Chapter 5

3 0 0
                                    

Malam hari pun tiba, cuacanya saat itu benar – benar sangat dingin.

"Seharusnya aku memakai jaket yang tebal. Dingin banget."

"Aku tak mau sampai mati kedinginan saat ini."

Yuki benar – benar sangat mengigil kedinginan saat ini. Berbeda dengan Hiiro yang kelihatannya tidak terlalu kedinginan karena ia saat ini memakai jaket yang tebal.

"Hiiro, sepertinya kau tidak terlalu merasa kedinginan."

"Ah, maaf Yuki-san, jika aku membiarkanmu kedinginan sendiri."

Sepertinya Yuki benar – benar sangat sial sampai harus merasakan kedinginan seorang diri.

"Yuki-san, sepertinya aku melihat ada kuil disana." Kata Hiiro sambil menunjuk kearah sebuah kuil.

Mereka pun kemudian menghampiri kuil itu, dan seketika mereka dikejutkan dengan adanya sebuah tungku perapian yang hidup.

Yuki pun tanpa pikir panjang, kemudian menghangatkan dirinya dengan tungku perapian itu.

"Tapi aneh juga, jika ada sebuah tungku perapian hidup di situasi sekarang."

Yuki pun merasa jika ada seseorang sebelumnya pernah kemari dan kemudian menggunakan tungku perapian, karena tidak mungkin jika sebuah tungku perapian akan terus hidup sepanjang waktu jika tidak digunakan oleh seseorang.

Walau Yuki cukup heran juga, kenapa bisa seseorang ini sampai lupa mematikan tungku perapiannya.

"Hiiro, aku benar – benar sangat lelah sekarang, apa sebaiknya kita istirahat disini saja."

"Yuki-san, apa kau yakin, bukannya kau kedinginan sekarang."

"Ya, setidaknya jika didekat tungku perapian, aku bisa istirahat tanpa harus takut kedinginan."

Yuki pun seketika langsung terlelap dan akhirnya tidur disebelah tungku perapian itu.

Tanpa disadari, Yuki akhirnya berada disebuah wilayah yang kemungkinan masih berada di Tokyo.

Ia melihat disekitarannya penuh dengan mayat para militer bergeletak penuh dengan darah.

Jauh didepan matanya, ia melihat seorang gadis berambut kuning dan bermata biru menghadap kearahnya.

Dari perawakannya, gadis itu terlihat seumuran dengan dirinya.

Yuki pun kemudian menghampiri gadis itu, tapi seketika Yuki malah terjatuh didalam sebuah kegelapan yang sangat gulita.

Yuki mencoba memanggil gadis itu, tapi gadis itu sepertinya tidak mendengarkannya.

Akhirnya, Yuki pun pasrah dengan ditenggelamkannya dirinya dalam sebuah laut kegelapan.

Dan seketika Yuki pun terbangun dari mimpi itu.

Yuki yang terbangun dari tidurnya pun, bingung dengan maksud dari mimpinya itu. Dia bertemu dengan seorang gadis seumurannya, dan kemudian ia terjatuh disebuah laut kegelapan.

Apakah maksud dari mimpi tersebut, apakah itu sebuah petunjuk yang baik atau membawa malapetaka terhadap dirinya.

"Yuki-san, kau baik – baik saja."

Yuki tak menyangka ia akan kembali mengalami sebuah mimpi aneh.

"Tak apa, aku tadi hanya bermimpi."

"Mimpi apa, mimpi buruk kah?"

"Tidak, Tapi. Bagaimana ya aku menyebutkan mimpi ku barusan."

"Bisa dibilang mimpiku barusan seperti sebuah petunjuk."

Tapi walaupun Yuki mengatakannya seperti itu, jelas ia sendiri pun masih tidak bisa mengetahui apa maksud dari petunjuk dari mimpinya itu.

"Hei, Hiiro, apa menurutmu yang sebaiknya kita lakukan sekarang?"

"Huh." Hiiro pun tak menyangka jika Yuki akan melemparkan pertanyaan seperti itu kepadanya. Padahal selama ini ia hanya mengikuti kemana Yuki pergi.

Jelas jika ia bingung harus menjawab pertanyaannya Yuki barusan.

"Anu, Yuki-san, sebaiknya-"

Seketika perhatian Hiiro teralihkan.

"Yuki-san, sepertinya aku melihat ada orang – orang berseragam militer disana." Kata Hiiro sambil menunjuk kearah sekelompok para pasukan militer.

Yuki pun sontak melihat kearah sekelompok pasukan itu.

Tanpa pikir panjang, Yuki pun seketika mengejar kelompok pasukan militer itu.

Yuki pun sampai berteriak agar didengar oleh salah satu dari mereka.

Teriakan Yuki didengar, ia senang karena ada satu yang merespon teriakannya barusan.

Tapi yang terjadi adalah, salah satu dari pasukan tersebut malah terlihat menodongkan senjatanya kearah Yuki.

Yuki yang sadar dengan apa yang ia lihat barusan, kemudian langsung bersembunyi.

Dan seketika, suara tembakan dilepaskan begitu saja.

Yuki yang bersembunyi sekarang, merasa tak menyangka akan mendapatkan sebuah respon tak terduga seperti itu.

Sekelompok pasukan militer itu kemudian menghilang setelah melepaskan sebuah tembakan.

"Sial, Ia jelas – jelas melepaskan tembakan barusan."

Yuki heran dengan sikap salah satu orang dari kelompok pasukan militer itu, apa mungkin ia mengira yang dilihatnya itu adalah mayat hidup, sampai tanpa pikir panjang melepaskan tembakannya.

Tapi jelas jika orang barusan, melihat dirinya dan dapat membedakannya.

Apa jangan – jangan tembakan barusan dilepas secara sengaja.

Yuki pun mulai merasa jika tempat ia dan Hiiro berada saat ini sudah tak aman. Dan akhirnya mereka pun pergi dari kawasan kuil itu.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang