Yuki akhirnya sampai ditempatnya Itsuki. Ia penasaran apa yang ingin dibicarakan, sampai – sampai harus menemuinya lagi.
"Ayashima-san, maaf jika aku memanggilmu kembali kesini."
Tanpa basa – basi panjang, Yuki langsung menanyakan alasan ia dipanggil kembali.
Dan, Itsuki pun memberitahukan sebuah hal menarik yang kepadanya.
"Aku mendapatkan kabar jika pemerintah telah menemukan antibodi untuk mencegah infeksi dari senjata biologis milik pihak teroris."
Yuki terlihat senang mendengar kabar itu, karena dengan ditemukannya antibodi itu, akan membantu masyarakat terutama yang saat ini berada di Tokyo, bisa aman dari situasi sekarang.
Hanya saja disatu sisi, Yuki heran mengapa ia harus diberitahukan soal itu. Bukannya ia hanyalah seorang warga sipil biasanya yang sebaiknya tidak perlu tahu soal kepastian itu.
Itsuki pun menjelaskan alasan mengapa ia memberitahukan soal ini kepada Yuki.
"Aku memberitahumu, karena kau kuanggap sebagai perwakilan dari seluruh masyarakat Tokyo yang ada saat ini."
"Tidak ada niatanku untuk menyembunyikan soal kepastian ini dari masyarakat."
"Hanya saja....." Seketika Itsuki terdiam sejenak.
"Terjadi sebuah insiden yang membuat kita berada di situasi yang tidak menguntungkan."
Yuki penasaran dengan insiden itu, sampai – sampai meminta Itsuki untuk tidak menutupinya sekarang.
"Aku mendapatkan sebuah laporan, jika para ilmuwan yang membawa antibodi itu, tewas secara misterius disebuah rumah sakit yang berada di Shinjuku."
"Diprediksi jika mereka semua tewas karena diserang oleh sekelompok mayat hidup yang berkeliaran disana."
"Tapi, walau kami memprediksinya seperti itu, kami belum dapat memastikannya karena tidak ada satupun dari kami yang berada disana saat kejadian."
Yuki tercengang mendengarkan hal itu, siapa sangka jika akan ada sekelompok mayat hidup berkeliaran di Shinjuku.
Padahal sewaktu ia disana, ia tidak menemukan satu dari makhluk itu. Secara tak langsung, Yuki bersyukur karena tak menjumpai makhluk – makhluk itu disana.
"Sejujurnya, aku sempat berpikir untuk tidak memberitahumu soal ini, karena kemungkinan besar kami tak akan mampu membawa antibodi itu."
"Jadi, maksudmu memberitahuku soal ini, agar aku dan yang lainnya tidak terlalu berharap demikian soal kepastian itu. Begitu kan." Kata Yuki seakan sadar dengan alasan ia diberitahukan soal itu.
Itsuki berdalih dengan mengatakan jika seandainya situasi sekarang semakin gawat dan antibodi belum juga dapat diamankan, ia meminta agar Yuki dapat memberitahukan keseluruh masyarakat agar dapat memahaminya.
Yuki jelas heran, mengapa harus ia yang menyampaikan semua hal itu, bukannya pemerintah ataupun pihak militer yang seharusnya punya wewenang dalam menyampaikan itu semua.
Tapi seketika, Itsuki terlihat tertunduk lesu mendengar pernyataannya Yuki.
"Aku sadar, jika saat ini banyak dari masyarakat yang kecewa dan marah karena ketidakmampuan kami dalam menangani situasi ini."
"Jika seandainya dari pihak kami yang memberitahukan ini semua kepada masyarakat, kau bisa bayangkan bagaimana reaksi mereka mendengar hal itu."
Yuki sadar jika seandainya pemerintah ataupun pihak militer memberitahukan itu semua ke seluruh masyarakat, tanpa adanya kepastian yang jelas. Bisa – bisa masyarakat akan kehilangan kepercayaan dan sekaligus membenci mereka karena tidak becus dalam menyelesaikan situasi yang ada saat ini.
"Jadi, bagaimana langkah kalian selanjutnya?" Tanya Yuki.
"Rencananya malam ini, kami akan memulai misi operasi untuk mengamankan antibodi tersebut."
"Baiklah, aku akan ikut dalam misi operasi." Seketika Yuki mengajukan dirinya untuk ikut dalam misi operasi tersebut.
Itsuki jelas seketika tercengang mendengar perkataan itu terlontar dari mulutnya Yuki.
"Ayashima-san, aku memberitahukanmu soal ini, bukan untuk memaksamu agar terlibat dalam urusan kami."
Yuki berdalih jika ia tak mampu mengembang tugas untuk memberitahukan soal ketidakpastian itu kepada masyarakat.
Lagipula, Yuki merasa jika seandainya ia ikut dalam misi operasi itu, ia setidaknya bisa mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi disana.
"Baiklah, Ayashima-san. Aku akan melibatkanmu dalam misi operasi ini." Itsuki pun menerima ikutsertaannya Yuki dalam misi operasi tersebut.
Mereka pun akhirnya menyudahi pembicaraan, dan Yuki pun bersiap kembali ke kamp pengungsian.
"Ayashima-san, aku hanya mau memberitahumu satu hal, jika tidak akan ada yang menjamin nyawamu akan selamat pada misi operasi ini."
"Aku sudah bertahan hidup selama beberapa hari disana, dan aku yakin jika diriku akan baik – baik saja."
"Dan juga, aku percaya dengan keberuntungan yang kau sebutkan sebelumnya." Kata Yuki dengan percaya diri.
"Keberuntungan ya." Itsuki seketika ingat jika ia pernah mengucapkan kata itu karena tak menyangka Yuki bisa bertahan hidup disana.
Akhirnya, malam pun tiba. Sebuah helikopter nampaknya telah disiapkan dalam misi operasi tersebut.
"Ayashima-san, dalam misi operasi ini, kau akan berangkat dari sini sendirian. Soalnya, beberapa pasukan sudah berjaga disana."
"Baiklah."
Seketika Hiiro datang mengampiri Yuki.
"Yuki-san, apakah kau yakin kembali lagi kesana?"
"Aku harus kembali, ini demi keselamatan seluruh masyarakat Tokyo."
Hiiro yang mendengar itu seakan merasa jika ia juga harus bersama Yuki.
Tapi seketika, Yuki melarangnya, karena merasa akan sangat berbahaya membawanya kesana. Dan lagipula, menurutnya Hiiro sudah berada di tempat yang aman sekarang.
"Baiklah, aku pergi dulu." Yuki pun kemudian menaiki helikopter itu.
Itsuki terlihat menatap tajam kearah Yuki, seakan ingin mengatakan sesuatu.
"Ayashima-san, semoga beruntung disana."
"Baiklah." Yuki heran dengan perkataan Itsuki barusan.
Apakah perkataan itu dimaksudkan buat penyemangat atau karena sebelumnya ia terlihat sangat percaya diri dengan mengatakan jika dirinya akan baik – baik saja.
Helikopter pun kemudian lepas landas dan kemudian pergi.
Hiiro terus melihat helikopter itu dari kejauhan.
Ia merasa cemas dengan keadaan Yuki sekarang, karena merasa ada sesuatu yang salah dari kebenaran yang diketahui oleh Yuki saat ini.
Hiiro pun seketika melirik kearah Itsuki dengan tatapan tajam.
"Ada apa, apakah ada yang kau perlukan dariku?" Tanya Itsuki.
"Tidak. Tidak ada, Maaf." Jawab Hiiro.
Kemudian Hiiro pun berjalan pergi meninggalkan Itsuki.
Didalam hatinya, Hiiro merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh lelaki itu soal kebenaran yang disampaikannya kepada Yuki.
Ia merasa jika Itsuki secara tak langsung merencakan sesuatu disana, yang melibatkan ikutsertaan Yuki dalam misi operasi tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Nightmares
Mystery / ThrillerSeorang gadis terbangun dari situasi yang tidak diinginkannya, melihat tempat tinggalnya saat ini terlihat bagaikan mimpi buruk abadi dimatanya. Dia pun kemudian mulai mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi terhadap kota tempat ia tinggal sekar...