Chapter 29

2 0 0
                                    

Di Shinjuku sendiri, terjadi perang baku tembak antara milter pihak pemerintah dan juga pihak pemberontak.

Semuanya terlihat saling menghujani peluru ke lawan masing - masing.

Di sisi lain, ada Risa yang mengendarai mobilnya berada di kawasan lain yang tak jauh dari lokasi perang terjadi.

"Aku mau kau membawakan serum Snythesis C-02 itu." terdengar suara orang dari ponsel yang dipegang Risa.

"Baiklah, dimana lokasinya berada?"

"Aku akan segera mengirimkan lokasinya."

Panggilan seketika terputus. Dan kemudian tak lama masuk sebuah pesan.

Dipesan itu tertulis lokasi tempat serum itu berada.

Setelah membacanya, Risa kemudian mencabut kartu SIM dari ponselnya, mematahkannya, dan kemudian membuang dari jendela mobil.

Ia pun akhirnya sampai dilokasi sebuah rumah sakit yang tertera di pesan itu.

Masuk kedalam rumah sakit itu, dan terlihat banyak sekali mayat para personel militer tergeletak dilantai.

Risa dengan santai tetap berjalan melewati tempat mayat - mayat itu dan kemudian pergi ke lokasi tempat serum itu berada.

Ia sampai dilantai tiga rumah sakit itu, dan sekali lagi ia melihat ada beberapa mayat para ilmuwan.

Dan sesampainya, ia disebuah lab peneliti. Lagi - lagi ia melihat mayat para personel militer dan juga seorang gadis yang terlihat duduk tersandar didinding.

"Aku tak menduga jika ia akan sesadis ini." Kata Risa menduga Arumi yang telah melakukan ini semua.

Kemudian, ia masuk kedalam lab peneliti itu, dan tanpa perlu mencari ia pun langsung menemuksn serum itu berada disebuah meja.

Serum Synthesis C-02 ini pun diambilnya dan kemudian ia simpan. Kemudian ia pun keluar dari ruang itu.

Sesaat berada diluar ruangan, Risa dikejutkan dengan sebuah pemandangan dimana ia sekarang lagi ditodong dengan sebuah pistol.

Gadis yang tersandar itu ternyata tidak mati.

"Lebih baik anda membuang benda itu demi kenyamanan kita semua."

Risa hanya diam dan kemudian menolehkan tubuhnya kehadapan gadis itu.

Jelas sebuah reaksi yang tak diduga baginya, ia pun kemudian melepaskan tembakan pistolnya kearah Risa.

Namun, dengan mudah peluru tembakan miliknya itu ditangkap dengan tangan kosong dan kemudian ia buang begitu saja.

"Superhuman ya, baiklah anda boleh pergi." Seketika gadis itu meletakkan kembali pistolnya dan mempersilakan Risa untuk pergi.

Risa kemudian melihat tempelan nama dari seragam gadis itu.

"Naomi ya, apakah Arumi yang melakukan ini semua?"

Gadis itu seketika menghela nafasnya.

"Kau mengenalnya?"

"Ya. Dia semua yang telah melakukan semua yang yang kau lihat ini."

Tapi seketika Naomi malah merasa berterima kasih kepada Arumi karena telah melakukan itu semua.

Dan Risa heran mengapa Naomi malah tidak marah dan kesal terhadap hal itu.

"Untuk apa aku marah, lagipula kita semua hanyalah boneka para atasan." Dengan santainya Naomi mengatakan itu.

"Dan lagipula, jika ia tidak melakukan ini, mungkin aku akan membunuh orang yang tidak berdosa."

Seketika mengatakan itu, Naomi memegang perutnya karena merasakan sakit tiba - tiba.

Dari perkataan barusan, Risa menduga jika orang yang dimaksud tidak berdosa itu adalah Yuki.

Melihat Naomi merintih kesakitan memegangi perutnya, membuat Risa kemudian langsung mengajaknya untuk ikut bersamanya.

"Tidak usah." Namun seketika Naomi menolak.

Ia berdalih jika dirinya baik - baik saja, dan kemungkinan ia akan menjumpai rekannya yang dapat membantunya keluar dari rumah sakit itu.

"Diluar sempat aku melihat ada banyak dari pasukan pemberontak."

"Jika rekan yang kau harapkan itu bisa datang, mungkin itu adalah suatu keajaiban."

Mendengar itu, Naomi terdiam dan tak bisa berdalih lagi.

Ia pun terpaksa menerima ajakan itu, dan akhirnya mereka pun segera bergegas keluar dari rumah sakit itu.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang