Chapter 18

3 0 0
                                    

"Bodohnya aku. Jika seandainya aku tidak seperti itu waktu itu....." Yuki yang syok pun kemudian memukuli wajahnya sendiri.

Arumi yang melihatnya pun sadar jika saat ini Yuki terlihat sangat tidak percaya dengan perbuatannya sendiri.

"Hentikan mobilnya segera."

Seketika Arumi pun menghentikan mobilnya. Dan kemudian Yuki pun keluar dari mobil itu.

"Oi, Yuki. Mau kemana kau?"

"Entahlah, aku pun tak tahu...."

Yuki pun mulai kelihatan putus asa.

Arumi seketika keluar dari mobil dan kemudian menghampirinya.

"Apakah kau menyesali perbuatanmu waktu itu?"

Yuki seketika menolehkan wajahnya seakan tidak ingin menjawabnya.

"Lihat aku, dan jawab!" Seketika Arumi pun menarik kerah bajunya Yuki.

"Ya, aku menyesalinya."

"Jika seandainya aku tidak berbuat seperti itu, mungkin aku tidak akan terlibat dengan pemerintah atau siapapun dalam situasi ini."

Arumi yang tak mengira Yuki akan menjawab itu, kemudian melempar Yuki sampai tersungkur jatuh.

"Kau memang bodoh."

"Jika seandainya kau menerima sandiwara itu semua, apakah itu menjamin dirinya akan baik – baik saja?"

Arumi pun menanyakan mengenai apa yang dilihat Yuki sewaktu di kamp pengungsian di Izu, Ia meminta Yuki untuk menyadari apa yang dilihatnya dari masyarakat yang ada disana.

Yuki sadar jika memang kondisi masyarakat yang berada disana memang terlihat aneh dan tak jelas. Namun, ia masih merasa jika hal itu lebih baik ketimbang dirinya yang sekarang diincar untuk dilenyapkan.

"Sepertinya aku memang bodoh telah mengikutimu dan menyelamatkanmu." Arumi terlihat sangat kesal melihat Yuki yang putus asa dan menyesali apa yang sudah dilakukannya.

Arumi pun memberitahukan jika dirinya termotivasi oleh kegigihan Yuki dalam mencari tahu kebenaran apa yang terjadi sekarang, padahal dirinya waktu itu sama sekali tidak tahu apa – apa dan juga berada dalam bahaya yang tidak diketahuinya.

Ia pun juga kagum dengan Yuki yang sewaktu itu menolak menerima perkataannya pemerintah dan menganggapnya sebagai omong kosong.

Menurut Arumi, Yuki merupakan satu – satunya orang yang bisa membuatnya bekerja sama sekarang, karena selama ini dirinya merasa tidak pernah suka dan nyaman bekerja sama dengan orang lain.

Secara tak langsung, Arumi sudah menganggap Yuki sebagai temannya sendiri, walaupun ia sendiri malu untuk mengakuinya.

"Nadeshiko-san, aku tak menyangka jika kau menganggapku orang seperti itu."

"Padahal aku ini hanyalah seorang gadis yang selalu berbuat suka hatinya dan juga mudah dibodohi."

Arumi sendiri tertawa mendengar Yuki menyebut kelemahannya sendiri secara gamblang.

"Aku minta maaf jika aku menyusahkanmu selama ini."

"Tak masalah, memang seperti itulah dirimu yang kulihat."

Di lain sisi, Yuki merasa jika Arumi memang benar – benar peduli dengannya.

Jika seandainya, Arumi tidak menyukainya, mungkin ia akan ditinggalkan sendirian. Dan akhirnya menyendiri menyesali dirinya dan akhirnya semakin putus asa.

Arumi pun kemudian memegang lengan Yuki dan kemudian menariknya untuk berdiri.

"Terima kasih, Nadeshiko-san. Karena mau peduli denganku."

"Tak masalah." Arumi pun terlihat risih mendengar Yuki mengatakan itu dengan tulus.

"Panggil saja Arumi, itu lebih baik."

Mereka pun kemudian kembali kedalam mobil.

Namun, terlihat Yuki masih memikirkan apa yang terjadi kepadanya waktu itu, sampai – sampai ia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi waktu itu.

Arumi pun menjelaskan kembali kepada Yuki mengenai apa yang terjadi kepadanya dan juga kepada masyarakat yang menolak mengikuti sandiwaranya pemerintah.

Masyarakat yang menolak pun akhirnya ditembak bius secara diam - diam menggunakan serum Synthesis C-02 sampai akhirnya mereka tak sadarkan diri.

Arumi sendiri pun sebenarnya tidak tahu jelas apa sebenarnya efek yang ditimbulkan oleh serum itu. Tapi menurut yang ia lihat selama ini.

Masyarakat yang perlahan sadar dengan apa yang terjadi kepada dirinya dan kemudian perlahan mulai mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Diam – diam dibunuh oleh pihak militer karena dianggap membahayakan sandiwara pemerintah dalam membasmi seluruh pihak militer pemberontak.

"Selain aku, berarti ada orang – orang diluar sana yang sama sepertiku?" Tanya Yuki.

"Kemungkinan, tapi aku rasa banyak dari mereka yang mungkin juga tidak sadar dan berhalusinasi sama sepertimu."

Menurut Arumi, jika seandainya setiap orang memiliki halusinasi yang sama dengan Yuki, pastinya akan menjadi sebuah masalah. Berarti setiap orang yang terkena efek dari serum itu pastinya memiliki dampak yang ditimbulkan masing – masing.

Walau ia sendiri pun, masih belum mengetahui seperti apa dampaknya.

Setelah mendengar semua penjelasan itu, Yuki akhirnya sadar bahwa saat ini pemerintah benar – benar sangat berbahaya sampai tega membunuh masyarakat sendiri yang tidak bersalah.

Yuki tak menyangka jika dirinya akan seberuntung ini karena masih bisa hidup sampai sekarang.

"Terus, apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Arumi?"

"Aku akan berusaha untuk membongkar semua omong kosong ini ke masyarakat."

Di satu sisi, Yuki sadar jika Arumi saat ini berada dalam pihak yang memusuhi pemerintah, ia terlihat sangat berambisi mengungkapkan kebenaran itu kepada seluruh masyarakat.

Hanya saja, tidak mungkin Arumi bekerja sendirian dalam melakukan itu semua, pastinya ada yang mendukung dibalik layar. Begitulah yang dipikirkan oleh Yuki.

"Sebaiknya kita pergi dari tempat ini. Aku tidak mau terlibat dengan perang yang terjadi saat ini."

Mereka berdua pun akhirnya pergi, dan kemudian berusaha untuk menjauhi medan perang.

Ketika mereka sampai dikawasan yang aman, tiba – tiba terdengar suara tembakan yang membuat pecah ban mobil mereka.

Arumi pun keluar dari mobil itu, dan terkejut melihat seseorang yang barusan menembak mobilnya. 

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang