Chapter 24

2 0 0
                                    

Sesampainya diluar, Risa seketika disergap oleh salah seorang personel militer yang disana, ia pun tak sadar jika ada seseorang akan muncul tiba – tiba disekitar.

Dan, Risa pun berpikir untuk melumpuhkannya, karena orang itu telah melihatnya keluar dari tempatnya Itsuki.

"Apa yang kau lakukan disekitar sini, Nona?"

Dan ternyata, personel militer itu tak sempat melihat Risa keluar dari sana.

Akhirnya, Risa pun mengurungkan niatnya untuk melumpuhkan orang itu, dan akhirnya ia harus berakting agar tidak ketahuan.

"Aku hanya bingung harus kemana, prajurit lainnya mengatakan jika aku harus pergi ke kamp pengungsian, tapi aku tidak tahu harus pergi kemana." Kata Risa sambil berakting layaknya gadis polos yang kebingungan.

"Begitulah rupanya, Nona. Baiklah saya akan membawa anda kesana."

Si personel militer itu pun akhirnya membawa Risa ke kamp pengungsian.

Risa berpikir jika ia bisa saja menghabisi seluruh personel militer yang ada ditempat, hanya saja ia tidak ingin kelihatan mencolok. Dan akhirnya, ia lebih memilih berakting untuk bermain aman.

Sesampainya di kamp pengungsian, Risa pun tak sengaja melihat ada seorang anak gadis yang terlihat duduk menangis tersedu – sedu.

"Ada apa dengan anak gadis itu?" Tanya Risa.

"Oh, gadis itu, ia sepertinya sedih mendengar kabar keluarganya yang tewas ikut serta dalam misi operasi kami di Shinjuku." Jawab personel militer itu.

"Keluarganya ada yang ikut serta dalam misi operasi?"

"Ya, sepertinya kelurganya itu adalah kakaknya, mereka berdua datang kesini semalam dari Shibuya."

Risa pun sepertinya mengenal siapa anak gadis itu dan juga kakaknya yang dimaksud.

Si personel militer itu pun akhirnya meninggalkan Risa di kamp pengungsian, lalu Risa pun menghampiri anak gadis itu.

Setelah melihat dengan saksama siapa gadis itu, Risa pun sadar ia adalah anak gadis yang selalu bersama Yuki saat di Shibuya waktu itu.

"Kau baik – baik saja?" Tegur Risa.

"Ya."

"Siapa namamu, nak?"

"Aku Hiiro. Eh, bukannya anda gadis yang waktu itu bersama Yuki-san di minimarket waktu itu."

"Huh. Apa maksudmu?" Risa tak mengira jika anak gadis ini tahu dirinya.

Hiiro pun bersikeras jika ia mengetahuinya karena ia sempat melihatnya duduk bersama Yuki membicarakan sesuatu.

Risa pun akhirnya tak dapat mengelak dan akhirnya jujur jika yang dilihat Hiiro pada waktu itu memang dirinya.

"Yuki-san...." Seketika Hiiro pun murung mengingat jika Yuki sudah tewas.

Risa pun tak tega melihat Hiiro murung dan sedih karena tidak mengetahui kebenaran mengenai keadaan Yuki sekarang.

"Yuki belum mati. Dia masih hidup."

Seketika Hiiro terkejut mendengar perkataannya Risa.

"Kenapa kau beranggap seperti itu, jelas – jelas jika Yuki-san tewas bersamaan dengan banyak pasukan yang pergi ke Shinjuku menjalankan misi."

"Itu tidak mungkin." Hiiro pun menyangkal perkataannya Risa.

"Aku tahu, karena aku sempat bertemu lagi dengannya sebelum kesini."

Hiiro tak yakin jika itu benar. Bisa saja Risa hanya mencoba membuatnya percaya dan berharap jika apa yang dikatakannya itu benar.

"Jika kau tidak percaya, kita akan pergi menemuinya sekarang."

"Apa maksudmu, Adachi-san. Pergi dari sini?"

"Ya." Seketika Risa pun menarik tangannya Hiiro dan kemudian meninggalkan kamp pengungsian.

Mereka pun akhirnya bersembunyi, dan Risa perlahan memikirkan bagaimana caranya mereka bisa kabur dari tempat ini.

"Adachi-san, kau yakin kita akan kabur dari sini. Disini banyak personel militer menjaga."

"Tenang saja, ikuti saja aku."

Hiiro pun akhirnya mengikuti Risa yang saat ini sedang berpikir mencari jalan keluar.

Lalu, mereka pun tak sengaja bertemu dengan dua personel militer yang ada tepat dihadapan mereka.

"Oi, Mau kemana kalian?"

Hiiro pun tampak ketakutan karena merasa jika mereka saat ini sudah ketangkap basah berusaha kabur.

Risa pun berdiam sejenak memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini untuk mengatasi situasi ini.

Kedua personel militer yang melihat mereka hanya diam saja saat ditanya, membuat mereka seketika menodongkan senjata kearah mereka berdua, dan kemudian perlahan berjalan kearah mereka.

"Adachi-san, bagaimana ini?" Hiiro tampak mulai panik karena melihat kedua personel militer itu perlahan mulai mendekati mereka.

"Baiklah, mau tak mau harus kulakukan."

Risa pun seketika meluncur cepat kearah kedua personel militer itu, dan kemudian menghempas mereka berdua sampai keduanya terlempar jauh dari hadapan mereka.

Hiiro yang melihat kekuatannya Risa pun takjub karena tak menyangka, orang yang dihadapannya sekarang memiliki kekuatan yang luar biasanya layaknya superhero.

"Aku sebenarnya tak mau melakukan kekerasan seperti itu."

"Tapi situasinya mendesak, jadi harus kulakukan."

Hiiro pun seketika memuji Risa sebagai orang yang paling keren yang pernah ia temui dalam hidupnya. Ia tak menyangka jika aka nada orang seperti ini bersama dengan dirinya saat ini.

"Begitu ya." Namun Risa hanya menanggapi pujian itu dengan sikap datar.

Tapi seperinya, Hiiro itu terpengaruh dengan sikap datarnya Risa, dan malah menganggap itu sebagai nilai tambah yang membuatnya semakin tambah keren.

Mereka pun akhirnya meninggalkan tempat itu dan kemudian pergi.

Disaat berlari, Hiiro pun bertanya apakah Risa sudah menemukan jalan keluar bagi mereka.

Risa pun berpikir sejenak saat berlari, dan akhirnya menemukan jawaban terbaik menuju jalan keluar mereka berdua.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang