Chapter 22

2 0 0
                                    

Mereka pun akhirnya kembali menlanjutkan perjalanan ke Edogawa.

Didalam perjalanan, Seketika Yuki kembali merasakan rasa sakit kepala yang biasanya ia alami.

"Oi, kau baik – baik saja?" Arumi seketika cemas melihat keadaannya Yuki.

"Ya, tak apa. Aku sepertinya sudah mulai terbiasa mengalami ini."

Yuki pun akhirnya merasa mendingan. Hanya saja, ia merasa heran karena rasa sakit kepala yang ia rasakan sekarang jauh lebih berkurang dari sebelumnya.

"Apakah kau pernah mengalami hal ini sebelumnya." Tanya Arumi karena merasa penasaran dengan apa yang barusan dialami oleh Yuki.

Yuki pun mencoba mengingat kembali jika ia sebelumnya belum pernah mengalami rasa sakit yang aneh seperti ini.

Hal itu mulai terjadi setelah ia terbangun dari kamar tidur apartemennya dan menyadari situasi di Shibuya tampak aneh dari biasanya.

"Sepertinya kita harus segera pergi ke Edogawa secepatnya."

Seketika Arumi pun menginjak gas mobilnya dengan kuat, dan berusaha agar bisa segera sampai secepatnya.

Yuki pun heran kenapa Arumi harus sampai – sampai terburu – buru seperti itu, hanya karena melihatnya mengalami rasa sakit kepala seperti itu.

"Oi, tenanglah. Sebaiknya pelankan laju mobil ini." Yuki pun meminta Arumi agar segera menurunkan kecepatan mobilnya.

Arumi pun perlahan menurunkan kecepatan mobil tersebut.

"Yuki, rasa sakit kepala yang kau alami itu bukanlah hal biasa, bisa saja itu merupakan efek samping dari serum yang ada ditubuhmu itu."

"Kita harus segera membawa serum yang simpan itu ke Edogawa, agar bisa segera dibuatkan obatnya."

Yuki paham dengan hal itu, namun ia meminta agar Arumi santai dan tidak terlalu tergesa – gesa dalam mengendarai mobil, karena itu akan sangat berbahaya bagi mereka berdua nantinya.

"Sejujurnya aku pusing dengan semua hal ini, maka dari itu aku ingin segera cepat mengakhirinya."

"Memangnya dengan kita ke Edogawa dan akhirnya berhasil membuat obat untuk serum itu, akan membuat semua masalah yang ada sekarang segera berakhir?" Tanya Yuki untuk memastikan jika hal itu benar.

Arumi pun menganggap jika dengan berhasil dibuatnya obat itu dan juga sekaligus bisa menyembuhkan masyarakat yang menderita karena serum itu. Akan membuat tugasnya untuk membongkar semua sandiwara pemerintah akan mudah dicapai.

"Apakah kau yakin dengan itu?" Tanya Yuki.

"Entahlah." Arumi pun menjawabnya dengan ragu.

Berarti secara tak langsung, Arumi pun masih ragu jika itu akan dapat membuatnya dengan mudah menyelesaikan semua masalah yang terjadi di Tokyo sekarang.

Di satu sisi, Yuki malah mulai terlihat gelisah dan merasa ada sesuatu yang salah telah diperbuatnya.

"Kau kenapa pula, malah jadi kelihatan gelisah tiba – tiba?" Tanya Arumi karena heran dengan sikap Yuki yang seketika berubah.

"Aku meninggalkan Hiiro sendirian disana."

Arumi pun sadar jika sebelumnya Yuki tidak sendirian bertahan hidup waktu itu, melainkan ia bersama dengan seorang anak gadis.

"Dimana anak itu, apa jangan – jangan ia saat ini berada di Izu?"

Yuki pun seketika murung karena merasa salah membiarkan Hiiro sendirian disana, apalagi dengan kebenaran yang saat ini ia ketahui, membuatnya semakin cemas dengan keadaannya disana.

"Sebaiknya kau melupakan anak itu." Arumi pun mengatakan sesuatu hal yang tak disangka – sangka.

"Apa maksudmu?" Yuki jelas terlihat marah mendengar perkataan itu.

"Kau itu bukan ibunya atau kakaknya, tak perlu kau mencemaskannya."

"Aku rasa anak itu akan baik – baik saja disana."

Yuki tidak senang dengan perkataannya Arumi, karena seakan menganggap Hiiro itu tidak penting. Baginya, Hiiro itu sudah seperti teman seperjuangannya dalam bertahan hidup di situasi sekarang saat ia belum mengetahui apapun.

Jelas jika dirinya akan merasa bersalah membiarkan Hiiro sendirian disana. Dan lagipula, Yuki pun sadar jika Hiiro terlihat sangat tidak nyaman berada disana.

"Sepertinya aku harus kembali ke Izu untuk menjemputnya."

"Huh?" Arumi pun seketika menginjak rem mobilnya sampai mobil berhenti karena terkejut mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya Yuki.

"Kau gila ya, aku tak mau bunuh diri dengan pergi kesana."

"Kau tak perlu ikut, biar aku saja yang pergi sendiri."

Arumi pun seketika menghentikan Yuki yang mencoba keluar dari mobil.

"Kenapa kau menghentikan aku?"

"Aku tak akan membiarkan kau pergi, aku membutuhkanmu dalam menyelesaikan masalah yang terjadi saat ini."

Yuki tak mengerti, mengapa ia dibutuhkan untuk menyelesaikan situasi yang terjadi di Tokyo. Memangnya apa yang bisa ia bantu sampai – sampai Arumi pun memaksa menahannya.

"Kau sadar tidak, apa yang membuatmu sampai diincar terus oleh pemerintah sekarang."

Yuki menyadari itu, namun ia tidak tahu apa yang bisa ia manfaatkan dari itu.

"Jika kau bisa selamat dari situasi sekarang, kau akan menjadi satu – satunya saksi hidup yang dapat membuat Tokugawa Oda turun dari jabatan sebagai perdana menteri saat ini."

"Dan itulah tugasku untuk agar menjagamu tetap hidup."

Semua akhirnya sudah jelas, Yuki tak menyangka jika ia akan dijadikan sebagai alat untuk menghancurkan pemerintahan yang sekarang. Secara tak langsung, Yuki pun merasa jika Arumi hanya memanfaatkannya untuk hal itu saja.

"Aku tidak peduli kau akan menganggapku sebagai apa, tapi yang jelas sudah tugasku untuk menyelesaikan semua kekacauan ini."

Seketika Arumi pun menundukkan kepalanya kearah hadapan Yuki.

"Ayashima Yuki, aku mohon bantuanmu untuk saat ini juga."

Yuki tak mengira Arumi akan melakukan itu, ia beanr - benar tak menyangka jika Arumi akan bersedia menundukkan kepalanya hanya demi memaksanya untuk tetap ikut dengannya.

"Baiklah, aku ikut." Yuki pun tak tega untuk menolak permohonan itu.

Mereka pun akhirnya kembali kedalam mobil dan kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

"Yuki, soal anak gadis bernama Hiiro itu. Aku yakin jika ia akan baik – baik saja disana."

"Kenapa kau seyakin itu?"

"Aku tak yakin mereka yang ada disana akan memperlakukannya dengan kasar. Pastinya dia akan diperlakukan dengan baik oleh mereka."

"Begitulah menurut pendapatku."

Yuki secara tak langsung sependapat dengan perkataannya Arumi.

Ia pun berharap jika Hiiro disana tetap aman dan diperlakukan dengan baik.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang