Chapter 31

1 0 0
                                    

Mereka bertiga akhirnya sampai di Edogawa.

"Yuki-san, ngapain sebenarnya kita disini?" Tanya Hiiro.

"Entahlah, aku hanya mengikuti orang ini saja."

"Diamlah, anak kecil. Ikuti saja aku." Sahut Arumi seketika.

Hiiro jelas emosi mendengar dirinya kembali dipanggil anak kecil.

Mereka pun akhirnya sampai disebuah rumah susun.

Dan kemudian, berjalan mengarah ke rumah paling ujung yang berada dilantai dua tempat itu.

Arumi kemudian mengetuk pintu rumah itu dan kemudian datang seorang pria yang akhirnya membukakan pintu itu.

"Akhirnya kau datang juga." Kata si pria itu.

Hiiro yang melihat pria itu sadar, jika pria itu adalah ayahnya dan seketika langsung memeluknya.

Si pria itu tidak menyangka jika anaknya itu bisa ada disini.

"Jadi, dia itu putrimu ya, Keiro?" Tanya Arumi karena ia pun terkejut, karena tidak menyangka sama sekali.

"Ya, dia putriku. Bagaimana ceritanya kau bisa bersamanya?"

"Hanya kebetulan. Putrimu itu sebenarnya bersama dia selama ini." Jawab Arumi.

Yuki yang melihat pria itu seketika terkejut karena ayahnya Hiiro ternyata masih hidup dan saat ini ada dihadapannya.

Reaksi itu tak terduga, sampai - sampai membuat Arumi bingung melihatnya.

Ayahnya Hiiro yang bernama Keiro itu hanya tersenyum. Dan seketika, ia mempersilakan mereka semua masuk kerumahnya.

Didalam, Yuki menceritakan kejadian yang terjadi sewaktu di apartemen. Dan mengatakan jika ia saat itu benar - benar tidak tahu apa - apa dan menganggap apapun yang ia lihat itu adalah nyata.

"Kau memukulnya dengan alat pemadam api!" Seketika Arumi tertawa mendengar cerita itu.

Yuki menyesal karena telah melakukan hal itu kepada ayahnya Hiiro. Namun, ia tetap berdalih jika kejadian itu terjadi karena ketidaktahuannya akan kebenaran yang terjadi saat ini kepada dirinya.

Maka dari itu, ia merasa bodoh kepada dirinya sendiri dan seketika murung.

"Aku yang salah karena tidak berbicara terus terang waktu itu."

"Maafkan aku, Yuki-san."

Yuki bingung karena seketika Hiiro menyalahkan dirinya.

Hiiro kemudian menjelaskan jika ia dari awal sudah merasa aneh dengan perilaku Yuki. Dan juga tahu bahwa mayat hidup yang selalu dikatakan oleh Yuki itu hanyalah halusinasinya.

Namun, ia tidak memberitahukannya waktu itu, karena memikirkan keadaan Yuki sewaktu itu panik dengan keadaan, dan juga ia sendiri pun bingung mau memberikan penjelasan karena pada posisi yang juga tidak tahu apa - apa.

"Seharusnya kau memberitahuku lebih awal jika ada yang aneh dariku, Hiiro." Yuki kesal dengan Hiiro karena selalu diam selama ini mengenai keadaannya.

Namun, Hiiro membela diri jika ia berencana memberitahukan itu sewaktu di Izu. Tapi, Yuki saat itu lebih memilih mengabaikannya.

Yuki marah kepada Hiiro, karena dirinya dianggap mengabaikannya.

Akhirnya terjadi salah paham antara mereka berdua.

"Diam kalian berdua." Arumi pun seketika menghentikan kesalahpaham yang terjadi antara mereka berdua.

Yuki meminta maaf seketika karena telah memarahi Hiiro, ia sadar jika dirinya yang salah karena tidak mau mendengarkannya waktu itu dan memilih mengabaikannya.

"Sejujurnya, aku berterima kasih kepadamu, Yuki." kata Keiro.

Yuki heran karena seketika mengatakan itu kepadanya.

Keiro menjelaskan jika seandainya Yuki tidak ada disana untuk memukulnya dan kemudian membawa Hiiro pergi. Mungkin akan terjadi hal yang tak diinginkan.

"Apa maksudmu?" Arumi tak mengerti dengan maksud penjelasannya Keiro.

Jika seandainya Yuki tidak berada, dan kemudian membaws Hiiro pergi. Kemugkinan ibunya Hiiro akan datang dan membawannya secara paksa.

Dan Keiro sangat takut jika hal itu terjadi.

Sekali lagi, Arumi dibuat bingung oleh perkataannya Keiro, apa maksudnya ia takut jika ibunya Hiiro pergi membawanya.

Keiro pun sepertinya memahami kebingungannya Arumi.

"Oh ya, Arumi. Sebelumnya aku tidak pernah memberitahumu nama lengkapku."

"Kenapa rupanya?"

"Jika kau mengetahuinya, kau akan langsung memahaminya."

"Namaku adalah Shirogane Keiro."

"Shirogane, katamu!" Arumi sontak dibuat terkejut mendengar nama itu.

Yuki yang mendengarkan itu juga secara tidak langsung sadar jika Hiiro juga mempunyai nama lengkap itu, yang artinya mereka berkaitan dengan perusahaan Shirogane Executive.

"Siapa kau sebenarnya, apa maksudmu mengatakan itu?" Arumi sendiri sudah mulai tampak waspada terhadap Keiro.

"Aku adalah suami dari pemilik perusahaan itu."

Yuki dan Arumi dibuat terdiam karena mengetahui jika Keiro dan Hiiro adalah keluarga dari pemilik perusahaan Shirogane Executive yang selama ini menjadi salah satu biang masalah dari kekacauan yang terjadi di Tokyo saat ini.


Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang