Chapter 17

4 0 0
                                    

Yuki menatap tajam kearah Arumi, seperti ada banyak sekali pertanyaan dikepalanya yang mau ia tanyakan saat ini juga.

"Oi, Hentikan tatapanmu ini itu, risih tahu." Arumi sepertinya tidak nyaman ditatap seperti itu.

Yuki kelihatan sangat penasaran dengan orang bernama Arumi ini, sepertinya ia menyimpan banyak hal tentang kebenaran yang terjadi saat ini.

"Darimana kau tahu namaku adalah Yuki, apa jangan – jangan kau mengikuti?" Tanya Yuki.

"Ya, aku mengikuti."

Yuki tak mengira akan mendapatkan jawaban sesedarhana itu dari mulutnya Arumi.

"Berarti pas dirumah sakit itu, kau ada disana karena pada dasarnya kau mengikutiku ya...."

"Jangan salah paham dulu, pas disana, itu memang kebetulan saja."

Arumi pun menjelaskan jika memang benar ia mengikuti Yuki selama ini, tapi itu hanya sebatas terjadi saat mereka masih berada di Shibuya.

"Apakah kau ingat pada saat kau berada di kantor polisi sini, ada seseorang meneleponmu?"

Yuki pun sadar jika orang yang menelepon sewaktu di kantor polisi itu adalah Arumi, karena nada bicaranya yang terdengar sama.

"Aku ingat jika waktu dipanggilan itu, kau mau memberitahuku soal sesuatu?" Yuki pun kemudian menanyakan apa pembicaraan yang sempat terputus ditelepon itu.

"Pada saat itu, aku ingin memberitahu kau jika saat ini kau sedang diincar."

Perkataan Arumi barusan, sebenarnya sudah diprediksi oleh Yuki sebelumnya. Hanya saja, ia benar – benar masih belum bisa memahami apa maksud dari perkataan itu.

Yuki pun kemudian menanyakan apa alasan yang membuatnya sampai – sampai diincar oleh pihak militer. Ia merasa tidak tahu sama sekali dengan situasi apa yang terjadi di Tokyo sekarang.

Walaupun sebelumnya Itsuki pernah memberitahunya mengenai apa yang terjadi sebenarnya. Yuki tampaknya mulai tidak mempercayai kebenaran itu.

Cara Itsuki dalam mengelabuinya dan kemudian menjebaknya seperti itu, membuat Yuki yakin jika kebenaran itu hanyalah sebuah omong kosong agar ia dapat diperdayai, karena ia pada dasarnya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

"Tokyo saat ini, berada dalam situasi medan perang." Begitulah yang dikatakan Arumi.

Perkataan Arumi barusan membuat Yuki terkejut, ia tak menyangka jika situasinya akan seperti itu.

Kemudian, Arumi pun menjelaskan mengapa Tokyo saat ini bisa menjadi situasi medan perang.

Semuanya terjadi karena ulahnya perdana menteri baru Tokugawa Oda, yang memberlakukan sebuah kebijakan baru di militer.

Ia membuat sebuah kebijakan jika untuk kedepannya, setiap anggota militer yang berada dari kalangan keluarga atas terutama yang punya garis keturunan kekaisaran atau bangsawan dari masa feudal diprioritaskan menjadi petinggi militer berikutnya. Sedangkan dari kalangan bawah, sepertinya halnya masyarakat biasanya, tidak diijinkan menduduki posisi yang sama.

Hal itu jelas membuat banyak para anggota militer yang merasa dari kalangan bawah merasa marah dan kecewa dengan kebijakan itu, mereka akhirnya meminta perdana menteri untuk mengubah kembali kebijakan itu.

"Mengapa kebijakan itu bisa diberlakukan, padahal kan itu wewenangnya petinggi militer?" Tanya Yuki karena merasa aneh seorang perdana menteri sendiri bisa membuat kebijakan seperti itu.

"Itu karena hampir semua kalangan dari petinggi militer menyetujui kebijakan itu."

Yuki jelas tidak menyangka jawabannya akan seperti itu, apakah jangan – jangan para petinggi militer ini merasa takut jika posisi mereka goyah jika seandainya tidak menyetujui hal itu.

Secara tak langsung, Arumi pun mengiyakan pendapatnya Yuki soal itu, walaupun juga ada alasan – alasan lain yang sepertinya juga tidak ia ketahui.

Arumi pun kembali menjelaskan jika seandainya perdana menteri tidak segera mencabut kebijakan itu, mereka akan mengancam akan melakukan pemberontak terhadap pemerintahan dan juga petinggi militer sekarang.

Mereka pun memberikan waktu seminggu agar perdana menteri bersedia memenuhi tuntutan itu.

Namun, perdana menteri dengan dibantu oleh militer yang ada dipihaknya malah membuat sebuah sandiwara dengan menganggap mereka semua sebagai pihak teroris yang mengancam negera dan akhirnya memanipulasi masyarakat agar percaya.

Karena banyak dari masyarakat yang percaya. Hari evakuasi pun dilakukan secara tak terduga agar jika seandainya terjadi bentrok dengan pihak pemberontak, kebanyakan masyarakat sudah dalam keadaan aman dan Tokyo pun siap dijadikan sebagai latar medan perang.

Cerita yang disampaikan oleh Arumi pun sangat bertolak belakang dengan apa yang diceritakan oleh Itsuki, membuat Yuki bingung bagaimana untuk menanggapinya.

Namun Yuki sadar jika poin yang berbeda dari cerita mereka berdua adalah Arumi secara tak langsung menceritakan jika situasi sekarang ini terjadi karena perang yang terjadi antara pemerintah dan pihak militer pemberontak.

Yuki pun secara tak langsung percaya jika cerita yang disampaikan oleh Arumi itu adalah kebenaran. Karena ia sebelumnya sempat melihat jika ada beberapa militer yang memakai seragam yang berbeda dari seragam yang dipakai Arumi sendiri.

Namun, ada satu hal yang membuat Yuki heran dari kebenaran yang disampaikan oleh Itsuki kepadanya waktu itu.

"Kenapa waktu itu Itsuki mengatakan jika serangan teroris itu berupa senjata biologis yang mengubah orang – orang menjadi mayat hidup?"

Arumi yang mendengar itu pun seketika terkejut dan tertawa.

"Jelas sekali, jika dia menipumu dengan kebenaran itu."

"Lagipula, apa - apaan itu. Kau ini bodoh ya." Arumi pun kemudian meledak Yuki.

Yuki pun hanya terdiam mendengar ledekan itu, tapi ia pun bingung mengapa Itsuki bisa – bisanya menceritakan kebenaran palsu seperti itu. Ia pun merasa ini terjadi karena ia sempat asal tebak waktu itu.

"Aku rasa itu terjadi karena halusinasi yang kau buat." Kata Arumi.

Yuki pun bingung karena Arumi menanggapi hal itu sebagai halusinasinya. Jika memang benar mayat hidup yang dilihatnya selama ini hanyalah halusinasi, mengapa bisa terjadi seperti itu. Itulah yang dipertanyakan olehnya.

"Serum yang kau bawa itu, bisa dibilang adalah penyebab kau dan beberapa masyakarat lainnya mengalami halusinasi seperti itu." Jawab Arumi.

Yuki pun terkejut mendengar jawaban itu, ia tak menyangka jika benda yang ia bawa adalah penyebab itu semua. Namun ia bingung bagaimana ceritanya serum ini bisa menjadi penyebab itu semua padahal sebelumnya Arumi sempat mengatakan jika serum itu adalah penyelamat.

"Yuki, kau pastinya penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi denganmu sekarang."

Arumi pun memancing rasa penasaran Yuki mengenai kebenaran yang terjadi pada masyarakat yang menolak ikut sewaktu hari evakuasi.

"Sebenarnya banyak dari masyarakat yang tidak percaya dengan sandiwaranya pemerintah sewaktu itu."

"Dan kau adalah salah satu dari masyarakat itu."

"Apa kau bilang?" Yuki tercengang mendengar dirinya adalah bagian dari masyarakat yang tidak percaya dengan sandiwara yang dibuat pemerintah.

Arumi pun menjelaskan jika Yuki adalah salah satu dari masyarakat yang paling menentang keputusan pemerintah untuk mengikuti evakuasi, karena menganggap jika perkataan perdana menteri soal serangan teroris itu terlalu mengada – ada.

Yuki yang mendengar penjelasannya Arumi seakan tak percaya jika dirinya sewaktu itu akan mengatakan hal itu.

"Bisa dibilang, pemerintah menganggapmu sebagai musuh yang harus segera dilenyapkan." Arumi pun mengatakan itu.

Dan akhirnya, Yuki sadar jika saat ini ia benar dalam situasi yang benar – benar sangat merugikan bagi dirinya.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang