Chapter 30

2 0 0
                                    

Mereka akhirnya berada di luar rumah sakit.

Naomi melihat tidak ada satupun dari pasukan pemberontak ada di pandangannya.

Jelas jika ia ditipu agar terpaksa ikut ajakannya Risa.

"Kau tunggu apa, segera masuk." Risa kemudian membuka pintu mobilnya agar Naomi bisa langsung segera duduk.

Dan akhirnya ia pun benar - benar harus ikut dengan Risa pergi dari situ.

Mereka pun segera pergi dari kawasan rumah sakit itu.

Dijalan, Naomi melihat kearah Risa, ia bingung siapa orang ini, apakah ia ini adalah orang kiriman pemerintah atau jangan - jangan dari pihak lain.

Tapi kemudian ia pun jadi malas memikirkan itu, dan terlihat tidak peduli dengan siapa Risa sebenarnya.

Risa kemudian mengambil sebuah kotak rokok yang tersimpan didalam sebuah dashboard mobil.

Kemudian ia menyalakan rokok itu, dan ia pun menghisapnya.

"Aku tak menduga jika kau itu seorang perokok."

"Apakah kau keberatan?"

"Tidak juga, nikmati saja."

Naomi kelihatannya tidak menduga jika Risa adalah seorang perokok.

Setelah itu, Risa secara tiba - tiba mengatakan jika ia bukan kiriman dari pemerintah seperti yang mungkin diduga olehnya.

Namun, Naomi sendiri tidak memperdulikan itu dan secara tak langsung ia pun tidak tertarik mengetahui apapun.

Selepas Risa mengklarifikasikan dirinya, ia pun kemudian mempertanyakan mengenai kejadian yang terjadi di rumah sakit sebelumnya.

Naomi menjelaskan jika apa yang terjadi waktu itu dirumah sakit sangatlah berlangsung cepat dan tak ia duga sama sekali.

Ia cuma ditugaskan Itsuki untuk melenyapkan targetnya yaitu Yuki dan kemudian pura - pura bersandiwara dihadapannya.

Maka dari itu, kehadiran Arumi disana sangat tidak diduga dan akhirnya merusak sandiwaranya.

"Satu hal yang mau kupastikan."

"Jika seandainya tidak ada Arumi disana, apakah kau akan tetap membunuh Yuki sesuai perintah yang diberikan."

Seketika Naomi bingung untuk menanggapi pertanyaan itu.

"Apa yang diperintahkan oleh atasan sudah mutlak, aku hanya bisa melaksanakannya."

Namun, sepertinya Risa tidak tertarik dengan jawaban itu, ia mau Naomi memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang ia rasakan sebenarnya ketika diberi perintah seperti itu.

"Kalau mengikuti perasaan, mungkin aku akan menolaknya."

"Karena aku tidak mau mengotori tanganku sendiri dengan membunuh orang yang tidak salah."

"Tapi."

Naomi pun menjelaskan bagaimana cerita sebenarnya ia dipaksa oleh Itsuki untuk melaksakan perintah itu.

Kemudian, dari situ. Muncul sebuah situasi yang membuatnya harus mengikuti perintah itu tanpa bisa mengelak sama sekali.

Jika tidak, mungkin ia bisa membuat sebuah alasan agar ia tidak perlu melaksanakan perintah itu.

Dari penjelasannya, Risa mengerti jika situasi dia pada waktu itu dilematis, dan membuatnya terpaksa harus mengambil satu-satunya pilihan.

"Kemana sekarang aku harus mengantarmu?"

"Minato."

Risa tak menduga jika ia akan meminta diantar ke distrik itu.

Karena seperti yang diketahuinya jika sekarang distrik itu berada di zona merah. Dan ia tak tega membawa seseorang yang terluka kesana.

"Aku sebenarnya adalah komandan pasukan disana." Seketika Naomi menyebutkan posisinya di distrik itu.

"Oh."

Kelihatannya Risa sangat tidak menduga itu, jika gadis yang terlihat lebih muda darinya ini, saat ternyata ditempatkan dalam posisi tinggi di situasi sekarang.

Ia pun akhirnya bersedia membawanya pergi ke Minato.

Mereka pun akhirnya sampai di sebuah kawasan yang dijadikan markas oleh militer pemerintah di distrik itu.

"Terima kasih atas bantuanmu."

"Oh ya, siapa namamu?"

"Adachi Risa."

"Huh" Naomi seakan menyadari jika ia tidak asing dengan nama itu.

Namun tiba - tiba pasukan personel yang ada disana mendatangi mobil itu dan kemudian mengarahkan senjata mereka semua.

"Kapten Ayase." Sapa salah satu personel yang mengenali komandannya itu.

Mereka pun keluar dari mobil itu dan Naomi seketika memberi perintah ke semua pasukannya agar segera menurunkan senjata mereka.

"Kapten, kau terluka, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Tidak masalah, aku baik - baik saja."

Salah satu dari personel terlihat emosi dengan mengira jika Risa yang melakukan itu dan seketika menuduhnya begitu saja.

"Tidak, tidak. Dialah yang menyelamatkanku."

"Kau ternyata punya banyak bawahan yang peduli padamu."

"Ya, begitulah."

"Jangan sampai kau mengecewakan mereka semua."

Risa kemudian kembali ke mobilnya.

"Adachi Risa-san?" Panggil Naomi.

Namun seketika ia bingung harus mengatakan apa karena Risa merespon panggilannya itu.

"Tidak, aku hanya ingin tahu kemana kau akan pergi setelah ini?" Naomi pun seketika bertanya.

"Edogawa." Risa pun kembali ke mobilnya dan seketika pergi.

Naomi yang melihatnya sudah pergi, seketika merasa jika ia tidak asing dengan nama itu.

Tokyo NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang