Chapter 37

2 0 0
                                    

Didalam rumah sendiri, Yuki mulai terlihat tidak bisa menahan dirinya.

Melihat Arumi bertarung sendirian menghadapi Itsuki yang memiliki kekuatan seperti itu.

Membuatnya tidak bisa tinggal diam dan akhirnya berniat pergi membantunya.

Namun, seketika Hiiro menghentikannya.

"Yuki-san, kau tidak akan mampu membantunya."

"Kenapa kau seyakin itu."

"Entahlah, tapi aku merasa kau hanya akan membebaninya saja."

"Huh, Apa...."

Dipikir - pikir lagi, yang dikatakan oleh Hiiro itu benar.

Yuki sadar tidak akan mampu membantu Arumi dalam memenangi pertarungannya.

Namun berdiam diri ditempat pun, hanya membuatnya tambah cemas karena pertarungan itu sudah tampak tidak seimbang.

Akhirnya, Yuki berpikir bagaimana caranya ia dapat membantu Arumi tanpa harus membebaninya secara langsung.

"Apakah kau mencoba pergi keluar?"

Keiro seketika menegurnya tapi disadari.

"Ya, hanya saja...." Yuki tampak bingung untuk menjawabnya.

Seketika Keiro pergi kebelakang mengambil sesuatu.

"Bawalah benda ini."

Yuki terkejut karena tak menduga akan ada sebuah pelontar granat tersimpan didalam rumah.

"Arumi takkan bisa menang dalam pertarungan itu sendirian, kau harus membantunya."

"Baiklah."

Yuki pun segera bergegas keluar dan sambil membawa pelontar granat yang dibawanya itu.

Sedangkan diluar sendiri, pertarungan sudah tampak tidak seimbang.

Arumi sudah mulai menunjukkan ketidakberdayaan dalam menghadapi pertarungan itu.

Kekuatan Superhuman yang dimiliki Itsuki terlalu sulit untuk diukur sampai - sampai membuat Arumi kesulitan untuk mengantipasi beberapa serangannya.

Seketika ia pun lengah, dan dengan reaksi cepatnya.

Itsuki kemudian mencengkram lehernya dan kemudian mencekiknya.

"Akhirnya, aku bisa membunuhmu sekarang."

"Kenapa kau sangat terobsesi membunuhku, Itsuki?"

Arumi dengan suara yang sudah mulai hilang mempertanyakan itu.

Itsuki dengan santai menjawabnya.

"Karena bagiku itu adalah suatu tujuan."

"Agar diriku semakin berkembang."

Arumi dengan sekuat tenaga berusaha mencoba melepaskan dirinya dari cengkraman itu.

Namun, ia tak mampu dan pasrah dengan keadaannya.

Yuki pun datang, dan seketika melepaskan tembakan yang akhirnya membuat Itsuki tanpa sengaja melepaskan cengkramannya.

Ledakan dari granat itu sukses mengenai tepat Itsuki.

Arumi yang tergeletak sangat tak menduga kehadirannya Yuki dapat menyelamatkan nyawanya yang sudah berada di ujung tanduk.

"Ayashima Yuki."

Ledakan itu ternyata hanya membuat Itsuki terluka hampir disekujur tubuhnya.

Namun, tetap saja tidak mampu untuk membunuhnya.

"Yang benar saja."

Yuki pun seketika melepaskan kembali tembakannya ke Itsuki.

Namun dengan mudahnya, Itsuki menepis serangan itu dengan tangannya.

Sampai - sampai membuat Yuki hanya terbodoh melihatnya.

"Seharusnya kau tidak perlu ikut campur."

Perlahan, semua luka disekujur tubuhnya Itsuki mulai membaik dengan sendirinya.

Kekuatan regenerasi dari kekuatan yang dimilikinya, sangatlah tidak masuk akal terlihat.

"Kau pikir benda itu cukup untuk membunuhku?"

"Maaf saja jika benda ini tidak mampu membuatmu terbunuh." Jawab Yuki dengan nada bergurau.

Itsuki menyayangkan sikapnya Yuki yang seketika ikut campur dalam pertarungannya.

Ia pun menanyakan alasan Yuki sampai berani ambil resiko untuk terjun langsung menyerangnya.

Dengan mudah, Yuki menjawab.

"Aku disini hanya untuk teman saja."

"Teman katamu?"

Itsuki seketika meluncurkan kearah Yuki.

"Kau cuma menganggu saja tahu."

Dengan cepatnya, Itsuki kemudian mencengkram lehernya Yuki dan kemudian melemparnya jauh dari posisinya sekarang.

"Yuki."

Arumi yang tak berdaya pun hanya bisa melihat Yuki mengalami serangan itu tanpa bisa berbuat apa - apa.

Yuki seketika tak sadarkan diri karena harus menerima serangan sekeras itu.

Dan akhirnya, Itsuki berada di posisi yang sangat mustahil untuk dikalahkan oleh mereka berdua sekarang. 

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang