Chapter 26

2 0 0
                                    

Mobilnya yang dikendarai oleh mereka berdua pun akhirnya berada di Adachi saat ini.

Yuki berdiri didepan mesin minuman sambil melamun kan sesuatu..

"Aku minta satu kaleng kopi susu." Kata Arumi.

Yuki melihat kearah Arumi, seakan tak menduga jika Arumi akan meminta itu.

"Ada apa, ada masalah dengan selera minumanku?"

"Tidak, tak ada sama sekali."

Yuki pun mengambil kaleng minuman itu, dan kemudian melemparnya kearah Arumi.

Lalu, seketika Yuki kembali melamun.

"Oi, apa yang sedang kau pikirkan?"

"Tidak." Yuki pun kemudian mengambil kaleng minumannya dari mesin itu.

Arumi pun tak menduga jika kaleng minuman yang dipegang oleh Yuki itu adalah kopi hitam.

"Sepertinya hari – harimu selalu berat ya..." Sindir Arumi.

Yuki pun tak menggubris sindiran itu, dan kemudian ia membuka kaleng minumannya.

Arumi terlihat dengan santai menikmati minuman yang ia miliki.

Di satu sisi, Yuki masih terlihat melamun memegangi minumannya.

"Sebaiknya kita kembali ke Shibuya." Kata Yuki, lalu kemudian meminum kaleng kopi hitam miliknya.

Arumi seketika tersendak mendengar kalimat itu terlontar dari mulut Yuki dengan mudahnya.

"Oi, apa yang kau pikirkan?"

"Kembali ke Shibuya?"

"Kau mau kita bunuh diri bersama?"

Yuki bingung melihat Arumi seketika mengamuk mendengar perkataannya.

"Kenapa kau marah, jika kau tidak mau ikut, biar aku sendiri saja kesana."

Arumi seketika menepuk – nepuk wajahnya sendiri karena tak menyangka kembali ke situasi seperti ini lagi.

"Bukannya kita sudah sepakat sebelumnya, lagipula kenapa kita harus kembali kesana?"

"Entah kenapa, firasatku mengatakan jika Hiiro berada disana."

Arumi tak menyangka jika Yuki sampai sekarang masih memikirkan anak gadis itu.

"Firasatku mengatakan jika kita kesana, kita akan mati."

"Kau gila apa, tidak mungkin anak itu ada disana." Arumi sangat kesal melihat Yuki yang tampak tersugesti dengan firasatnya.

"Kalau kita tidak mengecek kesana, kita tidak akan tahu."

Arumi sepertinya sudah terlihat menyerah untuk berbicara dan seketika menjauhi Yuki.

Yuki sadar jika apa yang dikatakannya ini memang terdengar gila, tapi ia merasa jika mereka memang harus kembali kesana.

Arumi pun dengan nada bicara kesal mengatakan jika saat ini mereka kembali ke Shibuya, yang ada mereka akan ikut terseret dalam situasi perang yang terjadi disana.

Ia sendiri bukannya takut untuk kembali kesana. Hanya saja, kembali kesana dengan ketidakjelasan, akan banyak membuang habis waktu mereka untuk pergi ke Edogawa.

Arumi sendiri tak ingin jika situasi di Tokyo sekarang akan berlangsung lebih lama lagi, ia ingin mengakhirinya secepatnya. Dan ia tak mau hanya membuang – buang waktu hanya untuk mengikuti keegoisannya Yuki sekarang.

"Baiklah, aku minta maaf." Yuki pun kemudian menyadari jika dirinya salah karena mengatakan mengenai firasat tak jelasnya itu.

Namun seketika, terdengar suara ponsel berbunyi disekitaran mereka.

"Bunyi ponsel siapa itu" Tanya Arumi karena ia yang pertama kali menyadarinya.

"Maaf, itu bunyi ponselku" Yuki pun seketika mengambil ponselnya.

Dan ia terkejut ada sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal.

Yuki pun kemudian menyimak isi pesan itu.

Dan ia terkejut, karena isi pesan itu menyampaikan jika Hiiro saat ini berada di Shibuya.

Arumi seketika menoleh kearah Yuki yang mengatakan seketika isi pesan itu. Dan ia sendiri pun tak menduga jika isi pesannya akan seperti itu.

"Adachi Risa?" Namun Yuki sendiri lebih terkejut melihat nama pengirim yang tertera di isi pesan itu.

Arumi pun seketika berpikir bagaimana ceritanya Risa berada di Izu, apa jangan – jangan selama ini Risa memang tidak tahu apapun yang terjadi di Tokyo sekarang. Begitulah yang dipikirannya Arumi.

Dengan adanya pesan itu, mau tak mau Arumi harus menerimanya dan kemungkinan mereka kembali ke Shibuya sekarang pun harus segera dilakukan.

Tapi seketika, Arumi malah mengambil ponselnya Yuki dan kemudian mencabut kartu SIM yang ada diponsel itu, dan seketika mematahkannya.

"Sekali lagi kau ceroboh, habis nyawa kita." Arumi pun kemudian mengembalikan lagi ponselnya Yuki.

"Maaf."

Arumi pun harus berpikir secara keras bagaimana caranya agar mereka bisa segera kembali ke Shibuya secepatnya.

"Sebaiknya kita segera pergi."

Arumi dan Yuki pun kemudian naik ke mobil dan kemudian pergi dari tempat itu.

Yuki yang melihat Arumi pun seakan merasa bersalah karena akhir – akhir ini banyak sekali ia membawa masalah kehadapannya.

Seketika Arumi pun membawa mobilnya kearah lokasi sebuah stasiun kereta.

Mereka pun akhirnya berhenti disana, dan kemudian turun dari mobil.

"Untuk apa kita ke stasiun kereta?" Yuki pun heran karena tiba – tiba Arumi membawanya ke sebuah stasiun kereta.

"Karena hanya ini satu – satunya jalan tercepat kita."

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang