Chapter 4

3 0 0
                                    

Yuki pun mulai berpikir untuk mencari bantuan saat ini, tapi ia bingung harus mencari bantuan kemana.

Situasi Shibuya yang tidak berpenghuni, membuatnya bingung harus memulai darimana.

"Yuki-san, kau selalu terlihat bingung dan memikirkan sesuatu?"

"Maaf, aku hanya bingung, harus mencari bantuan kemana disituasi sekarang."

Hiiro yang sadar melihat sesuatu pun, kemudian menarik – narik lengan bajunnya Yuki.

"Ada apa, Hiiro?"

"Aku melihat diseberang jalan itu ada sebuah kantor polisi" Jawab Hiiro sambil menunjuk kearah sebuah kantor polisi.

Yuki pun sadar jika memang saat ini mereka berada dekat dengan kantor polisi.

"Hiiro, kau ini tampaknya merupakan seseorang yang selalu sadar akan sesuatu."

"Tentu saja, setidaknya aku tidak sepertimu yang selalu bingung di setiap waktu."

Mereka pun akhirnya menghampiri kantor polisi itu, bisa dibilang mereka saat ini berada disalah satu kantor pusatnya yang berada di Shibuya.

Namun, yang mereka lihatnya hanyalah sebuah gedung kosong tak berpenghuni sama sekali didalamnya.

"Bahkan dikantor polisi sekali pun sama sekali tidak ada orang."

Yuki pun kelihatannya sudah tidak terkejutnya lagi dengan keadaan yang ia lihat sekarang.

Mereka pun kemudian mengecek kantor polisi itu, tapi mereka tidak menemukan siapapun ataupun petunjuk apapun disana.

"Tempat ini seperti ditinggalkan begitu saja." Kata Yuki dalam pikirannya.

Jika seandainya situasi sekarang ini dipenuhi oleh banyak mayat hidup. Pastinya ia akan menemukan banyak sekali mayat yang bertebaran dijalan ataupun dikantor polisi saat ini.

Tapi, sedari ia berjalan di sekitaran kawasan, sampai akhirnya berada di kantor polisi, tidak ditemukan sama sekali jejak mayat apapun.

Hal seperti ini jelas membuat Yuki tambah heran dan bingung.

"Yuki-san?"

"Ada apa, Hiiro?"

"Tidak, aku....."

Yuki yang melihat ekspresi gelisahnya Hiiro pun jadi semakin tambah heran.

"Kau kenapa?"

"Aku mau ke toilet." Jawab Hiiro dengan raut wajah tersipu malu.

"Ah, baiklah." Yuki pun tak tahu harus bereaksi seperti apa terhadap seorang anak gadis yang saat ini butuh ke toilet.

"Barusan, sepertinya kita melewati sebuah area toilet, bisakah kau pergi sendirian saja."

"Soalnya, masih ada yang harus ku selidiki."

"Baiklah, aku akan pergi sendiri."

Hiiro pun kemudian pergi ke toilet sendirian.

Sebenarnya Yuki agak tidak tega membiarkan Hiiro pergi sendirian ke toilet. Tapi berhubung area toilet tidak terlalu jauh dari tempat Yuki berada, maka dari itu, ia membiarkannya pergi sendirian.

Yuki pun kemudian kembali mencari petunjuk yang bisa memberikan setidaknya sebuah jawaban apa yang saat ini terjadi di Shibuya.

Hanya saja, ia tidak menemukan apapun sama sekali.

"Percuma sepertinya aku kemari, tidak ada satupun yang ketemukan sebagai sebuah petunjuk."

"Aku benar – benar seperti ditinggalkan ditempat ini sendirian."

Yuki pun berpikir jika seandainya memang ada orang – orang yang hidup saat ini, kemanakah mereka berada sekarang.

"Argh!!!!!"

Seketika terdengar suara teriakan Hiiro dari dalam area toilet. Yuki pun sontak menghampirinya.

"Ada apa, Hiiro?"

Hiiro pun menunjukkan sebuah mayat polisi yang tergeletak disebuah lantai.

Yuki pun dibuat terkejut apa yang ia lihat. Ia pun kemudian mengecek mayat itu.

"Ada banyak bekas tembakan ditubuhnya."

Yuki pun sekali lagi dibuat heran karena sadar jika mayat polisi itu bukanlah seorang mayat hidup, melainkan orang normal. Ditambah lagi, mayatnya masih segar.

Jelas jika ada yang menembaknya semalam, tapi ia tidak tahu siapa yang melakukan itu.

Dari sini, Yuki pun menyadari jika ada yang tidak beres sekarang.

Sebuah wilayah yang seperti sengaja ditinggalkan, kemudian ada beberapa sesosok mayat hidup, dan kemudian seorang polisi yang mati ditembak oleh seseorang kemarin malam.

Banyak hal aneh disadari Yuki saat ini. Menurutnya apa yang terjadi sekarang benar – benar tidak masuk akal dalam pikirannya.

"Yuki-san, apa tidak sebaiknya kita menelepon polisi yang berada di distrik lain?"

Perkataannya Hiiro pun seakan memberikan pencerahan bagi Yuki.

Yuki pun tanpa banyak berpikir kemudian menelepon semua kepolisian yang berada di semua distrik di Tokyo sekarang.

Tapi sayangnya, semua nomor kepolisian yang ia coba hubungi, satu pun tidak ada yang dapat tersambung.

Yuki pun akhirnya mencoba untuk menghubungi satu nomor kepolisian terakhir, yaitu berada di Chiyoda.

Dan secara mengejutkan, akhirnya panggilannya dapat tersambung.

"Halo, Halo, kami saat ini butuh bantuan-"

".........."

Dan seketika telepon yang tersambung itu mati.

Panggilan tersebut sengaja dimatikan, begitulah dipikirnya Yuki. Apa yang sebenarnya terjadi di Chiyoda sampai – sampai panggilan dari sana dimatikan begitu saja.

Yuki benar – benar penasaran dengan situasi disana. Sampai akhirnya berpikir untuk pergi kesana untuk mendapatkan sebuah jawabannya.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang