Chapter 34

1 0 0
                                    

Selagi menunggu obat serum itu dibuat, Yuki pun menghampiri Hiiro yang nampak diam termenung sendirian.

Sepertinya Hiiro masih tidak percaya jika ibunya bisa sejahat itu kepadanya.

"Yuki-san, menurutmu apakah ibu selama ini berpura - pura menyayangiku hanya karena ia ingin memanfaatkanku?"

"Tidak mungkin ada ibu yang seperti itu."

"Mungkin..." Tapi seketika Yuki ragu dengan apa yang dikatakannya barusan.

Menurut Yuki, ibunya Hiiro ini sangatlah gila sampai - sampai setega itu menjadikannya sebagai bahan eksperimen demi obsesinya.

Sampai ia sendiri pun merasa jika mungkin saja dugaannya Hiiro itu ada benarnya.

Disatu sisi, Arumi pun tampak memikirkan sesuatu.

Tampaknya ia masih memikirkan siapa seseorang yang dikatakan oleh Keiro itu, telah memantaunya selama ini.

Mungkin saja orang yang dimaksud Keiro itu berasal dari militer, tapi ia tidak tahu siapa yang dapat dicurigainya.

"Seperinya aku harus memaksanya untuk memberitahuku siapa orang itu."

Arumi pun kemudian berjalan kearah jendela. Dan melihat ada yang tidak beres dilihatnya dari luar jendela.

Banyak pasukan militer terlihat berjaga diluar. Ia pun menduga jika mungkin saja mereka diikuti sampai kemari.

"Yuki, aku harus keluar sebentar."

Arumi pun seketika keluar dari rumah.

"Oi, kenapa kau terburu - buru begitu."

Yuki yang penasaran pun melihat kearah jendela, dan melihat ada banyak pasukan.

Dan kemungkinan itulah yang menarik perhatiannya Arumi sampai akhirnya ia keluar mengeceknya.

Diluar, Arumi tampak bersembunyi melihat terlebih dahulu gerak - gerik dari mereka semua.

"Apa yang mereka lakukan disini?"

Tanpa sadar, Arumi ternyata membuat suata gerakan yang akhirnya membuatnya ketahuan dan terpaksa harus berurusan dengan mereka semua.

Para pasukan militer itu tampak mengarah senjata mereka semua ke Arumi.

Tanpa pikir panjang, Arumi pun meladeni mereka semua dan akhirnya terjadi perlawanan ditempat itu.

Suara tembakan yang berada diluar rumah, membuat Keiro teralihkan dan akhirnya keluar dari ruangannya.

"Dimana Arumi sekarang?"

"Dia diluar."

Keiro melihat dari jendela, dan terlihat Arumi sedang memberi perlawanan kepada seluruh pasukan yang disana.

"Aku harus secepatnya menyelesaikan obat itu."

"Apakah kau mengetahui siapa mereka?" Tanya Yuki.

"Entahlah, tapi sepertinya mereka mengincarku." Keiro pun seketika buru - buru masuk keruangannya.

Yuki yang berada dirumah pun, bingung harus bertindak bagaimana dalam menyikapi situasi ini.

Ia berniat keluar untuk membantu, tapi ia takut jika nantinya itu malah akan membebani Arumi.

Akhirnya ia pun memilih untuk tetap ditempat, dan hanya melihat dari kaca jendela.

Disatu sisi, Arumi berhasil melemahkan hampir seluruh pasukan itu semua seorang diri. Walau pun akhirnya dirinya sendiri tampak kewalahan setelah itu.

Seketika datanglah seseorang yang membuat perhatian Arumi teralihkan.

Orang itu lain tak bukan adalah Itsuki.

"Aku sudah menduga jika kau ada disini, Arumi."

"Sialan kau, Itsuki."

"Darimana kau tahu aku akan ada disini?"

Itsuki kemudian meralat perkataannya, ia sebenarnya tidak tahu sama sekali jika ia akan bertemu dengan Arumi disini.

Namun, ia menjawab jika ada seseorang informan yang telah memberitahunya jika Shirogane Keiro berada di Edogawa sekarang.

Dan secara terang - terangan ia mengatakan misinya adalah melenyapkan pria itu, karena Keiro akan dianggap menganggu sandiwara pemerintah saat ini.

Mengetahui itu, Arumi pastinya tidak akan tinggal diam dan akan menghentikan misi Itsuki tersebut.

Itsuki yang melihat Arumi tampak ingin menghalanginya pun seketika menyerang.

Ia pun seketika meluncur cepat kearah Arumi, namun dengan refleks serangan itu dapat dihindari oleh Arumi.

"Takkan kedua kalinya aku terkena serangan kejutan seperti itu lagi."

Itsuki seketika tertawa.

Arumi sadar jika Itsuki yang ia lihat saat ini adalah seseorang yang memiliki kekuatan Superhuman.

Maka dari itu, dengan modal nekat ia pun mengeluarkan pisaunya dan akhirnya menantang Itsuki untuk bertarung satu lawan satu dengannya.

Itsuki pun dengan senang hati menerima tawaran itu.

Dan akhirnya, dimulailah pertarungan antara mereka berdua. 

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang