Dari helikopter, terlihat sebuah kepulauan tempat mereka akan tuju.
"Izu ya, aku tak menyangka jika masyarakat yang telah dievakuasi akan dibawa kesana." Kata Yuki.
"Ya, karena hanya disana satu - satunya wilayah yang terbilang sangat aman untuk dijadikan sebagai tempat pengungsian."
"Bahkan, kami pun menjadikannya sebagai markas darurat." Kata Itsuki.
Yuki terheran mendengar perkataannya Itsuki.
"Apakah sudah tidak ada lagi wilayah yang aman di Tokyo?"
"Lagipula, populasi masyarakat Tokyo itu ada banyak, tidak mungkin hanya menggunakan Izu sebagai tempat pengungsian tunggal."
"Yang kau katakan itu benar. Tapi...."
"Hanya di Izu saja, kita semua akan sepenuhnya aman dari situasi sekarang."
"Karena, tempat pengungsian lainnya yang ada di Tokyo, tidak sepenuhnya aman dari ancaman."
Mendengar jawabannya Itsuki, membuat Yuki percaya jika memang benar jika situasi di Tokyo benar - benar sangat gawat, dan hampir semua wilayah kini dalam situasi terancam.
"Jadi bagaimana dengan situasi orang - orang disana, apakah mereka bisa selamat dan dibawa ketempat aman?" Tanya Yuki.
"Itulah yang sedang kami semua usahakan. Yang jelas, sudah menjadi tugas kami melindungi masyarakat dari situasi seperti ini." Jawab Itsuki dengan tegas.
Helikopter akhirnya mendarat di kepulauan Izu, mereka akhirnya berada di sebuah markas militer.
Yuki turun dari helikopter itu bersamaan dengan Hiiro. Mereka pun kemudian bersiap - siap untuk pergi ke kamp pengungsian.
"Oh iya, Ayashima-san, tunggu sebentar." Panggil Itsuki.
Yuki mendengar panggilan itu. Kemudian, Itsuki memintanya untuk ikut dengannya terlebih dahulu.
"Kenapa aku harus ikut denganmu?" Tanya Yuki.
"Soalnya, masih banyak yang mau kuberitahu soal situasi sekarang. Dan aku merasa, jika kau tertarik untuk mengetahuinya."
Secara tak langsung, Itsuki menyadari jika masih banyak hal yang masih ingin diketahui oleh Yuki mengenai situasi saat ini.
Maka dari itu, tanpa sungkan. Yuki pun menerima ajakan Itsuki untuk ikut dengannya.
"Hiiro, sebaiknya kau pergi duluan, nanti aku menyusul."
"Yuki-san, tunggu dulu...." Seketika Hiiro menghentikan perkataannya.
Yuki pun kemudian melirik kearah Hiiro, karena Hiiro terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Tidak, tak apa. Cepatlah menyusul, Yuki-san."
Entah kenapa, Hiiro terlihat sangat khawatir dengan Yuki, apalagi setelah melihatnya sempat syok sebelumnya.
Akhirnya, Yuki pun ikut dengan Itsuki. Mereka pun sampai di sebuah tempat yang kemungkinan adalah ruangan tempat Itsuki menduduki posisinya.
Disaat Itsuki menawarkan sesuatu untuk Yuki agar mereka bisa santai dalam berbicara. Yuki malah terlihat seperti tidak ingin basa - basi dan langsung memintanya menjelaskan semua yang ia ketahui.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Tokyo?"
"Kenapa kau menanyakan itu, bukankah sudah kuberitahu sebelumnya." Jawab Itsuki dengan heran, karena tak menyangka Yuki akan menanyai itu.
Yuki pun menjelaskan bahwa ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya. Walaupun ia sudah tahu bahwa Tokyo saat ini kacau karena ulah teroris. Tapi ia penasaran bagaimana kronologi hal itu bisa terjadi.
Itsuki yang paham maksudnya Yuki, akhirnya menjelaskan kronologi yang akhirnya membuat Tokyo menjadi kacau seperti sekarang.
"Situasi sekarang itu bisa terjadi karena pada dasarnya pihak luar yang menjadi teroris mengancam pemerintahan akan melakukan serangan terhadap negara Jepang."
"Dan Tokyo, adalah target utama mereka sebelum akhirnya mereka menyerang seluruh Jepang."
"Mereka mau menyerang seluruh Jepang!" Yuki tak menyangka bahwa hal seperti itu akan mungkin terjadi.
"Siapa para teroris dari pihak luar ini, dan mengapa mereka mengancam pemerintahan sampai seperti itu?" Tanya Yuki.
Itsuki cuma diam mendengar pertanyaan Yuki barusan, sepertinya ia pun tidak mengetahui siapa teroris dari pihak luar itu.
"Aku tak tahu. Tapi sepertinya, mereka mau menghancurkan pemerintahan yang sekarang."
"Pemerintahan yang sekarang?" Sepertinya Yuki terlihat mendengar kalimat itu.
Dan juga, Yuki sadar jika sebelumnya, Itsuki menyebutkan bahwa perdana menteri sekarang adalah seorang perdana menteri yang baru.
"Ayashima-san, apa jangan - jangan kau tidak tahu bahwa perdana menteri sudah diganti."
Yuki terkejut mendengar itu. Ia sama sekali tidak mengetahuinya, bahkan ia pun mencoba untuk mengingatnya. Tapi ia benar - benar tidak ingat mengenai soal pergantian perdana menteri itu.
"Sebaiknya, kau tidak perlu memaksakan ingatanmu itu. Aku yakin situasi sekarang membuatmu tidak mengingat apapun sama sekali."
Yang dikatakan Itsuki barusan memang benar, Hanya saja. Yuki merasa jika dirinya tidak sampai separah itu.
Itsuki pun kemudian melanjutkan kembali penjelasannya, ia menceritakan jika pemerintah yang tahu akan ancaman itu segera mengambil tindakan cepat dengan melakukan evakuasi kepada masyarakat.
Bahkan perdana menteri yang baru pun sampai menjelaskan semua itu secara publik ke masyarakat dan meminta kerja sama agar evakuasi dapat berjalan dengan lancar.
Namun akhirnya, evakuasi yang seharusnya bisa berjalan lancar selama seminggu penuh, harus sirna karena ulah pihak teroris yang mengirimkan senjata biologis ke Tokyo. Dan akhirnya membuat situasinya menjadi kacau seperti sekarang.
Bisa dibilang, waktu seminggu yang disepakati bersama untuk pertemuan, telah dilanggar dengan dilancarkannya serangan itu.
"Yah, Bisa dibilang. Pemerintahan pun sadar jika mereka tidak akan bisa berunding dengan teroris."
"Maka dari itu, Pemerintahan melakukan siasat dengan memanfaatkan cara itu." Kata Itsuki.
Yuki yang mendengar penjelasan itu, akhirnya paham jika situasi yang dialami pemerintah terdengar sangat rumit. Namun juga, sangat beresiko karena hampir membahayakan hampir keseluruhan masyarakat yang tinggal di Tokyo.
"Jadi, bagaimana dengan keselamatan yang lainnya yang saat ini masih berada di Tokyo. Bukankah situasi yang sekarang masih tergolong berbahaya?"
"Aku tahu itu. Untuk itulah aku ada situasi sekarang." Tegas Itsuki.
"Aku tidak akan membiarkan para teroris itu bertindak seenaknya, akan kupastikan mereka akan menyesali hal ini."
Itsuki terlihat sangat emosional saat mengatakannya. Hal itu membuat Yuki percaya jika apa yang dijelaskan kepadanya itu adalah sebuah kebenaran.
"Maafkan aku, Minamoto-san." Yuki terlihat sangat bersalah karena sebelumnya dan juga sampai sekarang terlihat seakan masih menyimpan curiga terhadap Itsuki dan seluruh bawahannya.
Itsuki pun juga ikut merasa bersalah, karena situasi sekarang benar - benar membuat ia dan para pasukan militer lainnya terlihat seperti penjahat yang seakan ingin membunuh orang - orang tidak bersalah.
"Aku sekarang paham dengan apa yang kau hadapi sekarang. Jadi aku tidak mempermasalahkannya lagi." Begitulah yang dikatakan Yuki telah ia paham dengan situasi yang ia alami sebelumnya.
"Terima kasih, Ayashima-san. Karena kau dapat memahami situasinya."
Didalam hati Yuki, ia berharap agar beberapa masyarakat yang masih berada di Tokyo saat ini dapat terselamatkan.
Namun juga disisi lain, ada yang mengganjal dihatinya.
Yuki merasa aneh dengan dirinya yang tidak tahu soal apa - apa. Ia heran kenapa dirinya bisa tetap hidup dan selamat sewaktu itu. Ia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya waktu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Nightmares
Mystery / ThrillerSeorang gadis terbangun dari situasi yang tidak diinginkannya, melihat tempat tinggalnya saat ini terlihat bagaikan mimpi buruk abadi dimatanya. Dia pun kemudian mulai mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi terhadap kota tempat ia tinggal sekar...