Mereka berdua pun akhirnya sampai didekat sebuah dermaga yang ada ditempat itu.
"Kita akan pergi menggunakan benda itu." Kata Risa sambil menunjuk sebuah kapal karet.
Risa pun meminta agar Hiiro segera naik ke kapal itu.
"Baiklah, kau tunggu disitu, aku akan segera kembali." Dan kemudian Risa pun pergi begitu saja.
"Adachi-san, kau mau kemana???"
Hiiro bingung karena seketika Risa pergi begitu saja meninggalkannya sendiri disebuah kapal karet.
Di kapal karet itu, Hiiro berharap agar tidak ada satupun dari personel militer itu yang seketika menyergapnya.
Namun agak lama menunggu, Hiiro pun melihat tidak ada tanda – tanda dari mereka muncul dihadapannya.
Ia pun menduga jika Risa yang saat ini pergi entah keman, telah mengalahkan beberapa dari mereka yang akhirnya membuatnya bisa sedikit bernapas lega disaat menunggu.
Tapi disaat ia merasa kondisi disekitarnya kelihatan aman, tiba – tiba muncul helikopter yang menyoroti lampu cahaya langsung kearahnya.
Hiiro pun seketika gemetaran karena disoroti oleh lampu cahaya dari helikopter itu.
"Adachi-san, cepatlah kau balik..."
Risa pun kemudian kembali sambil membawa sebuah koper panjang yang mencurigakan.
"Maaf membuatmu menunggu lama."
Seketika Risa pun tancap gas dan langsung membawa kapal itu dengan cepat.
Helikopter itu seketika mengikuti kemana arah kapal itu pergi.
"Ini peringatan, berhentilah atau kami akan menembak." Terdengar suara orang dari helikopter itu yang memerintahkan mereka untuk segera berhenti.
Namun, Risa dengan santai malah semakin menambah kecepatan laju kapal karet tersebut.
Akhirnya terjadilah aksi kejar – kejaran dilokasi itu.
"Peringatan terakhir, segera berhenti atau kami akan tembak!"
Hiiro pun bingung melihat kondisi yang terjadi saat ini, ia berpikir apakah yang akan dilakukan Risa selanjutnya jika akhirnya helikopter itu sudah mulai menembak.
Sedangkan Risa sendiri masih tetap fokus mengendarai kapal itu tanpa mempedulikan peringatan barusan.
Dan akhirnya, tembakan pun dilepaskan. Yang akhirnya membuat laju kapal jadi goyah dan sulit untuk kendalikan karena harus menghindari tembakan tersebut.
Risa pun seketika mengarahkan pistolnya dan kemudian langsung menembak jatuh orang yang menembak dari helikopter itu.
Tembakannya pun tepat mengenai kepala penembak itu dan seketika orang itu pun jatuh dari helikopter.
Hiiro yang berada di kondisi itu pun hanya bisa duduk panik dan gemetaran berharap jika mereka bisa selamat dari kejaran helikopter itu.
"Hiiro, pegang kendalinya sebentar."
"Huh!" Hiiro tak mengira Risa akan mengatakan hal itu.
Hiiro tak percaya jika Risa secara tiba – tiba memintanya untuk memegang kendali sebuah kapal karet. Ia merasa jika Risa terlalu kelewatan karena memaksa dirinya yang tidak tahu apa – apa.
"Tenang saja, aku pasti bisa membawa." Namun kelihatannya Risa percaya jika Hiiro bisa memegang kendali kapal itu.
Hiiro pun dengan gugup memegang kendali kapalnya, dan kemudian melaju dengan cepat.
"Baiklah, Hiiro. Tahan laju kapalnya seperti ini."
"Ya." Hiiro pun mendengarkan perintah Risa agar tetap menahan laju kapal.
Risa pun dibelakang kemudi kapal, kemudian membuka kopernya dan mengambil sebuah sniper didalamnya.
Lalu ia pun membidik arah tembakannya langsung kearah pilot helikopter itu.
Tembakan pun dilepaskan, dan seketika pilot helikopter itu mati dengan peluru itu tepat mengenai kepalanya.
Helikopter itu pun akhirnya kehilangan kemudinya dan kemudian jatuh, membuat cipratan air yang cukup besar disekitarannya.
Hiiro yang berada dikemudi pun hanya tetap fokus dan sekedar menduga jika helikopter barusan telah jatuh karena telah ditembak oleh Risa.
"Baiklah, Hiiro. Tampaknya kau cukup bagus mengendarainya." Puji Risa.
"Terima kasih, Adachi-san." Hiiro pun tampaknya kehabisan nafas disaat mengatakan itu.
Dan mereka pun akhirnya selamat dari aksi kejar – kejaran itu.
Risa pun kembali memegang kendali kapal, dan kemudian Hiiro bisa menarik nafasnya dengan panjang.
"Aku tak percaya kau akan membiarkan seorang anak gadis berusia 14 tahun sepertiku mengendarainya. Tak bisa dipercaya." Hiiro tampaknya tak paham mengapa Risa tiba – tiba seketika memaksanya agar dapat melakukan itu.
"Aku percaya kau bisa melakukannya karena kau bukanlah anak - anak."
"Adachi-san." Hiiro tak menyangka jika Risa akan memujinya seperti itu.
Risa heran mengapa Hiiro bisa menangis seakan putus asa karena hanya mendengar kabar tak jelas mengenai Yuki.
"Soalnya aku merasa, jika seandainya Yuki-san tewas, aku akan benar – benar merasa sendirian."
Risa pun memotivasi Hiiro agar tetap tegar dan kuat disaat sendiri, walau pun nantinya di masa depan akan ada orang terdekatnya yang bakal pergi meninggalkannya.
Dimata Risa, Hiiro terlihat seperti gadis dewasa karena dapat bertahan hidup di situasi sekarang.
Hiiro sendiri tak menduga jika Risa akan memotivasi dirinya dan sekaligus menganggapnya sebagai gadis dewasa. Hal itu pun membuat Hiiro tampaknya senang dan sekaligus merasa jika sesuatu yang saat ini mengganjal didalam hatinya telah hilang.
"Baiklah, akan kemana kita sekarang?" Seketika Risa melempar pertanyaan tak terduga.
"Huh, bukannya kita mau menemui Yuki-san?" Hiiro pun kelihatan bingung mendengarnya.
"Ya sih, tapi sejujurnya aku pun tak tahu saat ini dia dimana."
Hiiro pun tak mengira jika Risa sama sekali tidak tahu dimana keberadaan Yuki sekarang.
"Adachi-san, sebaiknya kita pergi ke Shibuya."
"Kau yakin?" Risa tak menduga jika Hiiro akan mengatakan mereka akan pergi ke Shibuya.
Disatu sisi, Risa yang sudah mengetahui semua kebenaran yang terjadi sekarang, menganggap jika ke Shibuya saat ini hanya akan membawa malapetaka.
Tapi, Hiiro bersikeras untuk pergi kesana.
"Kenapa kau ingin kesana, Hiiro?" Tanya Risa.
"Aku hanya menduga jika mungkin saja Yuki-san akan kembali kesana."
Risa pun tak menyangka jika Hiiro akan menduga seperti itu. Namun sepertinya Risa mendapatkan sebuah ide menarik dengan menyetujuinya permintaannya untuk pergi ke Shibuya.
"Baiklah, aku akan mengantarmu kesana."
"Huh, apa maksudmu Adachi-san, bukannya kita akan pergi bersama?"
Risa mengatakan jika ia tidak bisa berlama – lama di Shibuya, karena ia harus menyelesaikan sebuah tugas penting.
Hiiro pun seketika bingung, namun akhirnya ia memilih mengikuti saja apa yang dikatakan oleh Risa.
Dan akhirnya, mereka berdua pun pergi meninggalkan kepuluaun Izu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Nightmares
Mystery / ThrillerSeorang gadis terbangun dari situasi yang tidak diinginkannya, melihat tempat tinggalnya saat ini terlihat bagaikan mimpi buruk abadi dimatanya. Dia pun kemudian mulai mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi terhadap kota tempat ia tinggal sekar...