemennya.
"Ah, yang benar saja. Sunyi sekali disini?"
"Memang sih ini sudah jam larut malam." Sambil melihat jam tangan miliknya
Si gadis ini merasa jika apartemen tempat ia tinggal sekarang memiliki suasana sunyi dan sepi yang terasa menyeramkan. Walau memang biasanya larut malam orang lain juga akan merasa hal seperti itu. Tapi baginya, ini pertama kalinya.
"Hei, siapa disana?"
Ia melihat seperti seseorang sedang berlari.
"Hei, tunggu, jangan lari."
Orang itu terlihat berlari menuju kearah tangga darurat.
"Kenapa dia lari tergesa-gesa seperti itu, bukankah disini ada lift, sepertinya aku harus mengikutinya"
Si gadis pun pergi menuju kearah tangga darurat.
"Kemana dia pergi, tak mungkin dia menghilang begitu saja"
Ia pun akhirnya melihat seorang anak gadis duduk di samping pojokkan tangga sambil memegang sebuah boneka beruang. Dari kelihatannya, anak gadis ini masih berusia 14 tahun.
"Ah, apa kau lakukan dibawah tangga seperti ini."
Gadis kecil itu menatapnya.
"Tak apa, aku cuma ingin disini."
"Huh, apa maksudmu? Kau hanya sekedar ingin disini?"
Si gadis ini pun heran dengan tingkah aneh anak gadis itu, tak biasanya ada seseorang duduk dibawah tangga tanpa alasan. Apalagi pada larut malam.
"Oi, kau kenapa sih, apa yang terjadi denganmu?"
"Kan sudah kubilang-"
Gadis itu pun seketika terdiam, ternyata ada seseorang yang turun dari tangga.
Orang itu turun dan terus berjalan kearah tangga darurat. Namun cara jalannya sangatlah tidak stabil.
"Siapa orang itu, mabuk apa, sampai – sampai jalannya sempoyongan begitu."
"Itu ayahku." Kata anak gadis itu.
"Jangan – jangan kau bersembunyi karena takut bertemu dengan ayahmu yang mabuk itu."
Anak gadis itu cuma terdiam mendengar dugaan itu.
"Sial, aku benar – benar diacuhkan olehnya."
Si gadis ini pun melihat dengan saksama, siapa ayah dari anak gadis itu.
Dan ia terkejut melihatnya.
Ayah si anak gadis itu terlihat menyeramkan.
Sadar dengan apa yang dilihatnya, si gadis ini pun menarik anak gadis yang baru saja ia temukan dan kemudian pergi dari tempat itu.
Mereka pergi mengarah ke pintu keluar area depan, namun disana terlihat banyak sekali orang – orang yang mirip dengan ayahnya anak gadis itu.
"Bagaimana ini, sepertinya satu – satunya jalan keluar hanya dari pintu belakang."
Di satu sisi, ayahnya anak gadis itu sudah mengarah dekat ke mereka.
Di dekat mereka terlihat sebuah alat pemadam api. Tapi pikir panjang, Si gadis ini pun langsung melemparkannya ke ayahnya anak gadis itu dan pergi langsung melewatinya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya si anak gadis itu.
"Diamlah!" Sepertinya si gadis ini pun mulai terlihat panik.
Si gadis ini pun terus menarik lengan anak gadis itu sambil pergi berlari menuju ke area belakang pintu keluar.
"Aku tak percaya dengan kulihat."
"Mereka semua terlihat seperti mayat hidup yang ada di permainan yang biasa kumainkan."
Anak gadis itu menatap si gadis yang telah mencoba membunuh ayahnya.
"Ah, maafkan aku jika melakukan hal itu barusan." Sepertinya si gadis ini sadar dengan apa yang ia perbuat.
"Tidak, tidak masalah." Namun, anak gadis ini terlihat tidak mempermasalahkan hal itu.
Tanpa disadari mereka berdua ternyata belum sempat berkenalan.
"Oh iya, aku belum sempat menanyakan siapa namamu?"
"Namaku Hiiro." Jawab si anak gadis itu.
"Ayashima Yuki." Balas si gadis itu dengan menyebutkan nama lengkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Nightmares
Mystery / ThrillerSeorang gadis terbangun dari situasi yang tidak diinginkannya, melihat tempat tinggalnya saat ini terlihat bagaikan mimpi buruk abadi dimatanya. Dia pun kemudian mulai mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi terhadap kota tempat ia tinggal sekar...