Pagi hari yang cerah pun menghampiri.
Yuki pun terbangun dari tidurnya.
Sudah tiga bulan berjalan setelah kekacauan yang terjadi di Tokyo pada waktu itu.
Ia melihat kearah jendela, dan melihat semuanya sudah kembali berjalan normal seperti biasanya.
Namun dalam hatinya, ia masih penasaran.
Kemanakah Arumi pergi setelah semua kekacauan itu berakhir.
Akhirnya, ia pun bergegas menyiapkan diri dan kemudian pergi dari kamarnya.
Yuki terlihat berlari mengejar waktu, dengan melihat jam tangannya.
Mudah - mudahan ia tidak terlambat masuk kerja.
Tokyo yang sekarang sudah terlihat membaik dan normal seperti sedia kala.
Seperti di Shibuya saat ini, keadaan padat disana pada pagi hari sudah kembali normal.
Dan juga terlihat banyak sekali mengenai pengumuman tentang perdana menteri baru.
Perdana menteri yang sekarang itu adalah Hideoki Kiyotake.
Seorang perdana menteri termuda dalam sejarah.
Di layar kaca, ia terlihat memberikan sebuah pidato bahwa ia akan membawa kembali kedamaian dan kekuatan untuk melahirkan kembali Jepang yang seperti sedia kala.
Sebuah pidato yang sangat penuh ambisi dan keyakinan.
Sampai - sampai membuat seseorang yang lagi membaca koran itu tertawa mendengarnya.
"Kedamaian, Kekuatan, dan melahirkan kembali?"
"Omong kosong, aku tidak percaya itu."
Ketika koran itu diturunkan, terlihat jika yang mengatakan itu adalah Arumi yang saat ini sedang duduk disebuah kafe luar ruangan.
Dan seorang pelayan membawakan sebuah minuman kehadapannya.
"Silakan diminum."
Terlihat jika minuman itu adalah sebuah kopi latte yang kemungkinan sangat manis, sesuai dengan seleranya.
Arumi pun dengan kemudian menyeruput minumannya itu dengan santai.
"Aku penasaran seperti apa kesibukan dia sekarang."
Tampaknya Arumi sedang membicarakan Yuki.
Sudah tiga bulan, ia tidak bertemu dengannya.
Membuatnya merasakan setidaknya rasa kangen.
Walau dalam arti kata, ia kangen akan tingkah bodoh dan cerobohnya.
Selama dua jam lebih, ia tampak duduk santai menikmati hidupnya.
Bahkan ia pun berharap jika situasi yang ia rasakan ini bisa berlangsung selamanya.
Tapi sepertinya harapannya itu sirna setelah ia mendapatkan sebuah panggilan dari nomor yang tak dikenal.
"Sial, darimana orang - orang ini tahu nomorku."
Arumi pun kemudian panggilan itu.
"Aku tahu saat ini kau sedang menikmati masa pengangguranmu."
"Pak menteri, saat ini aku sedang berlibur. Aku harap kau tidak mengangguku."
"Menganggu."
"Baiklah, aku tidak akan menganggumu."
"Tapi, jika seandainya ada sesuatu yang tiba - tiba membuat kacau liburanmu, aku tidak akan bertanggung jawab."
"Kau mengancam diriku, Pak."
Tampaknya Arumi tak dapat mengabaikan pembicaraan dari perdana menteri ini.
"Jadi apa maumu?"
"Pergilah kau ketempatku sekarang, aku akan menjelaskannya."
Seketika panggilan itu tertutup.
"Sial."
Akhirnya, mau tak mau Arumi harus menjumpai si perdana menteri itu.
Tampaknya ia menduga bahwa akan terjadi muncul sebuah masalah baru lagi kali ini.
Dan akhirnya, ia pun pergi dari tempatnya itu.
Apapun yang terjadi disana, ia berharap jika hal itu tidak sampai melibatkan siapapun apalagi Yuki yang saat ini menjalani hidupnya.
Karena bisa saja akan ada lagi mimpi buruk kedua yang mungkin akan dialami oleh si gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Nightmares
Mystery / ThrillerSeorang gadis terbangun dari situasi yang tidak diinginkannya, melihat tempat tinggalnya saat ini terlihat bagaikan mimpi buruk abadi dimatanya. Dia pun kemudian mulai mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi terhadap kota tempat ia tinggal sekar...