Chapter 10

3 0 0
                                    

Dengan kecepatan tinggi, Yuki membawa mobilnya melewati setiap jalan.

Hiiro yang melihat Yuki membawa mobil dengan kecepatan tinggi, jelas membuatnya ketakutan.

"Yuki-san, apa yang sedang terjadi?"

"Hiiro, yang jelas, saat ini kita sedang diincar, dan ada kemungkinan kita akan dibunuh."

"Apa maksudmu. Yuki-san?" Hiiro jelas tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Yuki.

Dan bahkan Yuki sendiri pun tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya.

Ia heran kenapa ia sekarang ini hanyalah korban dari ketidakjelasan situasi di Kota Tokyo harus diincar.

Sepertinya benar yang dikatakan gadis berambut biru waktu itu, jika Yuki tidak mengetahui kebenaran apapun mengenai situasi yang terjadi sekarang. Bisa – bisa ia malah mati konyol.

Tapi Yuki sendiri bingung harus memulai dari mana untuk mencari sebuah kebenaran itu, karena apapun yang ia temukan saat ini berujung buntu dan malah membuatnya ke jurang maut.

Yuki pun seketika teringat dengan perempuan yang ada dipanggilan telepon itu, ia yakin jika perempuan itu bermaksud untuk memberitahunya jika saat ini ia sedang diincar.

Yuki sendiri berani mengasumsikan itu karena perempuan itu tampaknya benar – benar hanya memantaunya sejauh ini di Shibuya.

Jika ia memang terlibat, tidak mungkin ia akan melakukan sebuah panggilan telepon ke kantor polisi tanpa tahu dengan siapa ia akan berbicara nantinya.

Didalam hatinya, Yuki pun berharap dapat bertemu dengan perempuan di panggilan telepon itu.

Namun walau berpikir seperti itu, Yuki sekarang harus memikirkan bagaimana caranya mereka bisa keluar dari situasi sekarang dan kemudian perlahan mencari sebuah kebenaran.

Seketika, mobil yang dibawanya pun kemudian perlahan mulai melambat dan akhirnya berhenti.

Yuki pun sadar jika mobilnya telah kehabisan bensin. Dan itu membuatnya sangat kesal sampai – sampai memukul setir mobilnya sendiri.

"Sekarang aku tak tahu harus bagaimana."

Yuki pun pasrah melihat mobilnya kehabisan bensin dan juga melihat posisinya saat ini berada dikawasan mana.

Yuki yang bisa terbilang seorang warga baru Tokyo jelas tidak mengetahui dimana saat ini ia berada. Namun, ia setidaknya tahu jika ia masih dalam kawasan Shinjuku.

"Hiiro, apa kau sering berpergian keluar?"

"Tidak, aku hanya seorang anak rumahan, palingan aku pergi hanya untuk ke sekolah saja."

Yuki sepertinya berniat menanyakan sesuatu dengan Hiiro, namun ia akhirnya tahu jika Hiiro sama dengan dirinya yang juga merupakan seorang anak rumahan.

"Yuki-san, apa yang sebaiknya kita lakukan?"

"Kita harus keluar dan kemudian mencari bensin untuk mobil ini."

Mereka pun akhirnya keluar dari mobil.

"Angkat tangan dan diam ditempat sekarang!"

Terdengar suara teriakan dari belakang yang membuat Yuki seketika teralihkan.

Yuki yang melihat ada seorang prajuit militer yang menodongkan senjata kearahnya, kemudian mau tak mau harus mengangkat tangannya.

"Yuki-san." Hiiro terkejut melihat Yuki seketika ditodong oleh sebuah senjata.

"Aku tak tahu apa salahku sampai – sampai harus angkat tangan seperti ini."

"Diamlah, dituruti saja perintah."

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang