Chapter 15

3 0 0
                                    

"Apa maksudmu."

"Kau mengatakan jika kau diperintahkan oleh Minamoto Itsuki untuk membunuhku disini?"

Naomi hanya diam mendengar pertanyaannya Yuki.

Yuki sendiri sepertinya mulai paham dengan apa yang ditanyakan oleh Naomi didalam mobil soal apakah dirinya siap mati didalam misi ini.

"Ayashima-san, kau mengatakan jika kau siap mati sekarang."

"Maka dari itu, aku akan menagih janjimu itu." Naomi tampaknya terlihat sudah siap menembak Yuki.

Yuki tak paham mengapa dirinya bisa sampai berada dalam kondisi terpojok seperti sekarang. Apa alasan yang membuat Itsuki memerintahkan bawahannya untuk mengeksekusinya saat ini.

"Hei, Ayase-san, apa yang membuat yakin akan membunuhku saat ini juga?"

Naomi melihat kearah benda yang dipegang oleh Yuki.

"Serum itu. Itu adalah alasanku yang membuatku yakin jika aku harus membunuhmu."

"Kapten mengatakan jika seandainya kau membawa benda itu tanpa mengkofirmasinya dulu kepadaku, berarti kau adalah salah satu dari komplotan teroris."

"Huh?" Yuki tak mengira jika Itsuki akan menuduhnya sebagai salah satu dari pihak teroris yang menyerang Tokyo saat ini.

"Maaf, jika aku asal mengambil benda ini tanpa mengkonfirmasinya kepadamu terlebih dahulu."

"Terlambat sudah Ayashima-san, jika kau merasa ragu dengan benda yang kau pegang itu, seharusnya kau tidak membawanya."

"Jika seandainya kau adalah warga sipil biasanya, pastinya kau tidak akan berani membawa benda itu."

"Tapi, seperti yang dikatakan Kapten. Hanyalah seorang komplotan teroris lah yang dengan berani memegang benda itu."

"Memangnya apa benda yang kuambil ini?" Yuki pun seketika melihat kearah benda serum yang ia bawa.

"Apa yang sebenarnya yang membuat Kaptenmu curiga jika aku adalah komplotan teroris?" Tanya Yuki.

Naomi pun akhirnya menceritakan bagaimana pertemuan dengan Itsuki sebelum misi operasi dimulai.

Sebelum Itsuki memanggil kembali Yuki untuk menemuinya, ia ternyata sempat mengadakan pembicaraan terlebih dahulu kepada Naomi.

Itsuki mengatakan jika ia curiga kepada Yuki. Ia merasa jika keberhasilan Yuki bisa bertahan hidup dalam situasi sekarang adalah sebuah kejanggalan.

Serangan teroris yang menewaskan banyak masyarakat dan akhirnya juga membuat mereka menjadi mayat hidup menjadi alasan Itsuki meragukan Yuki.

Yuki yang seharusnya ada pada saat serangan teroris itu malah tidak terkena dampak sama sekali dari serangan biologis itu. Yang membuat Itsuki yakin jika didalam tubuh Yuki adalah semacam antibodi yang membuatnya bisa bertahan dari situasi sekarang.

Naomi sejujurnya tidak percaya dengan hal itu, karena merasa jika Yuki hanyalah warga biasa. Ia berhasil bertahan hidup pun diyakini Naomi karena itu adalah sebuah keajaiban.

Tapi akhirnya Itsuki memberikan Naomi sebuah intruksi kepada Naomi untuk mengetes apakah Yuki adalah seorang komplotan teroris atau bukan.

Dengan cara, membiarkannya ikut serta secara tak langsung kedalam misi operasi.

Itsuki yakin jika Yuki akan bersedia terlibat dalam misi operasi, maka dari itu, ia meminta Naomi untuk melihat apakah nantinya disaat Yuki menemukan antibodi itu, apakah ia akan langsung mengambil atau mengkonfirmasinya terlebih dahulu.

Jika seandainya, ia mengkonfirmasi. Berarti ia hanyalah warga biasa. Tapi jika seandainya ia mengambilnya tanpa konfirmasi apapun. Berarti jelas jika ia komplotan teroris.

Dari situlah Naomi percaya dan akhirnya membuktikan hal itu.

"Aku tak menyangka jika dia telah memanipulasiku." Kata Yuki seakan tak menyangka dirinya telah dikelabui oleh Itsuki soal antibodi.

Yuki merasa yakin jika benda yang ia pegang ini merupakan sesuatu benda yang sangat berbahaya, sampai – sampai Itsuki melakukan cara licik seperti itu untuk menjebaknya.

"Apakah benda ini sangatlah berbahaya, sampai – sampai kalian menjebakku seperti ini."

"Dan lagipula, darimana kalian bisa tahu jika benda ini dapat membuatku bisa terjebak dalam kondisi seperti ini."

Yuki jelas heran bagaimana ceritanya Itsuki bisa mengetahui benda yang dibawa oleh Yuki adalah sebuah yang tidak diketahui apa itu tapi malah dapat menjebaknya sekarang.

"Entahlah, aku tidak dapat memberitahumu soal itu. Yang jelas, Kapten hanya memerintahkanku untuk membunuhmu. Itu saja."

"Itu saja katamu?" Yuki seakan merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu apa – apa setelah terjebak dalam kondisi yang tidak dapat ia rubah.

Yuki sadar jika tidak dapat mengubah kondisinya yang terpojok saat ini.

Akhirnya ia pun terlihat mulai pasrah dengan kondisinya itu, ia merasa bersalah kepada dirinya sendiri karena terlalu mudah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Itsuki waktu itu.

Bahkan, sekarang pun ia merasa jika kebenaran yang dikatakan Itsuki waktu itu adalah sebuah kebohongan.

Yuki pun kemudian mulai menutup matanya, ia pasrah jika dirinya harus mati tertembak sekarang.

Pasukan lainnya pun sudah siap untuk menembaknya.

Namun seketika terdengar suara tembakan dari arah belakang Naomi dan pasukan lainnya, akhirnya membuat salah satu dari mereka tewas tertembak.

"Aku tak menyangka kalian akan menggunakan trik kotor seperti ini hanya untuk melenyapkannya."

Seketika Naomi pun menoleh kebelakang, dan terkejut dengan melihat orang yang berbicara itu barusan.

Yuki yang membuka matanya pun, juga ikut terkejut karena ia melihat seseorang yang tidak asing dipandangannya.

Ia melihat gadis berambut kuning yang ada dimimpinya itu saat ini berada dihadapannya.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang